Sekolah Samin: Gerakan Mahasiswa Bandung
Membangun Literasi Anak Miskin Desa
Oleh Faiz Manshur Ketua Odesa Indonesia
Di Yayasan Odesa Indonesia, ada kelompok sukarelawan yang mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak desa di perbukitan Kawasan Bandung Utara.
Mereka berstatus mahasiswa S-1 dan S-2 yang mendedikasikan dirinya untuk melayani anak-anak desa kegiatan literasi. Karena aktivitasnya dilakukan hari Sabtu dan Minggu, kegiatannya disebut Sekolah Samin.
Sebagian besar mereka berasal dari kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sebagian ada yang dari UNPAD, UNPAS, UNISBA, UPI, ITENAS, UNINUS dan ITB.
Setiap hari sabtu dan hari minggu, rata-rata terdapat 15 mahasiswa yang bergiat di 12 kampung, di dua desa, Mekarmanik dan Cikadut di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Desain pembelajarannya bersifat humanisme-inklusif sekaligus ekologis. Niat dari mahasiswa itu adalah mencari ilmu dengan praktik mengajar, belajar berorganisasi, berkegiatan bersama warga, dan belajar jurnalistik.
Lebih jauh lagi saya terus mendorong agar mereka belajar kepemimpinan melalui semangat empati untuk manusia dan lingkungan.
Mereka menjadi sukarelawan, artinya bergerak atas dasar kesadaran, bukan karena tuntutan formal kuliah atau karena motif materi. Setiap praktik pembelajaran berkait dengan etos, etika, memuliakan alam, dan sadar iklim beserta perubahannya.
Berada di desa yang lekat dengan kehidupan petani -praktik pembelajarannya terhubung dengan masalah pangan -karena Odesa Indonesia mengambil gerakan memperkaya gizi dan mencegah erosi.
Mereka pun kemudian mengenal jenis-jenis pangan yang sehat dan bergizi dari hasil pertanian. Sumber pangan penting seperti kelor, hanjeli, talas, dan anekaragam tanaman buah bisa dipahami secara baik karena lingkungan desa mendukung untuk praktik itu.
Ada dua alasan mengapa Odesa Indonesia menggelar kegiatan ini. Pertama, karena terdapat fakta objektif ketertinggalan pendidikan.
Selain keadaan sekolah formal yang terbelakang, orang tua di sana banyak yang acuh pendidikan anaknya. Perkawinan usia anak remaja (15 hingga 17 tahun) masih terjadi.
Putus sekolah kelas 2 SMP cukup dominan. Bahkan tidak lulus Sekolah Dasar masih sering kami temukan. Problem lemah gizi, termasuk stunting juga mewarnai kehidupan di sana.
Tak kalah merisaukan ialah kemiskinan dan kerusakan lingkungan yang berkait saling merusak kualitas hidup.
Alasan kedua, mahasiswa butuh ruang untuk belajar dengan langsung menyatu pada realitas hidup masyarakat.
Kita tahu, pendidikan formal di kampus-kampus sampai saat ini tergolong belum bagus, apalagi jika dikaitkan dengan praktik di lapangan.
Selain itu juga ada kenyataan bahwa organisasi-organisasi di kampus masih lemah dalam usaha memberikan kesempatan kepada para aktivis untuk berproses menjadi pemimpin.
Bagi kami para pengurus Odesa, menggerakkan anak-anak muda usia 20 hingga 27 tahun adalah langkah strategis dalam usaha memajukan mahasiswa sekaligus memajukan warga desa.
Melalui praktik ini, mereka bisa bisa membangun diri di tengah kolektivitas seusia sekaligus bisa “belajar” dari keadaan masyarakat dengan dua problem mendasar, yakni lemah gizi dan rendah literasi.
Dunia semakin cepat berubah, bukan semata perubahan teknologi, melainkan perubahan iklim.
Kaum muda mesti mengambil peran dalam literasi yang empatik sekaligus etnografis karena kemajuan desa tak cukup hanya maju infrastrukturnya.
Lagi pula kekuatan peradaban selalu ditegakkan di atas empat pilar; pangan, ternak/satwa, literasi dan teknologi.
Empat hal ini potensinya ada di desa dan kita bisa menjalankannya secara bersama dan seimbang. []
==
Banyak anak-anak petani di kampung-kampung berbukitan Kawasan Bandung Utara yang tertinggal dalam pendidikan. Jika Anda ingin berkontribusi untuk kemajuan pendidikan anak-anak desa ini, bisa menyalurkan bantuan melalui campaign kitabisa.com di link Sumbang Pendidikan Anak Desa
Selain kegiatan literasi di perdesaan, Odesa Indonesia juga menjadi fasilitator dalam beasiswa anak-anak desa agar bisa tetap sekolah sampai kuliah, atau minimal sekolah SMA sederajat. Bantuan beasiswa bisa disalurkan melalui campaign kitabisa.com dengan link Salurkan Donasi Anda untuk beasiswa Anak Petani
Fasilitator Samin Mengatasi Problem Anak Desa