Ayo, Bantu Bangun Toilet Warga Untuk Alirkan Air Bersih

Bantu Bangun Toilet Warga Untuk Alirkan Air Bersih – Odesa Indonesia merupakan salah satu organisasi sosial-budaya yang menaruh perhatian terhadap kemanusiaan dan keadilan yang bergerak dalam bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan, atau dalam bentuk lain dilaksanakan untuk tujuan perbaikan salah satunya adalah sanitasi.

Odesa Indonesia hadir untuk menjawab persoalan-persoalan kehidupan masyarakat perdesaan dari golongan kaum papa, atau keluarga petani pra-sejahtera (sangat miskin).

Saat ini Odesa Indonesia berfokus untuk melakukan gerakan pemberdayaan, khususnya di Bandung. Namun juga tidak membatasi untuk juga melakukan gerakan pemberdayaan di wilayah lain jika dibutuhkan.

Sejak tahun 2016, Odesa Indonesia telah membantu warga untuk hidup layak dengan bangun toilet supaya dapat mengalirkan air bersih. Selama 8 tahun, pendirian toilet sejumlah 46 bangunan, 1 sumber air, dan bantuan selang sepanjang 14.000 meter yang terbagi ke seluruh area Bandung sekalipun warga yang tinggal di area perbukitan.

Namun, hasil ini masih banyak warga lainnya yang belum juga mendapatkan air bersih karena toilet yang dimiliki belum layak. Faiz Manshur bersama dengan tim Odesa Indonesia menemukan 150 lokasi warga yang kekurangan air bersih dengan estimasi terdapat 20 kepala keluarga per lokasi dan keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 12.000 (Odesa Indonesia, 2024). Apakah kita akan diam setelah tahu kondisi ini?

Fenomena terkait kondisi toilet warga dan aliran air bersih

Berikut beberapa fenomena yang Odesa Indonesia temukan di lapangan terkait kondisi toilet warga dan aliran air bersih yang tersedia.

1. Fenomena: Sanitasi Yang Buruk

Bantu Bangun Toilet Warga — *Toilet Ibu Enung, salah satu warga Kecamatan Cimenyan*

Perkenalkan namanya Ibu Enung (45^th), yang merupakan salah satu warga Kecamatan Cimenyan. Terlihat toilet yang beliau miliki, terbuat dari papan kayu dan bambu. Pelindungnya sebagian dari plastik bekas, atau dari spanduk calon legislatif.

Di bagian dalam, sangat minim ruang sehingga bisa kita bayangkan: bagaimana kondisi beliau saat mencuci pakaian dan bagaimana dengan kondisi air bersih yang digunakan untuk MCK?.

Fakta menariknya, WC tersebut juga sering dipakai bergiliran tetangga sebelahnya yang tidak memiliki WC khusus. Selain itu, Ibu Enung juga mengungkapkan kepada tim Odesa, bahwa keluarga dan tetangganya sudah terbiasa buang hajat tanpa toilet permanen, dan menyatakan memang saat buang hajat kotorannya mengalir ke selokan.

2. Fenomena: Krisis Air Bersih

Jika sebelumnya kita melihat salah satu fenomena terkait sanitasi buruk di Kawasan Cimenyan, saat ini kita akan melihat fenomena kembali terkait krisis air bersih di Kawasan Cilengkrak. Perkenalkan namanya Ibu Heti (40^th). Ibu Heti sebaagi salah satu warga di perbukitan tersebut mengeluhkan bak air bersih tidak mengalir setiap hari dan air yang tersedia di bak tersebut dipergunakan untuk 15 keluarga.

Ketika beliau hendak memanfaatkan air, beliau membentangkan selang panjang berkisar 200 meter sampai mengalirkan air ke bak di MCK ini. Jumlah selang di bak penampungan air ini mencapai 34. Woow! Banyak sekali bukan!.

Ibu Heti merasa hidup dalam kesusahan atas situasi air yang selama ini menimpanya, terutama di musim kemarau. Ia sangat ingin mendapat air yang stabil, bersih dengan toilet yang layak. Ia terkenang zaman kecilnya saat masih memiliki sumur. Sekarang sumur sudah tidak ada karena tidak keluar air lagi.