Pupuk Terbaik Penyubur Tanaman adalah Tanah yang Sehat

Penyubur tanaman adalah idaman kita semua. Setiap kita hendak menanam tanaman, pertanyaan mendasar yang muncul adalah, bagaimana menyuburkan tanaman?

Penyubur Tanaman Secara Organik

Pertanyaan itu lantas mengantarkan orang untuk mencari pupuk. Pupuk apa yang cocok? Tetapi bagi Petani Odesa Indonesia, Yayan Hadian, menyuburkan pohon tidak dijawab dengan pupuk.
“Kalau tanahnya sehat, tanaman itu mudah tumbuh. Menyehatkan tanah itu lebih penting karena pada tanah yang sehat tanaman akan mudah tumbuh,” kata Lajang berusia 23 tahun itu kepada test.odesa.id, Kamis 28 Maret 2019.

Tanah sehat yang dimaksud oleh Yayan secara mudah dicirikan oleh warna hitam, gembur, saat digenggam terasa nyaman di tangan. Tidak terlalu dingin dan tidak panas. Tanah hitam itu biasanya tidak terlalu lengket dan tidak mudah hancur. Keadaan umumnya sedang dan pada lahan biasanya banyak microba yang berkembang secara baik.

Kompos Penyubur Tanaman
Kompos Penyubur Tanaman

“Pupuk kandang itu perlu, tapi pupuk kimia tidak,” katanya. Bagi Yayan, pupuk kandang sedikit digunakan saat masa awal pembukaan lahan supaya microorganisme cepat berkembang. Selanjutnya yang terpenting adalah kesempatan hewan-hewan kecil seperti cacing, fungi, nematode, itu berkembang di lahan.

Selain unsur bagian tanah, keberhasilan pertanian juga ditentukan faktor eksternal di atas lahan, yaitu tanah tertutup sepanjang waktu. Penutup tanah yang menyehatkan bukan plastik, melainkan kompos dari dedaunan. Menurut Yayan, ada dua jenis kompos yang perlu diserap tanah, yaitu bahan aktif dan bahan stabil. Bahan aktif adalah bahan yang cepat membusuk, seperti buah-buahan, kedebok pisang, rumput lunak, sedangkan bahan stabil adalah daun keras seperti daun kelapa, daun mahoni.

Kompos Tanpa Olah Menyuburkan Lahan Jangka Panjang

“Sekarang karena kami sudah panen sorgum dan hanjeli untuk menyuburkan kelor dan beberapa tanaman lain saya memakai batang dan daun sorgum, juga campur batang dan daun hanjeli,” kata Yayan.

Lahan pertanian pembiibitan Yayasan Odesa Indonesia di Pasir Impun Cimenyan yang dikelola Yayan Hadian bersama Huda, Rusmana, Andi dan teman-temannya kini telah menjadi model pertanian baru. Selama satu tahun sejak eksperimen pertanian tanaman obat tersebut, Yayan merasa puas karena model pertanian dengan konsep tanah tertutup lebih hemat biaya karena tidak berpikir banyak pupuk, tidak terlalu takut dengan hama karena menerapkan keanekaragaman hayati, dan hasil panen bisa lebih rutin. Yang lebih penting lagi, pertanian ramah lingkungan yang diterapkan Odesa Indonesia juga berjalan terus tanpa henti karena tidak diatur musim.

“Penghujan kita manfaatkan untuk tanam ladang, kalau kemarau datang kita membibitkan. Musim harus diatasi dengan cara baru sehingga kita tidak menganggur,” terangnya.[]

Panduan Tambahan Menyuburkan Tanah

Pertanian di Indonesia rata-rata ketinggalan zaman karena tidak memainkan ilmu pengetahuan baru. Celakanya, begitu merasa tertinggal oleh modernisasi, mayoritas hanya memodernkan urusan pupuk. Memilih memainkan pestisida dan jenis-jenis penyubur tanaman lain yang sifatnya instan berbiaya mahal namun tidak menolong jangka panjang. Akibatnya biaya tinggi dalam pertanian tidak membuat petani hidup berkecukupan.

Padahal dengan keilmuan yang baru, yaitu pendekatan sistem kerja alam, pertanian akan lebih berhasil dan petani lebih hemat biaya.

Kajian di Yayasan odesa Indonesia Cimenyan Bandung bisa membuktikan itu. Dengan 2 tahun eksperimen model baru pertanian organik banyak perkembangan tanaman pangan yang lebih berhasil ketimbang model pertanian umumnya para petani. Di Kawasan Pasir Impun Atas Desa Cikadut Kabupaten Bandung, Rusmana, Yayan Hadian, Huda, Risma dan beberapa petani lain terus belajar bertani dengan pendekatan baru. Baca selengkapnya Menyuburkan Tanah Jangka Panjang: Menutup dengan Kompos

Kelor Sangat Baik untuk Penyubur Tanah

Manfaat hebat lain dengan adanya kelor adalah kemampuan tanaman ini mendatangkan microorganisme yang baik untuk tanaman di kebun, dan mengusir hama buruk. Ketika tahun 2017 lalu situs Universitas Brawijaya Malang menerbitkan publikasi penelitian berjudul “Bioaktivitas Fumigan Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera Terhadap Tungau Umbi Rhizoglyphus robini,” dengan rekomendasi pemanfaatan daun kelor untuk mengusir tungau, itu bukan hal yang mengagetkan karena di Odesa Indonesia praktik tersebut sudah sering dijalankan, dan banyak kutu-kutu yang menghilang. Baca Selengkapnya Kelor Menyuburkan Tanah dan….

Agroekologi Model Odesa

IG Odesa Indonesia

IG Grup Pertanian Tanaman Obat Cimenyan

 

Komentar ditutup.

Keranjang Belanja