Pertanian berkelanjutan di Indonesia dan seluruh penjuru dunia saat menjadi isu penting yang harus diperhatikan. Situasi perubahan iklim dan degradasi lingkungan serta susutnya produksi pangan telah menimbulkan banyak masalah.
Di Indonesia, sektor pertanian memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup karena mayoritas mata-pencaharian rakyat adalah petani. Namun, praktik pertanian konvensional bersifat monokultur perlu diadakan perbaikan ke arah polikultur. Hal ini penting dilakukan supaya sumber ekonomi dan ekologi kita bisa lebih bermanfaat berkelanjutan.
Melalui tulisan ini, kita akan menggali pengalaman dari gerakan sosial yang dijalankan oleh Yayasan Odesa Indonesia yang melibatkan lebih 2.800 petani di Kawasan Bandung Utara. Para petani diarahkan menerapkan praktik pertanian yang lebih produktif tetapi sekaligus berguna untuk merawat ekologi perladangan.
Apa saja yang dilakukan Odesa? Bagaimana Odesa menggerakkan petani? Apa itu pertanian ramah lingkungan dan penerapannya di kalangan petani?
Apa Itu Pertanian Berkelanjutan?
Pertanian berkelanjutan adalah pendekatan pertanian yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk mencapai produksi pangan yang stabil dan berkelanjutan. Ini mencakup penggunaan praktik-praktik yang ramah lingkungan, seperti rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, dan pengelolaan air yang efisien.
Tujuan utama dari pertanian berkelanjutan adalah untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat pedesaan.
Adapun Prinsip-prinsip utama dari pertanian berkelanjutan meliputi:
- Keberlanjutan Ekologi: Mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem.
- Keberlanjutan Ekonomi: Memastikan bahwa praktik pertanian memberikan keuntungan ekonomi yang cukup bagi petani.
- Keberlanjutan Sosial: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat pertanian dan menjaga keadilan sosial dalam distribusi sumber daya.
Baca juga: Pertanian Berkelanjutan: Pengertian, Konsep, dan Prinsipnya
Tantangan dalam Menerapkan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Degradasi Lahan dan Sumber Daya Alam
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia adalah degradasi lahan akibat praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, deforestasi, dan penggunaan pestisida serta pupuk kimia yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan hilangnya keanekaragaman hayati.
- Perubahan Iklim
Perubahan iklim membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian di Indonesia. Perubahan pola curah hujan, suhu yang semakin ekstrem, dan meningkatnya frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan, semuanya menambah kompleksitas dalam pengelolaan pertanian.
Ketergantungan pada Bahan Kimia Pertanian
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan telah menyebabkan degradasi tanah dan polusi air. Ini juga mengurangi keanekaragaman hayati dan membahayakan kesehatan manusia.
Keterbatasan Akses terhadap Teknologi dan Informasi
Banyak petani di Indonesia masih menghadapi keterbatasan akses terhadap teknologi modern dan informasi yang dapat membantu mereka mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan. Kurangnya pelatihan dan pendidikan di bidang pertanian juga menjadi hambatan dalam penerapan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
- Krisis Sumber Air
Ketersediaan air yang tidak merata dan pencemaran sumber air merupakan kendala besar bagi keberlanjutan pertanian.
Inisiatif dan Strategi untuk Pertanian Berkelanjutan

- Pendekatan Agroekologi: Agroekologi adalah pendekatan holistik yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dengan praktik pertanian. Ini mencakup diversifikasi tanaman, penggunaan tanaman penutup tanah, dan agroforestri yang membantu memperbaiki struktur tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem.
- Agroforestri: Sistem agroforestri mengintegrasikan tanaman pertanian dengan pohon dan vegetasi lainnya. Sistem ini membantu memperbaiki kualitas tanah, mengurangi erosi, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
- Diversifikasi Tanaman: Diversifikasi tanaman melalui rotasi tanaman dan agroforestri dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi risiko gagal panen akibat serangan hama dan penyakit. Ini juga membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
- Edukasi dan Pelatihan Petani: Edukasi dan pelatihan petani tentang praktik pertanian berkelanjutan sangat penting. Program ini mencakup pelatihan tentang teknik-teknik pertanian ramah lingkungan, manajemen lahan, dan pengelolaan hama terpadu.
- Pengelolaan Air Terpadu: Proyek pengelolaan air terpadu dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan air melalui sistem irigasi yang efisien dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah pengembangan embung dan bendungan kecil untuk menyimpan air hujan.
- Pertanian Organik: Pertanian ramah lingkungan jenis ini akan mengutamakan penggunaan bahan-bahan organik dalam segala prosesnya. Penggunaan bahan organik untuk menjaga kualitas pangan yang dihasilkan tiap tanaman.
Secara ekonomi, nilai jual produk pertanian organik lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional. Selain praktik ini masih langka, pada tahap prosesnya pun tidak semudah pertanian konvensional.
- Permakultur: Permakultur diperkenalkan sebagai salah satu desain sistem produksi pangan ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang menggambarkan lanskap produksi pangan yang meniru keragaman dan ketahanan ekosistem alami. Jika pertanian konvensional mengubah lahan tertentu untuk menjadi lahan pertanian, maka permakultur memilih untuk mengikuti lahan yang sudah ada alih-alih mengotak-atik lahan sehingga merusak tatanan ekologi yang sudah ada.
- Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan: Penggunaan teknologi ramah lingkungan, seperti sistem irigasi tetes, sensor tanah, menguji kelembapan tanah, dan penggunaan varietas tanaman tahan iklim, membantu meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pertanian.
Baca juga: Pertanian Ramah Lingkungan Cara Jitu Hadapi Perubahan Iklim
Studi Kasus: Keberhasilan Pertanian Berkelanjutan di Desa Cikadut, Kabupaten Bandung

Kampung Sekebalingbing, Desa Cikadut, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, merupakan contoh sukses implementasi pertanian berkelanjutan. Desa ini menerapkan konsep “Media Tanam Kompos Tanpa Pengolahan,” yang bertujuan untuk menyehatkan dan menyuburkan tanah, meningkatkan efisiensi tenaga kerja, dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Konsep ini telah membuktikan bahwa pertanian dapat dilakukan secara efisien dan ramah lingkungan.
Implementasi Media Tanam Kompos Tanpa Pengolahan
Pendekatan ini terutama ditujukan untuk tanaman menengah dan tinggi seperti kopi, kelor, dan berbagai serelia (jagung, sorghum, hanjeli), serta tanaman herbal. Media tanam kompos organik yang digunakan tidak memerlukan pengolahan tanah konvensional, sehingga mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan biaya. Dalam kurun waktu satu tahun, program ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, baik dalam peningkatan hasil panen maupun dalam penyehatan tanah.
Hasil dan Manfaat
Penggunaan media tanam kompos tanpa pengolahan ini telah berhasil meningkatkan produktivitas tanaman pangan, buah-buahan, dan bunga. Program pembibitan yang dilakukan di satu lokasi praktik telah berhasil memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil panen dibandingkan dengan periode sebelum program ini dijalankan. Selain peningkatan hasil panen, keberhasilan ini juga membawa dampak positif lainnya, seperti kemudahan dalam menanam berbagai jenis tanaman baru, baik bibit lokal maupun yang diimpor.
Keanekaragaman hayati di Kampung Sekebalingbing juga meningkat secara signifikan. Tanaman yang sebelumnya sulit tumbuh kini dapat tumbuh dengan baik, dan pengendalian hama menjadi lebih efektif. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa metode pertanian berkelanjutan tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.
Kesimpulan
Studi kasus di Desa Cikadut ini menegaskan bahwa pertanian berkelanjutan adalah solusi kunci untuk menghadapi tantangan masa depan sektor pertanian Indonesia. Dengan pendekatan yang holistik, Odesa Indonesia telah berhasil memberdayakan petani untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan yang meningkatkan kesejahteraan mereka dan menjaga kelestarian lingkungan. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, petani Indonesia dapat menjadi ujung tombak dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang menguntungkan bagi semua pihak.
Dengan penerapan yang konsisten dan dukungan dari berbagai pihak, pertanian berkelanjutan di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi para petani tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat luas. Keberhasilan di Desa Cikadut menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menerapkan metode serupa dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan (Mey)
Pertanian Berkelanjutan Butuh Mindset Ekologis dengan Kerjasama Lintas Spesies