Sekolah Tani Remaja Odesa Indonesia

Ke arah visi peradaban,bergerak praksis mengubah keadaan”

OLEH FAIZ MANSHUR. Ketua Yayasan Odesa Indonesia,Bandung.




Setiap usaha pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) itu harus dimulai dengan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM). Tanpa memperbaiki manusia, kita tidak mungkin memperbaiki keadaan alam. Kecerdasan dan kesadaran manusia terhadap alam harus tepat demi keberlangsungan hidup yang lebih baik. Remaja di perdesaan memiliki peran penting dalam pembangunan hidup yang berkeadaban melalui empat pilar peradaban yaitu kekuatan pangan, kekuatan ternak, kekuatan literasi dan kekuatan teknologi. Bukankah beberapa tahun mendatang mereka akan menjadi dewasa, menikah dan beranak pinak?

Visi dan Praksis
Arah pembangunan Odesa Indonesia memiliki visi yang besar (peradaban), tetapi sekaligus praktis dalam keseharian pendampingan kerja keorganisasian di akar rumput karena peradaban hanya tegak berdiri jika empat pilarnya (pangan,ternak,literasi dan teknologinya) kokoh. Sekolah Tani Remaja (STR) Odesa Indonesia adalah pendidikan pertanian yang bergerak pada sektor remaja desa; pada usia pendidikan itu sangat produktif untuk memasok pengetahuan dan mendapatkan pengalaman sehingga menjadi bekal usaha mereka.

Pendidikan terbaik pada setiap sektor adalah berpijak pada teori dan praktik. Teori-teori baru akan membuka wawasan, praktik dengan teori baru akan memperbaharui tindakan. Kegagalan pertanian di Indonesia karena disebabkan oleh masalah mendasar, yakni tidak berkembangnya ilmu pengetahuan baru di kalangan petani. Petani dibiarkan jumud dengan pengetahuan lama, sementara begitu banyak inovasi yang memungkinkan membuka peluang besar bagi kemajuan, salahsatunya adalah metode pengelolaan lahan terbatas untuk menghasilkan nilai ekonomi yang baik.




Remaja adalah modal dasar kemajuan pertanian. Terutama anak-anak petani atau anak-anak di perdesaan harus mendapatkan pendidikan pertanian secara baik untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 15-17 tahun setiap remaja mesti mendapatkan pengalaman yang baik dalam hal budidaya, pasca panen dan perdagangan.

Modal pengetahuan bercocok tanam akan membekali kesadaraan seseorang pada kemudian hari, bahwa apa yang pernah ia ketahui tersebut bisa dijadikan salahsatu pilihan bidang pekerjaan. Misalnya seorang remaja teresebut pada kemudian hari bekerja tidak pada bidang pertanian. Kemudian pada kurun masa tertentu mengalami kebosanan atau terkena PHK dari tempat kerjanya. Ketika dirinya tersedia pengetahuan dan pengalaman bertani, maka bidang pertanian bisa menjadi pilihan usahanya.




Tidak ada orang yang tidak menyukai dunia pertanian. Manusia dengan tanah, air, tumbuhan dan satwa merupakan himpunan hidup yang secara naluriah memiliki kedekatan emosional yang tebangun dari sisi genetisnya. Orang-orang menghindari pertanian bukan karena tidak menyukai, melainkan tidak mengetahui nilai lebihnya, atau tidak punya bekal ilmu pengetahuan sama sekali. Jika dibekali ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baik, apapun jenis usahanya mereka akan meminatinya.

Orangtua petani mungkin tidak tertarik dengan program pendidikan pertanian karena sebagian besar mereka tidak ingin anak-anaknya jadi petani akibat “trauma”. Para petani lebih senang jika anaknya jadi polisi, dokter, pilot, pejabat atau tukang bengkel. Sebagian dari mereka tentu ada yang bilang, kalau bertani anak saya sudah bisa karena tiap hari juga membantu saya. Tapi mereka tidak menyadari model pertanian yang mereka lakukan itu bukan pertanian yang baik. Mereka kebanyakan tidak mengerti model-model lain, model-model baru pertanian yang lebih cerdas, efektif dan benar-benar mensejahterakan hidupnya.

Mereka hanya mengetahui bahwa pertanian adalah sebagaimana yang mereka lakukan. Bahkan pengetahuan mendasar tentang green house pun tidak menjadi pengetahuan mereka. Pandangan optimis mereka hanya satu, yakni manakala mereka memiliki tanah yang luas, otomatis hasil akan sangat banyak. Sementara kenyataannya, memiliki tanah 1/4 hektar saja tidak terurus. Padahal tanah seluas ¼ jika dikelola secara tepat, modern dan teritegrasi dengan keperluan konsumen barangkali akan menghidupi mereka secara berkecukupan dan menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang tinggi.




Cara baru bertani
Pertanian pada kehidupan remaja desa harus dibuat dengan model baru: pengetahuan tentang tanaman baru atau tanaman lama dengan pendekatan baru, praktik model baru. Yang paling mendasar dalam pembaharuan ini supaya mereka berkegiatan secara menyenangkan. Ada kursus pengetahuan manfaat tanaman melalui video. Materi sudah sedemikian mudah dan melimpah kita dapatkan dari daerah lain atau negara lain. Trainer bisa berperan aktif dan telaten menjelaskan satu persatu kajian tanaman.

Tanaman atau buah yang fenomenal untuk kebutuhan hidup anak-anak remaja perlu dijelaskan secara praktis. Tanaman kelor/moringa yang kaya kandungan gizi misalnya, bisa dijelaskan sebagai tanaman yang cocok buat remaja supaya tidak mudah capek, kuat olahraga, mudah fokus menyerap pelajaran di sekolah, dan seterusnya. Kita perlu memamerkan juga para atlet yang sehat itu mengonsumsi kelor/moringa. Sekalipun sudah dalam bentuk tablet atau bubut, tetapi bahan baku dasarnya kebanyakan berasal dari daun atau biji kelor.

Melangkah bersama Kelor
Menggerakkan pertanian modern pada sektor pertanian adalah langkah terbaik membangun peradaban. Tidak hanya berkait dengan urusan masa depan, tetapi juga akan menguntungkan masa kini. Orang-orangtua anak remaja yang kebanyakan petani juga diuntungkan karena sebelumnya anak-anaknya yang cuek urusan pertanian mendadak peduli pertanian, bahkan memberikan pelajaran-pelajaran berharga tentang pentingnya Kelor/Moringa untuk sayuran emaknya; Moringa/Kelor bagus untuk pakan ternaknya. Daun Afrika bisa menyehatkan sapinya.

Pada tanaman Kelor/Moringa, Organisasi besar dunia seperti WHO, FAO, dan bahkan PBB sekalipun sudah sedemikian aktif mengusahakan Moringa sebagai tanaman yang harus digalakkan guna memperbaiki gizi di seluruh dunia. Indonesia tertinggal memang, ya tertinggal dalam urusan apapun. Sampai sekarang pemerintah pun tidak pernah menyentuh Kelor/Moringa. Maka kelompok Swadaya harus lebih aktif dan terus menyuarakan hal ini. Tani remaja dengan memperkuat Kelor/Moringa adalah langkah cerdas membangun pangan yang baik, memperkuat ternak, dan mencerdaskan literasi/edukasi dan dengan hasil nilai lebih itu, kelak pertanian bisa maju dari sisi teknologi seperti ponsel pintar untuk pertanian, traktor, mesin pasca panen dan lain sebagainya.




Sekolah Tani Remaja (STR) adalah kebutuhan penting bangsa ini. Kita membangun karakter anak-anak petani agar lebih berdaya guna, menjadi petani (produsen) yang cerdas dan efektif, memiliki kesadaran kolektif untuk kegiatan ekonominya, dan bisa bekerja dengan mindset kewirausahaan yang baik. Ini akan berguna pada masa kini dan baik bagi masa depan mereka.[]

Baca Masa Depan Indonesia Pada Sektor Pertanian
Baca Polybag Sebagai Cara Menggerakkan Pertanian
Baca Mengubah Keadaan Petani
Baca Kelemahan Pikir Petani



Keranjang Belanja