Pembangunan Desa harus mengutamakan asas manfaat yang berkelanjutan. Jika ini dilakukan, sekecil apapun anggaran dampaknya akan lebih baik.
Ditulis oleh Ariane Venus sumber naskah dari Esai Membangun Desa Karya Faiz Manshur. Sumber Esai Aslinya di sini
Strategi Pembangunan Desa yang Berkelanjutan
Saatnya kita Menyusun langkah yang tepat. Di dalam tulisan ini kita akan mendapatkan pemikiran yang visioner yang bisa dijadikan strategi dalam pembangunan desa. Tulisan ini sebelumnya merupakan sebuah esai karya Faiz Manshur, Ketua Yayasan Odesa Indonesia yang pernah dimuat di Koran Gala Jawa Barat, jumat 23 September 2022.
Karena isinya menarik, saya (Ariane Venus) merasa perlu menulis ulang dalam bentuk lain agar bisa menjadi referensi pembangunan desa.
Pembangunan Desa Berarti Pembangunan Masyarakat
Dalam tulisan Membangun Desa tersebut satu hal yang menarik adalah pentingnya kita untuk memikirkan masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan Desa yang utama adalah pembangunan sumber daya manusia.
Dengan cara pandang ini, Faiz berpendapat, jika ingin mengubah tatanan masyarakat maka kita harus melihat dua modal dasarnya.
Dua modal dasar itu lah yang kita sebut sebagai potensi atau kemampuan yang bisa dikembangkan, dan kesempatan yang merupakan unsur positif yang dapat diambil untuk menjadi sebuah tindakan.
Dalam usaha pembangunan desa kita harus melihat modal dasar itu.
Mengingat pembangunan tidak sebatas menghabiskan anggaran, melainkan untuk memajukan desa maka, skala prioritas programnya harus melihat unsur-unsur yang paling terbelakang di masing-masing desa.
Mari Berdonasi untuk Literasi Anak-Anak Desa
“Pembangunan yang baik juga harus memberi manfaat yang meliputi perhitungan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Lalu, potensi dan kesempatan apa yang paling penting untuk dilihat di sebuah desa?”, ungkap Faiz dalam esai tersebut.
Pembangunan Desa Melihat Potensi Lokal
Coba perhatikan, lahan pertanian di setiap desa merupakan potensi. Bayangkan jika tidak memiliki lahan pertanian lagi. Karena itu, bersyukurlah jika sebuah desa masih memiliki lahan pertanian apapun keadaannya akan dapat dijadikan basis produksi.
Potensi kedua adalah manusia sebagai pelaku yang menyandang status pekerjaan sebagai petani. Bersyukurlah masih ada petani karena hal tersebut nantinya dapat menjadi faktor kemajuan.
Setelah kita mengetahui dua unsur ini dengan rasa syukur, kita bicarakan juga permasalahan yang menjadi objektifnya yakni keterbelakangan hidup petani.
Kita mengetahui adanya keluarga petani, terutama buruh tani mayoritas dalam keadaan miskin, anak-anaknya kesulitan sekolah, sanitasi rumah tangganya banyak yang masih buruk, keadaan pangan mereka juga rendah gizi, dan sebagian dari keluarga miskin itu sering melahirkan bayi stunting.
Hubungkan juga dengan keadaan alam yang semakin rusak. Akibat eksploitasi pertanian yang telah melewati lima puluh tahun dan disertai kecanduan pupuk kimia, yang berakibat banyaknya kondisi lahan sakit.
Selain itu, siklus musim yang tidak teratur akibat dari perubahan iklim, yang menyebabkan petani kesulitan kerja dan menjadi faktor penyebab gagalnya panen.
Dampak buruk lainnya adalah durasi pekerjaan di bidang pertanian menyusut. Semi jumlah pengangguran pun merajalela.
Pembangunan Desa Berorientasi SDGs
Dengan melihat persoalan desa seperti itu, Pemerintah Daerah harus mengambil program pertanian.
Pandanglah tanah atau alam dan petani sebagai subjeknya untuk menjadi sandaran desain program. Arahkan pada misi Pembangunan Berkelanjutan, atau Sustainable Development Goals yang disingkat dengan SDGs.
Orang miskin juga butuh gizi dan oksigen yang sehat. Langkah terbaiknya bukan mencari anggaran tambahan, melainkan membuat anggaran untuk program pembaharuan pertanian dengan membangun pembibitan.
Dengan memiliki pembibitan sendiri maka, para petani akan mendapatkan bibit secara murah, dekat dan sesuai target dari jenis tanaman.
Memperkuat pangan desa dengan penyebaran bibit buah dan herbal. Buah-buahan seperti sirsak, nangka, sukun, mangga, durian, sawo, matoa, pepaya dan lain sebagainya harus merajalela di setiap desa.
Demikian juga dengan tanaman pangan dan herbal atau tumbuhan obat seperti sorgum, hanjeli, kelor, bunga telang, dan lain sebagainya.
Pembangunan Desa Yang Tepat Menghasilkan Dampak Besar
Jika sebuah desa menerapkan program tersebut maka, manfaatnya akan meluas seperti meliputi: perbaikan gizi, peningkatan ekonomi, membentuk wirausaha dan perdagangan menjadi dinamis, mencegah erosi, mengikat karbon, memproduksi oksigen.
“Cobalah melakukan cara sudah dijelaskan tersebut. Gagap dan ruwet itu hanya di awal. Biasakan karena untuk bisa harus membiasakan diri. Tanpa mencoba kita tidak akan maju.
Jika para Kepala Desa mau melakukan pembangunan yang visioner seperti ini, niscaya akan terjadi banyak perubahan di negara kita”, ujar Faiz sambil menutup pembahasan topik ini. (Ariane Venus)
Video tentang Visi Pembangunan Desa Faiz Manshur
Mari Berpartisipasi Meningkatkan SDM Desa dengan Donasi Program Beasiswa