Pertanian adalah salah satu sektor yang paling berkontribusi untuk perekonomian Indonesia. Namun, hingga saat ini, pertanian sendiri masih menghadapi banyak sekali tantangan.
Misalnya saja, perubahan iklim, erosi tanah, hama & penyakit, dan masih banyak lagi. Namun tahukah kamu, kalau sebenarnya ini semua bisa diatasi, salah satunya dengan menanam buah-buahan. Masalahnya, banyak petani yang memilih untuk menanam komoditas lain, dibandingkan buah-buahan.
Pertanian Indonesia Minim Buah
Baca juga:
Kenapa Banyak Petani Tidak Menanam Buah?
Dari hasil dialog langsung dengan para petani di Kecamatan Cimenyan Bandung, setidaknya ada beberapa alasan mereka enggan untuk menanam buah:
1. Biaya Bibit & Perawatan Tanaman Buah Mahal
Jika dibandingkan dengan bibit pangan lainnya, bibit buah tergolong mahal. Selain itu, lokasi pembelian bibit juga cukup jauh. Belum lagi, biaya pupuk & irigasinya cukup besar.
Ibaratnya, investasi awal yang harus dikeluarkan petani cukup besar. Sementara, terkadang petani belum punya modal sebesar itu.
2. Masa Panen Lebih Lama & Risiko Gagal Lebih Tinggi
Jika dibandingkan dengan tanaman pangan, tanaman buah jelas memiliki masa panen lebih lama. Padi atau jagung misalnya, bisa dipanen hanya dalam 2-3 bulan. Sementara kebanyakan buah, harus menunggu lebih dari 3 bulan, bahkan bisa 1 tahun lebih.
Tak hanya itu, risiko gagal panennya pun tinggi. Sebab, tanaman buah rentan terkena penyakit & hama. Pemulihan pohonnya pun bisa bertahun-tahun, bahkan terkadang harus sampai diganti.
Apabila ingin penghasilan cepat, tentu tidak bisa mengandalkan hanya dari pertanian buah. Oleh karena itu, banyak petani yang mungkin ragu untuk mulai menanam buah.
3. Ketergantungan Tinggi pada Cuaca & Iklim yang Tak Menentu
Tanaman buah cukup bergantung pada kondisi iklim & cuaca. Perubahan cuaca ekstrem dapat merusak tanaman buah dengan cepat. Selain itu, umur simpan buah cukup pendek. Petani yang kesulitan menjual langsung ke pasar, mungkin akan rugi sebab buah cepat busuk.
Kenapa Menanam Buah Itu Penting?
1. Kurang Gizi Akibat Konsumsi Buah Minim
Melansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata konsumsi buah masyarakat Indonesia hanya sekitar 81,14 gram/kapita/hari. Padahal, WHO merekomendasikan untuk mengonsumsi buah minimal 150 gram/kapita/hari.
Ini baru bicara soal konsumsi buah pada masyarakat umum, belum soal petani. Banyak keluarga petani di Indonesia yang hingga kini masih kekurangan konsumsi buah. Apalagi, harga buah tergolong mahal, terutama bagi keluarga petani.
Padahal, buah mengandung vitamin, mineral, & serat yang dapat mengurangi risiko terkena penyakit. Untuk itu, kita perlu lebih banyak produksi buah & meningkatkan konsumsi buah itu sendiri.
2. Menyuburkan Tanah & Mencegah Erosi
Kebanyakan petani yang kami temui di Kecamatan Cimenyan Bandung hanya menanam 1 jenis tumbuhan. Itu pun berupa tanaman pendek. Jika dibiarkan terus-menerus, tanah akan menjadi rusak.
Inilah pentingnya menanam berbagai jenis tanaman. Sebab, akarnya memiliki kedalaman & pola pertumbuhan yang berbeda-beda.
Pohon buah misalnya, yang kebanyakan memiliki akar dalam & panjang, mampu menciptakan sirkulasi air & udara lebih baik. Hal ini menjaga struktur tanah tetap gembur, stabil, & tidak mudah terkena erosi. Oleh karena itu, menanam buah diperlukan agar tanah lebih sehat.
3. Kebanyakan Petani Tidak Punya Bibit Berkualitas
Tidak semua petani menanam buah di Kecamatan Cimenyan. Kalau pun menanam, hanya di sekitar rumah atau sebagai tanaman tambahan. Selain itu, bibit yang bagus juga pasti lebih mahal harganya.
Membeli bibit pun pasti harus lebih dari 1, karena menanam pohonnya tak mungkin hanya 1. Jika bibit tak bagus, buah pun jadi kurang berkualitas juga.
Odesa melihat bahwa penting untuk menyebarkan bibit gratis, sebagai langkah awal menggerakan petani menanam buah. Sebab, pembagian bibit tak hanya menjaga lingkungan saja, tetapi juga memperbaiki kehidupan. Untuk menjaga kualitas, Odesa juga memastikan bibit yang dibagikan sudah besar & hasil dari okulasi.
Sejak 2015-2023, Yayasan Odesa sudah menyebarkan 800.000 bibit buah, mulai dari sirsak, mangga, matoa, nangka, sukun, dan masih banyak lagi. Tak hanya buah, kami juga mendistribusikan tanaman kopi, kelor, & hanjeli.
Dari beberapa bibit ini, ada yang cukup cepat masa panennya, misalnya pepaya. Pak Ramdhan adalah salah satu petani Kecamatan Cimenyan yang merasakan hasilnya.
Melansir dari TikTok Odesa, Pak Ramdhan menceritakan bahwa setelah diberi bibit bagus, beliau terus merawatnya dengan pupuk kandang. Memang, pepaya yang dipegang Pak Ramdhan tampak lebih besar dari ukuran pepaya biasanya.
Bahkan, beliau mengaku panen bisa seminggu sekali. Setelah panen, hasil pun berlimpah; bisa dijual ke pasar lokal, hingga dikonsumsi sendiri. Alhasil, ini menjadi win-win solution buat para petani; bisa mendapatkan keuntungan tambahan, sekaligus mencukupi kebutuhan gizi harian.
Ada juga kisah petani yang menanam pisang jumbo. Sekali panen bisa mencapai 80-88 kg. Bahkan, tiap panen bisa menghasilkan Rp420.000-Rp550.000, lho.
Yuk, Bantu Donasi Bibit Buah untuk Para Petani!
Yuk bantu para petani untuk mendapatkan bibit buah. Kamu dapat berdonasi melalui Kitabisa untuk menyebarkan 100.000 pohon kebaikan, agar krisis lingkungan dan kesejahteraan petani semakin membaik.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Mengubah Pola Pikir Petani Sayur ke Buah Buahan
Cara Odesa Menggerakkan Petani Menanam Buah-Buahan