Jajang Kandi Rumah Tidak Layak Huni

Keluarga Jajang Kandi. Buruh-tani di Waas Mekarmanik Cimenyan. Rumahnya reyot. MCK kotor.

Hidup serba kekurangan membuat Jajang Kandi (33 tahun) tidak bisa berbuat banyak ketika rumah panggungnya mengalami pelapukan. Ia sudah lama khawatir makin lama tiang penyangganya makin keropos lalu ambruk. Belum lagi semakin lama bagian atapnya semakin banyak mengalami kebocoran. Saat hujan turun ia harus sibuk menambal dengan plastik. Kalau airnya tidak bisa dicegah ia harus sibuk mencari ember untuk tadah air.

“Ya saya ingin rumah ini lebih baik. Soalnya kayu-kayunya sudah tua. Saya tidak bisa membangun. Cari makan saja susah,” katanya kepada Odesa.id, saat ditemui Sabtu, 25 Maret 2017 lalu.

Di rumah yang tidak layak huni (rutilahu) itu, Jajang Kandi tinggal bersama istri Enyi Hayati (32 tahun) dan dua anaknya, Epi Sutandi (12 tahun Aditia (10 tahun). Alamat rumahnya di Kampung Waas, RT 05 RW 06 Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Di rumah itu, sarana Mandi, Cuci dan Kakus juga tidak memadai.

Pekerjaan Jajang Kandi adalah buruh tani yang penghasilannya sangat ditentukan oleh job. Biasanya sebulan hanya mendapatkan 10-15 hari kerja. Terkadang sebulan kosong tanpa kerjaan sama sekali.

“Maklum Pak, musim kerja tani lebih banyak yang kosong,” terangnya.

Soal penghasilan ekonomi yang tak jelas membuat test.odesa.id agak kesulitan menghitung secara rinci. Namun seperti yang dikatakan Jajang, dalam bulann Pebruari lalu ia mendapatkan uang 380.000. Pada bulan Januari, ia mendapatkan uang Rp 430.000 dari pekerjaannya.

Kepada Odesa.id Jajang kandi menyatakan senang kalau rumahnya bisa dibantu. “Mau,” katanya.-Khoiril

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja