Perbaikan Gizi, Perbaikan Manusia Indonesia
Indonesia mengalami problem gizi. Di perkotaan kelebihan gizi lalu banyak yang mati. Di perdesaan kekurangan gizi mati juga. Mayoritas rakyat Indonesia pada mati sebelum sejahtera!.
Indonesia mengalami problem gizi. Di perkotaan kelebihan gizi lalu banyak yang mati. Di perdesaan kekurangan gizi mati juga. Mayoritas rakyat Indonesia pada mati sebelum sejahtera!.
Upah yang minim menyebabkan mereka tak bisa sekolahkan anak. Anak perempuan adalah beban karena itu harus segera dikawinkan
Sialnya makin modern, keinginan mengonsumsi makanan olahan dan makanan kreasi (crave-ity) makin tinggi
Produsen literasi ( penulis/wartawan/penerbit) perlu membuat banyak buku tentang “keren beken” menjadi petani
Kecukupan pangan manusia menentukan peradaban. Di baliknya ada budidaya yang menentukan kebudayaan, dan pembibitan merupakan pilar dasar kebudayaan
Anak perempuan dipandang sebagai beban karena itu harus cepat dinikahkan. Anak laki-laki dipandang sebagai aset tenaga kerja, karena itu jangan sekolah yang jauh supaya tetap bisa membantu bapak di rumah
BOSAN dengan isu-isu kelas tinggi, yang muter-muter seputar kekuasaan. Kita kembali saja ke desa, ke persoalan yang lebih nyata
Bekas galian batu alam ini masih menyisakan pesona alam yang elok rupawan. Letaknya sekitar 5 km dari Lapas Sukamiskin Kota Bandung. Naas…
Ke arah visi peradaban,bergerak praksis mengubah keadaan” OLEH FAIZ MANSHUR. Ketua Yayasan Odesa Indonesia,Bandung. Setiap usaha pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) itu harus dimulai dengan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM). Tanpa memperbaiki manusia, kita tidak mungkin memperbaiki keadaan alam. Kecerdasan dan kesadaran manusia terhadap alam harus tepat demi keberlangsungan hidup yang lebih baik. Remaja di