Ekonomi Petani adalah isu penting dalam khazanah pemikiran dan sekaligus menjadi isu aktual untuk kita ketahui. Kita perlu mengetahui keadaaan dan corak ekonomi petani yang sesungguhnya. Tulisan ini merupakan buah pemikiran dari Faiz Manshur, Ketua Yayasan Odesa Indonesia. Sumbernya dari dialog di Youtube Ada Apa dengan Ekonomi Petani Indonesia? ditulis oleh Arinda Eka Putri.
Fakta Lapangan Ekonomi Petani Indonesia
Banyak yang berpikir kalau ekonomi petani itu tidak rasional karena biaya yang dikeluarkan dan yang dihasilkan tidak menguntungkan pada petani. Namun mengapa masih banyak orang yang terus menekuni profesi tersebut?
Pada dasarnya ekonomi petani itu adalah ekonomi yang sejati karena dulunya ilmu ekonomi berawal dari rumah tangga petani. Jadi para petani menjalankan perekonomian untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi keluarganya. Sehingga dikatakan sebagai ekonomi untuk survive atau bertahan hidup.
Dulu memang ekonomi pertanian dapat memenuhi kebutuhan dasar para petani. Masyarakat punya lumbung pangan yang mencukupi.
Mereka juga menerapkan sistem menabung saat masa panen untuk memenuhi kebutuhan selama masa tanam. Apalagi zaman dulu lahan pertanian masih cukup luas, sehingga cara penanaman para petani bisa dikatakan lebih ekologis. Lahan yang luas itu digunakan untuk menanam swcara bergantian agar tidak terus-menerus dieksploitasi.
Baca juga: Ayo Terlibat dalam Gerakan Pertanian untuk Mengatasi Kemiskinan dan Kerusakan Lingkungan
Dengan begitu kondisi ekologis dan tanah pada lahan tersebut tetap terjaga kualitasnya. Dapat menghasilkan tanaman berkualitas dan menguntungkan bagi para petani pada saat itu.
Namun sekarang lahan sudah semakin sempit sehingga kondisi perekonomian para petani juga semakin sulit. Petani yang masih menjalankan cara bertani lama harus terbentur dengan kebutuhan modern semakin tinggi.
Mulai dari pemenuhan bahan makanan, mobilitas, biaya pendidikan, dan teknologi juga jadi beban ekonomi bagi para petani saat ini. Inilah yang menyebabkan ekonomi petani terlihat tidak rasional atau bisa dikatakan tidak menguntungkan.
Ekonomi Survive vs Ekonomi Akumulasi
Ekonomi survive adalah ekonomi yang digunakan untuk memenuhi dan mengembangkan kebutuhan dasar dalam bertahan hidup. Sementara ekonomi akumulasi coraknya adalah untuk tujuan mendapatkan keuntungan, seperti berbisnis.
Terkadang memang ekonomi perlu dipandang bukan hanya mengenai untung rugi, tapi lebih pada cara seseorang untuk bisa mengelola kebutuhan rumah tangga. Bekerja dan memperoleh pendapatan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekonomi survive tidak terpatok pada angka tertentu sebagai target pendapatan. Hal yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga bisa bertahan hidup. Bisa terus menjalankan pertaniannya dan dapat keuntungan saja sudah cukup.
Jadi ekonomi survive ini bukan hanya petani yang mengalami, tapi juga bisa terjadi pada berbagai macam profesi lainnya. Intinya, pendapatan yang diterimanya memang digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga agar dapat bertahan hidup.
Kelemahan dari ekonomi survive ini adalah tidak adanya manajemen untuk mendapatkan peningkatan keuntungan. Sementara ekonomi akumulasi juga punya kelemahan, yaitu risiko kerugian sampai bangkrut.
Sebenarnya ada program khusus pemberdayaan masyarakat yang tujuannya adalah mengubah cara kerja petani jadi lebih menguntungkan.
Namun, walaupun modalnya sudah disediakan, tetapi ternyata kemampuan dan mental pada petani masih belum mampu menerim perubahan tersebut.
Memang untuk bisa mengubah cara kerja petani yang menjalankan ekonomi survive menjadi ekonomi akumulasi bukan hal mudah.
Perlu adanya perubahan pola pikir dan ketersediaan infrastruktur dasar yang akan mendukung mengoptimalkan produksi para petani.
Masih jadi tantangan besar untuk bisa mengubah pola pikir petani terutama di pelosok pedesaan. Kecuali jika memang dorongan untuk mengembangkan kemampuan datang dari diri para petani sendiri maka akan lebih mudah mencapai ekonomi akumulasi yang menguntungkan.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh para petani untuk bisa berubah ke ekonomi akumulatif adalah kemampuan produksi dan melihat pasar. Inilah tantangannya, terkadang petani sudah mampu tingkatkan produksi, tapi gagal melihat dan memahami pasar.
Jadi biasanya orang akan beralih ke ekonomi akumulasi ketika kebutuhan dasar keluarganya sudah terpenuhi dengan baik. Sehingga bisa menjalankan bisnis tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan keluarganya.
Menurut Ketua Odesa Indonesia, Faiz Manshur, dalam keluarga harus ada ekonomi survive untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain perlu juga ada yang menjalankan bisnis sebagai ekonomi akumulatif.
Keduanya akan jadi kombinasi tepat untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga dan dapat keuntungan lebih nantinya.
Keinginan kita dalam meningkatkan kemampuan dan berani ambil risiko akan membantu dalam membangun pengalaman dalam menjalankan perekonomian. Sehingga kesejahteraan keluarga juga bisa tercapai dengan baik.
Baca juga: Esai Faiz Manshur Tentang Empati Sebagai Cara Survive Manusia
Moralitas dalam Menjalankan Perekonomian
Hal penting lainnya yang perlu dicatat dalam menjalankan ekonomi adalah tetap memiliki moralitas. Ketika terlalu berlebihan dalam mengeksploitasi lingkungan maka risiko kerugian akan sangat besar nantinya.
Termasuk para petani yang masih jalankan sistem penanaman dengan eksploitasi berlebihan pada lahan sekitarnya.
Kalau cara menjalankan pertaniannya tidak berubah menjadi lebih ekologis maka petani juga akan alami kerugian bahkan bencana di lingkungan sekitarnya.
Padahal sebenarnya dengan menjalankan perekonomian ramah lingkungan maka akan dapat memaksimalkan keuntungan jangka panjang bagi para petani.
Untuk itu, perlu adanya edukasi agar mereka juga bisa menjalankan pekerjaannya tetap menjaga kelestarian lingkungan. Kalau lingkungan semakin rusak maka nantinya juga akan merugikan secara ekonomi.
Jadi perlu tinjauan secara menyeluruh untuk menjalankan ekonomi yang lebih manusiawi dan memperhatikan kelestarian alam.
Begitu juga moralitas ketika menjalankan bisnis, bukan hanya perlu melihat keuntungan secara ekonomi, tapi juga keuntungan ekologi. Karena nantinya keuntungan ekologi juga akan meningkatkan ekonomi secara nyata.[]
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azam
Baca juga:
Kajian Ekonomi Pembanguan Bersama Dr. Poppy Ismalina
Artikel Faiz Manshur BEKERJA UNTUK HIDUP