Di dunia masa kini, dimana ritme kehidupan berjalan lebih cepat dari sebelumnya, kaum muda seringkali mendapati diri mereka berada di persimpangan berbagai tantangan yang dapat menyebabkan stress dan kecemasan.
Sifat stress yang beragam di kalangan kaum muda, yang berasal dari tekanan akademis, sosial, maupun pribadi, memerlukan eksplorasi tindakan pencegahan. Artikel ini menggali potensi dari berkebun sebagai pendekatan proaktif untuk menjaga kesejahteraan mental sejak usia dini.
Memahami Stress
Stress, yang merupakan aspek pengalaman manusia yang ada dimanapun, merupakan respons fisiologis dan psikologis terhadap situasi yang membebani satu individu. Ini berfungsi sebagai mekanisme alami tubuh untuk mengatasi ancaman yang dirasakan, mempersiapkan individu untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan.
Namun, ketika stress menjadi kronis atau berlebihan, hal ini dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Kaum muda, mengingat serangkaian tantangan yang mereka hadapi selama tahun-tahun pertumbuhan mereka, sangat rentan terhadap dampak stress yang berkepanjangan.
Penyebab Stress
Sumber stress bagi kaum muda masa kini cenderung beragam dan rumit. Ekspektasi akademis, perbandingan sosial, tekanan keluarga, dan ketidakpastian masa depan secara kolektif berkontribusi terhadap meningkatnya stress yang dihadapi oleh kaum muda.
Masuknya informasi secara terus-menerus, ditambah dengan kehadiran media sosial di mana-mana, memperburuk tekanan, menciptakan lingkungan di mana stress dapat dengan mudah menjadi sangat berat.
Mengapa Banyak Anak Muda yang Stress?
Gaya hidup modern, yang ditandai dengan kecepatan yang tiada henti dan ekspektasi yang tinggi, telah menciptakan lingkungan di mana stress hampir identik dengan pengalaman kaum muda.
Tekanan untuk berprestasi secara akademis, menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial, dan mengelola kehidupan sosial yang semakin digital dapat membebani generasi muda, sehingga menyebabkan peningkatan tingkat stress dan kerentanan yang lebih tinggi terhadap tantangan kesehatan mental.
American Psychological Association (APA) secara berkala melakukan survei mengenai stress pada masyarakat Amerika, dan sejak tahun 2013, remaja melaporkan tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Dalam survei APA tahun 2018, remaja melaporkan kesehatan mental yang lebih buruk serta tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya.
Sebaliknya, di Indonesia, Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan jiwa nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan jiwa pada remaja usia 10 – 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga orang Indonesia remaja mengalami gangguan kesehatan jiwa sedangkan satu dari dua puluh remaja Indonesia mengalami gangguan jiwa dalam 12 bulan terakhir berdasarkan penelitian yang mereka lakukan pada tahun 2022.
Angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja pada kelompok ini merupakan remaja yang terdiagnosis gangguan jiwa menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5) yang merupakan pedoman diagnosis gangguan jiwa di Indonesia. Angka tersebut sendiri membuktikan bahwa banyak remaja dan anak muda di seluruh dunia yang mengalami stress.
Baca juga: https://odesa.id/hilangkan-stress-dengan-berkebun/
Bagaimana Berkebun Dapat Membuat Hidup Anda Lebih Menyenangkan?
Sangat banyak alternatif melepas stresss yang bisa dilakukan anak muda, namun, satu dari banyak kegiatan positif adalah berkebun. Cobalah untuk mulai berkebun—praktik kuno yang baru-baru ini mendapatkan perhatian kembali atas manfaat terapeutiknya.
Berkebun memberikan solusi beragam dan mudah diakses untuk mengurangi stress dan meningkatkan kualitas hidup individu secara keseluruhan. Berikut adalah bagaimana kegiatan berkebun dapat berkontribusi untuk membuat hidup lebih menyenangkan dan, yang lebih penting, lebih kuat secara fisiologi maupun psikologi:
1. Berhubungan dengan Alam
Berkebun memfasilitasi hubungan mendalam dengan alam. Menghabiskan waktu di luar ruangan, merasakan tanah di sela-sela jari, dan menyaksikan siklus pertumbuhan tanaman menumbuhkan apresiasi terhadap lingkungan dan menciptakan efek membumi.
2. Perhatian yang Membantu Mengurangi Stress
Terlibat dalam aktivitas berkebun mendorong kewaspadaan—keadaan kesadaran terfokus pada momen saat kegiatan ini dilakukan. Kegiatan yang berulang namun memiliki tujuan dalam berkebun, seperti menyiangi, menanam, dan menyiram, berfungsi sebagai bentuk meditasi. Ini membantu untuk mengurangi stress, relaksasi, dan kejernihan mental.
3. Rasa Tanggung Jawab dan Pencapaian
Merawat tanaman dalam berkebun menanamkan rasa tanggung jawab pada individu. Memelihara tanaman dan mengamati pertumbuhannya merupakan bukti nyata dari upaya diri, sehingga menghasilkan rasa pencapaian yang lebih tinggi dan meningkatkan rasa percaya diri.
4. Latihan fisik
Berkebun merupakan aktivitas dinamis yang melibatkan berbagai gerakan fisik, mendorong olah raga tanpa perlu olah raga formal seperti gym maupun berlari di luar rumah. Manfaat kesehatan dari berada di luar ruangan, menghirup udara segar, dan melakukan pekerjaan fisik ringan berkontribusi terhadap kesehatan seseorang secara keseluruhan.
5. Interaksi sosial
Berkebun bisa menjadi kegiatan komunal dan kolaboratif. Membuat atau berpartisipasi dalam komunitas berkebun, misalnya, memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Upaya bersama ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan dukungan, mengurangi perasaan terisolasi.
Baca juga: https://odesa.id/4-manfaat-berkebun-bagi-kesehatan-mental-dan-fisik/
Berkebun saat ini mulai muncul sebagai strategi untuk menjauhkan generasi muda dari bahaya stress. Selain sekedar hobi, berkebun juga berfungsi sebagai intervensi terapeutik yang mengatasi akar penyebab stress dengan memberikan diri seseorang sedikit ruang untuk bernafas dari tuntutan kehidupan modern.
Ketika masyarakat semakin menyadari pentingnya kesehatan mental, integrasi praktik seperti berkebun ke dalam kehidupan generasi muda menjadi investasi bagi kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan mereka di masa depan. Jadi, apakah kamu berminat mengurangi sedikit tingkat stresssmu dengan mulai berkebun?
Penulis : Wanda Prahita
Admin: Alma Maulida