Senyawa Kimiawi 2023

Senyawa Kimiawi 2023

Oleh Faiz Manshur
Ketua Odesa Indonesia

Berusaha tetap hidup merupakan perkara naluriah. Hari ini kita menutup tahun 2022, akan melanjutkan hidup di tahun 2023 dan seterusnya adalah urusan naluri, bukan sekadar keinginan.

Menerima hidup dengan rasa syukur adalah kebaikan naluriah, sedangkan menjaga kehidupan merupakan kebaikan akal budi (kebijaksanaan).

Senyawa Kimiawi 2023
Senyawa Kimiawi 2023

Sayangnya, kita masih terus menyaksikan orang-orang yang susah bahagia karena perkara hidupnya; bisa karena pekerjaannya yang tidak disukai, bisa karena status atau identitas sosial yang rendah, bisa pula karena persoalan aktualisasi dan afiliasi keluarga dan teman-temannya yang kurang sehat.

Banyak orang merasa terasing hidupnya; banyak keluhkesah dan tiada gairah dalam menggapai puncak kebahagiaan yang berkualitas (eudaimonia).

Bahagia atau sengsara sebenarnya urusan biologis karena berkaitan dengan daya survival yang kaitannya dengan “harapan” atau “imajinasi”.

Pengertian biologis di sini tentu bukan dalam pengertian cekak organisme manusia, melainkan lebih pada dimensi dari “supra-struktur biologi” atau kita sebut senyawa kimiawi.

Manusia menaruh harapan hidup karena kita memiliki senyawa kimiawi dopamin. Kimiawi dopamin membuat orang akan merasa senang jika menemukan sesuatu yang diinginkannya.

Selain didorong oleh dopamin, juga dilandasi oleh endorfin yang urusannya bukan semata menekan atau mengaburkan rasa sakit, melainkan berkait dengan survival manusia.

Seorang pemimpin di masyarakat perlu memakai cara pandang ini untuk melihat kenyataan hidup warganya. Misalnya terdapat jutaan orang miskin dan puluhan juta orang rawan miskin belum terpenuhi kebutuhan material dan spiritualnya.

Kita tahu, “musuh” dari dasar hidup setiap spesies adalah kekurangan pangan (kelaparan), rawan penyakit (ancaman nyawa), tidak aman kepemilikan, dan lain sebagainya.

Untuk dua hal ini (yakni pangan dan keamanan) harus dijadikan prioritas pembangunan karena masyarakat kita belum lepas dari  kemiskinan, gizi buruk, instabilitas sumber pangan dan rendahnya kualitas pangan.

Senyawa Kimiawi 2023 Kemanusiaan
Senyawa Kimiawi Kemanusiaan

Tak terkecuali masalah sanitasi yang buruk, yang terbukti menelantarkan jutaan penduduk Indonesia dalam kubang penyakit dan kematian.

Selain pangan dan keamanan, urusan selanjutnya adalah pekerjaan. Kerja ada aktualisasi paling mendasar sekaligus paling spritual dalam diri manusia. Itulah mengapa tidak boleh ada pengangguran.

Dengan pekerjaan yang baik, selain seseorang akan merasa nyaman dengan identitasnya sekaligus sejahtera aktualisasi dan afiliasinya pergaulannya.

Untuk menciptakan negara yang kebahagiaan warganya berkualitas, pemerintah mesti cakap mendesain pembangunan berbasis kebutuhan biologi manusia.

Misalnya, program pangan lokal desa mesti kuat. Desa yang baik adalah desa yang kuat sumber pangan sekaligus kuat sumberdaya manusianya. Petani harus dijadikan produsen pangan bahkan sekaligus menjadi nahkoda gerakan ekologi.

Jika tahap ini selesai, maka kita akan memasuki tahap pemenuhan biologis lain, yang  berjalin dengan dua unsur kimiawi komunal bernama seretonin (memuat rasa puas, rasa bangga, rasa berharga), dan oksitosin (memuat rasa cinta, persahabatan dan kepercayaan).

Dua senyawa kimiawi ini perlu dijadikan landasan pembangunan karena naluri manusia menuntut agar dirinya tidak hanya bebas dari ancaman dan kelaparan, melainkan punya keinginan untuk hidup martabat.

Kata martabat manusia harus dijadikan imajinasi para pemimpin kita, terutama pemimpin lokal yang menghendaki masyarakatnya maju.

Untuk mengukur martabat masyarakat kita bisa melihat dari empat parameter yakni 1) nilai etika, 2) nilai ekonomi, 3) nilai seni, dan 4) nilai sains. Selamat tahun baru 2023. Semoga bahagia![]

Berempati untuk Fakir Miskin dengan Membantu Modal Usaha

Tentang Gerakan Pendidikan Odesa Indonesia

Rakyat Indonesia Kurang Gizi

Kerja Kebudayaan Paling Esensial

Keranjang Belanja