Akhirnya Rumah Reyot di Cikadut ini dibongkar
Pembongkaran rumah yang sudah ditempati keluarga Asep selama 15 tahun itu, seperti menandai berakhirnya kekhawatiran keluarga tersebut
Pembongkaran rumah yang sudah ditempati keluarga Asep selama 15 tahun itu, seperti menandai berakhirnya kekhawatiran keluarga tersebut
Siang itu kampung Pasanggrahan dilanda panas menyengat. Di puncak bukit berketinggian 1.200 Mdpl itu,situasi kampung dengan 60 rumah tampak sepi. Bulan puasa membuat banyak orang memilih aktivitas di dalam rumah. Sudah beberapakali penulis melewati kampung ini. Setiapkali menuju kawasan Puncak Bintang, Kecamatan Cimenyan melalui jalan Padasuka dan Cibanteng, selalu melewati Pesanggrahan. Dari puncak Bintang masih
Bapa… enjing bumi ieu bade dibongkar nya!” (Bapak, besok rumah ini mau dibongkar ya!) Begitu ucapan bu Nina Lubis kepada Mang Endak yang kedua matanya tak bisa melihat normal karena katarak.!” Mang Endak dan Mak Eutik yang ada di lawang pintu semula bingung, tak mengerti. “Ya bade dibongkar, bade digentos ku nu langkung sae!” (Ya
Dulu Rumahnya dibangun dari Hasil Undian Porkas, Sekarang dibiayai Yayasan Amal Sosial Read More »
Janda tiga Anak, bekerja tiga hari dalam seminggu. Tinggal menumpang di rumah warga. Ketiga anaknya menganggur. Bu Aas (55 tahun), seorang ibu dengan tiga anak ini hidup tanpa rumah. Ia menjanda ditinggal suaminya tanpa aset apapun. Saat ini ia menumpang di rumah saudaranya dengan kamar satu ukuran 8x 3 meter. Lokasi tinggalnya di Kampung Sekabalingbing
Nenek Enoh umurnya 82 tahun. Tinggal di rumah tua yang temboknya rapuh. Atapnya bocor. Dapur buruk dan MCK-nya tidak sehat. Sekilas dari halamannya rumah itu tampak cukup dan wajar karena rumahnya sudah permanen.Tapi jika mendekat, terlebih masuk ke bagian dalam, maka kita akan melihat kenyataan rumah ini tidak layak huni. Apalagi sebagian temboknya retak dan
Ibu Konah, di rumahnya yang tidak layak huni, Tareptep Mekarmanik, Cimenyan. Nama yang tertulis di Kartu Keluarga singkat, Konah, 68 tahun, seorang Janda ini tinggal di rumah tua dengan kayu-kayu yang lapuk. Rumah panggung dengan ukuran 4 x 6 itu ditinggali bersama anaknya, Enjang Setiawan (35 tahun), yang menduda dan belum menikah lagi karena kesulitan
Keluarga Pak Daing, kayu-kayu rumahnya melapuk akan ambruk. Tidak ada kamar dan tidak memiliki MCK. Keluarga Pak Daing ( 72 tahun), tinggal bersama istri, Enah (65 tahun) dan anaknya Upri (32 tahun) dan seorang cucunya. Sepanjang hidupnya ia melakoni sebagai buruh tani, bekerja di ladang-ladang milik orang. Ketidakcukupan pangan membuat dirinya hanya bisa fokus mencari
Pak Ace, berumah di gubuk dengan anaknya yang sakit, di Kampung Tareptep Mekarmanik Cimenyan. Pak Ace, 37 (tahun) tinggal bersama istrinya dan satu orang anaknya yang sakit “permanen’. Ia seorang buruh tani dengan penghasilan yang tak pasti. Menempati rumah kayunya yang sempit berukuran sekitar 4 x 6 meter. Rumahnya di Kampung Tareptep, RT 01/RW 06,
Keluarga Jajang Kandi. Buruh-tani di Waas Mekarmanik Cimenyan. Rumahnya reyot. MCK kotor. Hidup serba kekurangan membuat Jajang Kandi (33 tahun) tidak bisa berbuat banyak ketika rumah panggungnya mengalami pelapukan. Ia sudah lama khawatir makin lama tiang penyangganya makin keropos lalu ambruk. Belum lagi semakin lama bagian atapnya semakin banyak mengalami kebocoran. Saat hujan turun ia
BANDUNG: Foto di atas merupakan rumah Pak Maman, penduduk di Kampung Tareptep, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kami menemui pemilik rumahnya, pada Jumat, 24 Maret 2017. Pertama melihat pemilik rumah tersebut, kesan saya bertemu dengan seorang kakek. Namun ketika membuka Kartu Keluarga tertulis, Maman lahir 26-02-1978 ( 39 tahun ), sedangkan istrinya,
Di Tareptep Cimenyan Kab.Bandung 7 Keluarga Berumah di Gubuk Read More »