Nenek Enoh umurnya 82 tahun. Tinggal di rumah tua yang temboknya rapuh. Atapnya bocor. Dapur buruk dan MCK-nya tidak sehat.
Sekilas dari halamannya rumah itu tampak cukup dan wajar karena rumahnya sudah permanen.Tapi jika mendekat, terlebih masuk ke bagian dalam, maka kita akan melihat kenyataan rumah ini tidak layak huni. Apalagi sebagian temboknya retak dan banyak atap yang bocor. Selain berusia tua, rumah tembok ini mungkin dulunya dibuat kurang kuat sehingga mudah mengalami kerusakan.
Di kampung Sekebalingbing, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung itu Nenek Enoh hidup bersama anaknya, Agus Koswara (44 tahun) yang tidak menikah. Hidup berdua tanpa pekerjaan yang jelas. Kebutuhan sehari-hari bisa dibilang mepet untuk urusan makan.
Tak banyak orang tahu kehidupan di lereng perbukitan ini karena sekalipun jaraknya hanya 3 Km dari kawasan Jalan Nasional A.H Nasution Kota Bandung, tempatnya agak tersembunyi. Di kampung sekebalingbing tingkat kemiskinannya tidak separah di kampung-kampung kawasan Mekarmanik Cimenyan. Namun kehidupan keluarga lanjut usia sebagai buruh tani penghasilannya tak lebih 700 ribu setiap bulan.
“Kerja serabutan hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Kebutuhan seperti memperbaiki MCK dan membenahi rumah tidak mampu. Saya tahu persis kehidupan sehari-harinya yang serba kekurangan,” kata Ansor, tetangga sebelahnya yang memandu liputan Odesa.id ke rumah Nenek Enoh.-Khoiril