Pemberdayaan Masyarakat Membutuhkan 4 Unsur Penting. – Pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan di berbagai tempat. Dengan memakai pendekatan pemberdayaan, artinya urusan daya atau kekuatan itulah yang perlu ditekankan sebagai program. Karena pemberdayaan adalah sebuah memperkuat daya, maka yang tentu diprioritaskan adalah kelompok yang kurang atau tidak berdaya.
Hal ini menurut Faiz Manshur, Ketua Odesa Indonesia perlu ditekankan sebagai pedoman dasar kerja pemberdayaan karena belakangan sering terlihat praktik pemberdayaan yang dilakukan tersebut seringkali justru diterapkan pada masyarakat yang sudah berdaya.
Pilihan Pemberdayaan Masyarakat
Faiz Manshur dalam siaran Youtubenya, Membangun Organisasi Yang Solid dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa memberikan penjelasan panjang lebar berkaitan dengan strategi pemberdayaan, termasuk membangun organisasi pelaku pemberdayaan. Di Youtube tersebut Faiz Manshur mengurai persoalan-persoalan kemiskinan di kalangan pertanian yang menjadi tempat kegiatan Odesa Indonesia.
“Pemberdayaan yang dilakukan Odesa Indonesia itu harus tepat sasaran. Pada kelompok fakir-miskin yang lemah dan membutuhkan pertolongan harus diutamakan. Pada kelompok lemah yang berada di sektor pertanian kita dorong dengan usaha memajukan budidaya pertanian karena dengan usaha tani itulah para bisa lebih efektif mejalankan kegiatan ekonomi dan ekologi sekaligus,” kata Faiz Manshur.
Tercatat dalam administrasi Odesa Indonesia saat ini ribuan petani di Bandung Utara banyak yang bersentuhan dengan program Odesa Indonesia dalam budidaya tanaman pangan, sanitasi, ekologi, literasi dan lain sebagainya.
Dari ribuan petani itu ada 17 petani utama yang rutin bergerak menjalankan kegiatan Odesa dan ada beberapa petani, seperti Ujang Rusmana, Toha Odin, Yayan Hadian, Sutardi, Syarif, Gungun, Asep Tekun, dan beberapa teman petani lainnya.
“Ketertarikan para petani itu karena program Odesa dijalankan sangat relevan dengan problem yang dihadapi mereka,” kata Faiz Manshur.
Dari sisi keberhasilan gerakan melibatkan banyak petani ini Faiz Manshur menjelaskan bahwa unsur komunikasi merupakan kunci dalam keberhasilan atau gagalnya gerakan sosial.
Para pengurus Odesa Indonesia yang merupakan warga luar dari Kawasan Cimenyan bisa berhubungan baik dengan warga perdesaaan karena rutinitas komunikasi yang baik dengan melibatkan warga. Pendekatan komunikasi ini merupakan pilar gerakan yang terbaik untuk meraih sebuah keberhasilan.
Baca juga: Odesa Wise: Layanan Jejaring Komunitas Kaum Muda
4 Komponen Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Pijakan
4 Unsur Penting dalam Pemberdayaan Masyarakat
Selain komunikasi, ada empat hal yang penting untuk meraih keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat, apalagi jika kaitannya dengan masyarakat miskin yang di dalamnya memuat anekaragam persoalan dengan kelemahan yang akut.
Menurut Faiz Manshur, dalam menjalankan organisasi sosial seperti Odesa Indonesia yang secara konsisten tahan bertahun-tahun dalam melayani fakir-miskin karena Odesa Indonesia mampu merajut empat unsur biologis dalam diri manusia. Kempat kekuatan atau daya itu adalah, ilmu, waktu, materi, energi. Keempat hal ini harus dihimpun dengan rakitan kolektif keorganisasian.
1. Ilmu yang Interdisipliner dan Sungguh dijalankan
Ilmu pengetahuan adalah modal paling penting dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat. Tanpa ilmu pengetahuan nyaris kita tidak mungkin bicara soal kemajuan dan bisa tahu keadaan yang terbelakang. Ilmu pengetahuan pun tidak sekadar satu bidang dan tidak pula cukup sekadar multidisipliner.
Menurut Faiz Manshur, jika seseorang ingin meraih peran yang banyak di masyarakat maka membutuhkan ilmu yang bersifat interdisipliner. Karena alasan ini, aktivitas di Odesa Indonesia selalu diterapkan disiplin belajar bersama. Setiap pekan ada pembelajaran bagi relawan, petani, antar pengurus dan anak-anak petani.
Ilmu pengetahuan yang interdisipliner tersebut juga dijalankan untuk memproduksi pengetahuan dengan pendekatan etnografi. Akibat dari luasnya pengetahuan dalam masyarakat tersebut para pengurus Odesa seringkali membagi tugas menggali ilmu pengetahuan yang nantinya akan menjadi bahan kajian bersama.
Faiz memberi contoh pada tahun 2022 lalu, Hawe Setiawan menggali khazanah sejarah sunda untuk dipresentasikan, kemudian Abdul Hamid belajar serat Wedhatama untuk ilmu kepemimpinan. Aditya mempelajari ilmu kepemimpinan dari buku Simon Sinek, sementara itu Basuki Suhardiman sibuk mempelajari teknologi dari India.
Pengurus lain, Budhiana Kartawijaya mempelajari teori filantropi. Dengan praktikkum pengalian ilmu seperti itu Yayasan Odesa Indonesia menurut Faiz Manshur bisa kaya akan pengetahuan yang bagus karena sering diuji di lapangan.
2. Waktu Yang Terkelola Secara Baik
Dalam pemberdayaan apalagi kegiatan sosial kemasyarakatan urusan waktu menjadi prioritas yang utama karena tanpa memiliki kerelaan untuk mengalokasikan waktu niscaya tidak akan berjalan. Waktu adalah kata kunci untuk kesuksesan yang tak bisa dibantah.
Odesa Indonesia memiliki peran yang baik di masyarakat karena para pengurus dan relawan menyediakan waktu khusus untuk disedekahkan kepada warga masyarakat. Ada yang menyediakan waktu untuk mengejar, ada pula yang menyediakan waktu untuk wawancara, dan juga ada yang menyediakan waktu untuk pendampingan kegiatan yang sifatnya praktik.
Waktu menjadi sesuatu yang bernilai luhur karena dengan kemampuan kita mengelola waktu itulah sebuah capaian kesuksesan akan mewujud. “Kalau kita hanya banyak ilmu, apalagi melangit dan tidak terpraktikkan niscaya tidak akan menjadi apa-apa,” kata Faiz. Kalau punya ilmu tanpa punya waktu, niscaya tidak akan menghasilkan apa-apa. Ilmu yang realistis diterapkan dan diujicoba akan menjadi kekuatan besar dalam perubahan sosial
3. Materi Yang Saling Mendukung
Hidup di dunia tak lepas dari urusan materi. Tubuh manusia, termasuk otak manusia adalah materi. Bicara spiritualitas adalah sesuatu yang agung, tetapi spiritualitas yang mewujud hanya jika kita mampu menyediakan sekaligus mengelola unsur material tersebut menjadi sesuatu yang sifatnya spiritual.
Materi dalam gerakan sosial adalah 1) kesehatan. Saat badan kita sehat kita bisa menggerakkan tubuh kita untuk kegiatan kemasyarakatan, 2) modal uang mesti juga ada karena diri kita akan berurusan dengan banyak orang yang selain membutuhkan transportasi, makan, juga akan menghadapi orang-orang yang tidak berdaya dalam urusan finansial.
Di antara pengurus tidak semua memiliki kemampuan finansial yang cukup. Hal itu sama seperti dalam kepemilikan ilmu pengetahuan. Karena itu solusi kerjasama menjadi sesuatu yang sangat penting terus dilakukan. Harus ada yang mencarikan uang untuk praktik pemberdayaan, harus pula ada yang bersedia berkorban untuk semua tindakan kolektif ini. Y
ayasan Odesa Indonesia dengan kekuatan material finansial yang minim tetap bisa berjalan karena kemampuan mengorganisir kolektif sehingga pendanaan yang minim sekalipun bisa menghasilkan banyak capaian yang bernilai tinggi seperti gerakan sanitasi, gerakan literasi, gerakan ekologi dan lain sebagainya.
4. Energi Yang Terkumpul dan Tersalurkan.
Bicara pemberdayaan bicara daya, alias kekuatan, alias energi. Manusia hidup harus kuat energi dan urusan kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan masyarakat tak lepas dari lemahnya energi hidup. Kita harus kuat dengan energi yang terus ditumbuhkan, diorganisir dan diterapkan dengan praktik yang tepat sehingga menghasilkan capaian-capaian penting.
Dari hasil yang menyenangkan itulah akan kembali memunculkan energi karena ada rasa optimisme. Odesa Indonesia kuat dalam energi pergerakan karena setiap pekan selalu menghasilkan capaian-capaian kerja yang menyenangkan baik dalam urusan literasi, pertanian, sanitasi atau kegiatan kecil lain yang sifatnya memicu saraf untuk bekerja lebih lanjut. Menurut Faiz Manshur, manusia yang lemah tidak akan bisa memiliki kebahagiaan dan memiliki martabat yang tinggi.
Mengorganisir 4 Unsur Kekuatan
Oleh karena itu, selain membutuhkan tiga syarat sebelumnya yaitu ilmu, waktu, dan materi, seseorang atau sebuah organisasi harus tangguh dalam hal energi. Karena urusan Odesa Indonesia ini adalah urusan sosial kemasyarakatan, maka energi untuk memimpin rakyat harus kuat dan itu bisa diproduksi melalui praktik-praktik empati alias sikap welas asih.
Empat pilar kekuatan tersebut menurut Faiz Manshur sangat dibutuhkan bagi setiap orang yang ingin memiliki daya hidup yang tangguh.
Karena manusia itu sering memiliki kelebihan dan sekaligus kekuatan, sebuah organisasi harus mampu mengatur arus kekuatan sekaligus kelemahan satu sama lain.
Gotong-royong saling berbagi dan saling memperkuat ikatan adalah cara terbaik untuk dijadikan pedoman dasar kerja keorganisasian. []
Baca juga:
Wujudkan Mimpi Mang Toha Mengubah Nasib Petani
Manfaat Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan Tanam Buah
Ayo Bantu Petani Dengan Pemberdayaan
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azzam