Sumbangan bibit tanaman untuk para petani sangat baik untuk peningkatan pangan dan perbaikan lingkungan. Tetapi kita butuh pengetahuan yang serius agar program amal kita kepada petani bisa bermanfaat banyak dan berkelanjutan.
Yayasan Odesa Indonesia punya pengalaman khusus dalam hal ini. Terhitung sejak tahun 2016, bibit tanaman hasil pengumpulan Odesa Indonesia yang dibagikan kepada para petani mencapai 895.000 bibit.
Jenis-jenis tanaman buah-buahan, termasuk kopi dan kelor mendominasi dalam kegiatan konservasi lahan pertanian dan peningkatan pangan ini. Lebih dari 2.800 petani ikut ambil bagian dalam pelaksanaan program ini dan yang paling fenomenal dari prestasi pemberdayaan Odesa Indonesia adalah terbentuknya tradisi baru dalam pertanian di Kawasan Bandung Utara.
Inilah Pohon dari Hasil Sumbangan yang Hidup di Zona Sekebalingbing Cikadut Bandung
Inilah Pohon dari Hasil Sumbangan yang Hidup di Zona Hutan Oray Tapa Mekarmanik Cimenyan Bandung
Kisah Pemberdayaan Petani Kopi Odesa di Bandung Utara
Manfaat Sumbangan Bibit Tanaman
Manfaat dari gerakan Odesa Indonesia ini bukan hanya memberikan dampak bagi para petani, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan lingkungan, terutama dalam rangka mengatasi perbaikan iklim.
Apalagi di Kawasan Bandung Utara dikenal sebagai kawasan krisis lingkungan yang akut. Kondisi ini selain menyebabkan masyarakat sekitar mengalami krisis air bersih juga sering mengakibatkan terjadinya bencana banjir air bercampur lumpur akibat erosi.
Sumbangan Bibit Perlu Memperhatikan Hal Ini
Apa yang membuat program Odesa Indonesia dalam pembagian bibit kepada petani ini memilliki banyak keberhasilan? Salahsatunya karena keseriusan memilih bibit tanaman yang cocok bagi tanah dan bagi kepentingan petani.
Langkah pertama yang dilakukan Odesa Indonesia adalah melihat kenyataan sosiologis. Fakta di di Kawasan Bandung Utara banyak petani yang melakukan praktik pertanian monokultur sayuran.
Ada puluhan ribu hektar lahan pertanian yang mengalami kerusakan karena eksploitasi tanah selama puluhan tahun. Dengan melihat kenyataan ini, Odesa Indonesia mengusahakan solusi agar praktik pertanian di perbukitan harus berparadigma polikultur dengan menyertakan anekaragam jenis tanaman baik yang bersifat menghasilkan panen dua bulan, 6 bulan, atau tahunan.
Langkah kedua, Odesa Indonesia melihat para petani kurang mengenal model pertanian jenis lain seperti pertanian buah-buahan. Dari sini Odesa Indonesia mendesain program pemberdayaan melalui edukasi praktis di lapangan dengan membantu petani mendapatkan akses tanaman konservasi, utamanya buah-buahan yang dimaksudkan juga untuk menghasilkan panen.
Yayasan Odesa Indonesia juga mengoreksi kebiasaan dari program pemerintah yang sebelumnya hanya sering mengirim bibit pohon tanaman penghasil kayu. Sebab jika petani disuruh menanam pohon kayu seperti mahoni dan suren pada akhirnya akan dianggap mengganggu kegiatan pertanian dan sudah pasti ditebang lagi. Lagi pula tanaman yang tidak menghasilkan panen buah atau biji, harganya rendah.
SIMAK VIDEO: Strategi Pemberdayaan Masyarakat Petani Model Odesa di Bandung Utara
SIMAK VIDEO: Cara Memilih Bibit Tanaman Buah
Sumbangan Bibit Tanaman Pertanian Polikultur
Aktivitas Odesa dalam pemberdayaan masyarakat adalah melakukan pendidikan dengan anjuran menanam pohon buah-buahan dan tanaman penghasil pangan lainnya. Tetapi kegiatan pendidikan pertanian ramah lingkungan tentu bukan seperti kegiatan pendidikan ala sekolah formal yang muatannya hanya teori.
Praktik eksperimental menjadi kurikulum yang menjadi andalan Odesa. Nah, dalam praktik itu Odesa mengadakan bibit dengan kegiatan filantropi, menggalang partisipasi masyarakat secara luas untuk berbagi bibit kepada para petani.
Prinsip yang ditegakkan Odesa Indonesia ialah menggerakkan petani agar membudidayakan tanaman secara polikultur dengan anekaragam jenis tanaman dan menghindari praktik pertanian monokultur.
Bibit-bibit tanaman yang beragam tetapi dengan seleksi khusus baik dari sisi jenis penghasil pangan maupun penghasil kesehatan juga dijadikan pedoman. Selain itu, bibit tanaman juga membutuhkan kualitas tertentu, terutama dalam usia dan okulasi/stek.
Inilah beberapa jenis tanaman yang dibagikan kepada petani.
1. Jenis Tanamam Buah-Buahan
Karena di Kawasan Bandung Utara pertanian didominasi tanaman sayuran, maka yang dilakukan Odesa Indonesia adalah menambah jenis bibit tanaman lain yang sifatnya lebih tinggi.
Pilihan jatuh pada jenis tanaman buah seperti durian, sirsak, pepaya, alpukat, nangka, jeruk, pepaya, mangga, sawo, srikaya, dan lain-lain memang cocok dengan kondisi ladang pertanian di hampir seluruh pulau Jawa, tak terkecuali di Kawasan Bandung Utara.
Dengan adanya tanaman buah ini maka para petani juga bisa mendapatkan hasil panen lain untuk dijadikan sumber penghasilan tambahan. Selain itu, dari pohon buah-buahan ini dapat membantu mencegah terjadinya tanah longsor dan memperbaiki kualitas udara di lingkungan sekitar. Sehingga tanaman buah memiliki nilai manfaat yang cukup besar bagi lingkungan di Bandung Utara dan termasuk para petani.
Mari Menyumbang Bibit Petani Hutan
Mari Sumbang Bibit Pertanian untuk Peningkatan Pangan dan Menanggulangi Krisis Ekologi
Program ini berbeda dengan yang sering dilakukan oleh Pemerintah dengan pembagian bibit tanaman kayu seperti suren, mahoni, ki damar dan lain-lain yang manfaatnya hanya untuk penghijauan. Oleh para petani pohon-pohon ini sering ditebangi lagi karena dianggap mengganggu ladang pertanian dan tidak memberikan hasil ekonomi.
2. Bibit Kelor (moringa oleifera)
Kelor merupakan tanaman sumber pangan sehat yang masih terus menjadi salah satu program utama Yayasan Odesa Indonesia. Kelor menjadi pilihan tanaman penting untuk disertakan dalam praktik konservasi lingkungan pertanian karena tanaman ini juga merupakan penghasil pangan sehat bergizi sekaligus berfungsi sebagai tanaman obat.
Secara ekologi, pohon kelor dapat memperbaiki kondisi lahan yang kurang baik. Petani tentu senang mendapatkan bibit tanaman ini karena dapat menjadi sumber alternatif pangan sehat dan memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan.
3. Bibit Kopi
Tanaman kopi selain berguna untuk peningkatan ekonomi petani juga bisa menjadi andalan untuk kesuksesan program konservasi. Dengan banyaknya lahan pertanian di lereng-lereng yang erosi, tanaman kopi menjadi solusi menahan gerusan tanah setiap musim hujan.
Uniknya lagi, setiap menanam kopi petani akan selalu butuh tanaman pelindung untuk mengontrol sinar matahari. Sebab tanaman kopi yang baik tidak boleh selama 8 jam terus-menerus terkena sinar matahari. Untuk mengurangi pancaran sinar matahari, butuh pepohonan yang tinggi di atasnya. Maka, tanaman buah-buahan diperlukan untuk perlindungan ini.
4. Bibit Berusia Cukup
Bukan hanya kualitas bibit, tetapi petani tentu akan lebih senang mendapatkan bibit yang sudah layak tanam. Misalnya untuk tanaman buah, paling tidak tingginya sudah mencapai 1 meter dan berusia minimal 1 tahun. Sehingga nantinya akan lebih mudah proses penanaman dan perawatannya.
Sementara itu, untuk bibit kelor yang bagus setelah disemai kemudian dilakukan perawatan selama 6-8 bulan. Setelah proses tersebut baru bibit kelor tersebut dikatakan layak tanam dan bisa bertahan dengan segala kondisi di ladang
5. Jenis okulasi akan lebih baik
Bibit jenis okulasi (stek) menjadi pilihan petani karena jika kita mengandalkan bibit yang hanya dari biji murni akan terlalu lama. Bibit okulasi akan lebih cepat menghasilkan panen. Misalnya bibit durian dari dari biji (tanpa okulasi) baru bisa menghasilkan panen setelah 9 atau 11 tahun. Sementara jika bibit durian dari okulasi akan menghasilkan panen pada usia 4-5 tahun saja.
Poin penting inilah yang menjadi kunci keberhasilan Odesa Indonesia dalam pemberdayaan petani untuk konservasi dan pangan bukan semata membagikan bibit seperti yang dilakukan pemerintah. Odesa Indonesia selalu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan petani untuk berproses dalam gerakan kebaikan. Dari keseriusan Odesa Indonesia inilah sumbangan bibit tanaman dari banyak pihak menghasilkan perubahan yang bagus di Kawasan Bandung Utara.[]
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azzam.
BACA JUGA: Solusi Perubahan Iklim dengan Mengolah Tanah Pertanian