Kerja Budaya Berbeda dengan Budaya Kerja. Ini Penjelasan dari Odesa

Kerja budaya berbeda dengan budaya kerja. Dalam ruang diskursus pemikiran, kerja budaya merupakan istilah untuk mengenali sebuah gerakan yang memiliki orientasi pembangunan kebudayaan masyarakat. Sedangkan budaya kerja lebih pada pengertian perilaku dari kultur kolektif sebuah organisasi.

kerja budaya budaya kerja
Skema strategi Kebudayaan Odesa dan Pemberdayan Masyarakat.

Pada tulisan kali ini, pembicaraannya fokus pada topik kerja budaya, bukan budaya kerja suatu organisasi. Kerja budaya yang dimaksud pun lain dari pada yang lain karena lebih menitikberatkan gerakan budaya masyarakat yang esensial yang terkait dengan empat sendi kebudayaan dasar, yaitu urusan pangan, ternak/satwa, literasi dan teknologi.

Keempat pilar ini dinilai oleh Odesa Indonesia sebagai piranti dasar manakala kita hendak memperbaiki tatanan (budaya) masyarakat. Dengan kata lain, kerja budaya yang dimaksud Odesa bukanlah pentas tarian, pameran lukisan, pembacaan puisi, atau even-even kesenian semata. 

Selain menetapkan empat bidang kehidupan masyarakat sebagai medan kerja gerakan sosial tersebut, Odesa Indonesia juga punya acuan dalam menilai kualitas budaya masyarakat dengan empat penilaian yang dijadikan ukuran, yaitu nilai moral, nilai ekonomi, nilai sains, dan nilai seni.  

Penjelasan tentang 4 Nilai Budaya Bisa dibaca di artikel ini 

Dengan melihat kiprah, visi, misi dan garis-garis kerja kebudayaan yang dilakukan Odesa kita bisa menikmati manfaatnya sebagai pelajaran gerakan sosial.

Yuk, kita kenali Odesa dan apa saja yang harus kita pelajari dari praktik-praktik organisasinya.

Kerja Budaya Odesa dan Pemberdayaan Masyarakat

kerja budaya odesa pemberdayaan masyarakat desa
Memahami hakikat kerja budaya dan pemberdayaan masyarakat desa. odesa,id

Kerja Budaya: Membangun Kultur di Kalangan Pelaku Agrikultur

Odesa Indonesia berdiri sejak tahun 2016. Berdiri di Kabupaten Bandung, tepatnya di Kecamatan Cimenyan di Kawasan Bandung Utara. Penjelasan Tentang Apa dan Mengapa Odesa Berdiri  ada di sini. Tentang Odesa Indonesia

Dari hasil pembacaan data di berbagai liputan media massa dan website odesa.id, Odesa Indonesia memberikan kesaksian tentang hakikat kerja budaya yang dijalankan melalui serangkaian pemberdayaan masyarakat petani di desa-desa.

Faiz Manshur, Ketua Odesa Indonesia sering menjelaskan pentingnya kerja budaya pada kelompok petani karena di situlah sesungguhnya jantung kebudayaan akan terbentuk dan bisa menjadi landasan untuk meraih keadaban hidup masyarakat sehingga bisa membentuk peradaban.

“Pangan, ternak atau satwa, literasi atau pendidikan dan teknologi yang tepat guna itu adalah kunci penting untuk memperbaikan masyarakat. Indonesia harus diperbaiki dari desa dengan kerja budaya melalui pemberdayaan masyarakat,” kata Faiz Manshur.

Pada tulisan-tulisan lain yang cukup penting dipelajari, Faiz Manshur menjelaskan hubungan kerja budaya di lingkungan pertanian. Beberapa tulisan yang layak dipelajari antara lain:

Hakikat Kerja Budaya: Esai Faiz Manshur di Koran Gala

Empat Landasan Strategi Kebudayaan Odesa di Katadata.co.id

7 Bidang Kerja Budaya Odesa Indonesia

Berikut ini beberapa catatan dari kumpulan informasi Odesa yang perlu kita ketahui. Siapa tahu bermanfaat bagi Anda yang ingin belajar tentang pertanian, perdesaan dan aktivitas ekologi dan kemanusiaanya.

1. Kerja Budaya dengan Praktik Konservasi Pertanian

Pemberdayaan Masyarakat Desa
Odesa mempraktikkan kerja budaya melalui pemberdayaan masyarakat dengan menanamkan empat nilai kultur di kalangan pelaku agrikultur.

Odesa menjalankan pertanian ramah lingkungan dengan arah mengubah model pertanian monokultur ke arah polikultur. Hal ini dianggap penting karena kemiskinan dan kerusakan lingkungan berjalan laras sehingga dibutuhkan model baru pertanian yang lebih produktif sekaligus memperbaiki lingkungan. 

Praktik pertanian monokultur di kalangan petani gurem menjadi problem yang penting untuk dibereskan sehingga Odesa Indonesia menggerakan warga perkotaan untuk berkontribusi menyumbang anekaragam bibit tanaman dan para petani menjalankan praktik pertanian polikultur.

Menurut Basuki Suhardiman, pendamping ekonomi tani Odesa, jika petani bisa menjalankan praktik konservasi lingkungan dengan menanam banyak pohon buah, biji dan herbal keadaan ekonominya akan membaik dan membaik pula lingkungan ekologinya.

“Praktik monokultur para petani itu tidak bagus dan banyak bukti merugikan petani sekaligus merugikan lingkungan. Itu terjadi di seluruh dunia. Dan di sini, kota Bandung juga merasakan dampak buruk dari monokultur pertanian Kawasan Bandung Utara dengan banyaknya banjir lumpur,” kata Basuki. 

Dengan aksi-aksi nyata menggalang donasi bibit buah-buahan dan tanaman herbal, Odesa Indonesia membuktikan terjadinya perubahan yang signifikan pada perbaikan gizi, ekonomi dan lingkungan.

Aksi Odesa dengan menyebarkan bibit tanaman buah-buahan seperti sirsak, nangka, durian, mangga, sukun, jambu, jeruk, matoa dan lain sebagainya telah banyak memperbaiki tatanan masyarakat karena di situ masyarakat kemudian mendapatkan ilmu baru, pengalaman baru dan hasil yang baru.

Tetapi sekalipun sudah banyak perubahan dari hasil kerja tersebut menurut Basuki, Odesa Indonesia masih merasa kurang karena problem di Kawasan Bandung Utara teramat luas dan menyangkut puluhan ribu keluarga petani.

Jumlah bibit konservasi yang berhasil ditanam baru mencapai 890.000 sejak tahun 2016 hingga 2024. Sementara kebutuhan bibit untuk petani Kawasan Bandung Utara bisa mencapai lebih 15 juta pohon.

Terlepas dari jumlah dalam bibit dalam usaha konservasi ini sebenarnya yang paling penting untuk dipelajari dari Odesa adalah tentang Ilmu atas pengalaman atau eksperimen gerakan sosial pertanian yang mengarah pada beberapa manfaat.

Beberapa manfaat itu antara lain peningkatan gizi rakyat, perbaikan tanah sakit ke tanah sehat, wawasan hidup para petani yang meningkat, kesadaran pertanian yang ramah lingkungan, dan juga munculnya wirausaha baru dalam masyarakat buruh tani.

Jika Anda ingin banyak belajar mendorong pembaharuan pertanian, tidak ada salahnya belajar dari Odesa Indonesia karena di sini ada banyak pengalaman atas ketekunan para pengurus dan relawan yang telaten dalam mengubah mindset petani dan mindset para pegiat sosial. 

2. Kerja Budaya Literasi Petani Desa

Pemberdayaan masyarakat desa petani Odesa
Kerja budaya dilakukan Odesa dengan menggiatkan literasi anak-anak dan orangtua di desa-desa. Membangun kultur di kalangan pelaku agrikultur.

Dalam menjalankan seluruh misi gerakan sosial, Odesa memiliki semangat menegakkan ilmu pengetahuan terutama dalam memperbaiki mindset hidup masyarakat. Literasi pun digerakkan dengan cara yang khusus. Odesa meyakini perubahan sosial membutuhkan ilmu dan harus untuk memproduksi ilmu pengetahuan secara terus-menerus.

Literasi yang diproduksi Odesa pun memiliki ciri khas dengan definisi yang dibangun sendiri. Faiz Manshur, Ketua Odesa dan Remy Sylado, Budayawan yang sering menjadi trainer di Odesa antara tahun 2018 hingga 2022, membuat slogan literasi  “literasi adalah memahami yang dibaca, mengamalkan yang dipahami dan menuliskan yang diamalkan.”

Tiga unsur dalam literasi ini bersifat melingkar saling mengisi satu sama lain. Praktik dan teori bukan dikotomi melainkan dua unsur yang dijadikan pijakan. Pada anak-anak desa literasi digerakkan untuk membentuk karakter, memperkaya imajinasi, meningkatkan skill dan juga memperluas wawasan hidup. Literasi Odesa memuat pembangunan karakter agar anak-anak desa senantiasa tangguh dalam menghadapi persoalan hidup sekaligus memiliki kekuatan untuk sadar atas ekologi.

Dengan semangat pendidikan yang empatik dan tanggap atas masalah, Odesa menggerakkan kaum muda para aktivis dari Kota Bandung untuk rutin mengajar anak-anak desa pada hari sabtu dan minggu.

Selain mengajar para aktivis pun terlibat dalam kegiatan ekologi, pelayanan sosial fakir-miskin, belajar jurnalistik dan sangat aktivis menggelar diskusi dan kajian pemikiran budaya, politik, ekologi dan sains, termasuk kewirausahaan.

Selain literasi untuk anak, Odesa Indonesia juga menggerakkan literasi pada para petani untuk dua sektor, yakni petani ladang dengan literasi agroekologi dan agroforestri, juga literasi pertanian pekarangan bagi ibu rumah tangga.

Literasi untuk warga desa ini dimaksudkan untuk tiga hal, yaitu perbaikan gizi, pemanfatan lahan kosong, peningkatan ekonomi, tumbuhnya gotong-royong, peningkatan sanitasi dan juga perbaikan mindset hidup ke arah pembangunan desa yang lebih manusiawi dan lingkungan yang asri.

3. Kerja Budaya Kebersihan untuk Kesehatan

Kerja budaya dengan pemberdayaan masyarakayt dilakukan pada bidang sanitasi. Minggu 26 Januari 2020 dr Tan bersama Suaminya, Shinse Henry Remanlay melihat keadaan salahsatu kampung yang menjadi kegiatan Yayasan Odesa Indonesia di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.

Odesa Indonesia juga dikenal memiliki pengalaman dalam memperbaiki tatanan masyarakat dalam bidang sanitasi. Karena di kalangan pertanian terhubung dengan masalah kemiskinan yang juga lekat dengan kekurangan air bersih serta rendahnya kebiasaan hidup sehat, maka Odesa juga mengambil peran dan perbaikan air bersih serta perilaku hidup sehat bagi rumah tangga pra-sejahtera.

Menurut Budhiana Kartawijaya, Ketua Pembina Odesa, masalah hidup orang miskin bukan hanya urusan kekurangan ekonomi apalagi sekadar kekurangan uang, melainkan juga kurang air bersih. Di sinilah kerja budaya Odesa memainkan peran aktif dalam penguatan karakter hidup dan kesehatan sekaligus.

Program penyediaan air bersih bagi warga miskin di perdesaan dijalankan oleh Odesa dengan pelaksanaan pipanisasi pembangunan sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) atau toilet komunal, dan disertai penyuluhan kesehatan tentunya. Selain itu, Odesa juga mencangkok penerapan pertanian pekarangan supaya lingkungan rumah lebih hijau, lebih bersih dan tertata. 

4. Kerja Budaya Keorganisasian dan Kepemimpinan

Pengurus Odesa pemberdayaan sosial
Para Pengurus Odesa Indonesia mengambangkan hubungan persaudaraan untuk pelayanan masyarakat melalui kerja budaya dengan pemberdayaan masyarakat.

Odesa Indonesia memiliki nilai lebih dalam organisasi dalam menjalankan organisasi menjalankan kultur kerja yang egaliter, inklusif dan merayakyat. Falsafah kerjanya “membumi dalam kebersamaan” dan “mengubah keadaan bersama”.

Di sini, manajemen dan kepemimpinan organisasi Odesa menjadi bagian penting yang bisa dipelajari sehingga kita bisa merasakan nikmatnya berorganisasi sekaligus menikmati hasil-hasil kerja budaya-nya di masyarakat.

Para pengurus Odesa berasal dari latar belakang pekerjaan, dan latar belakang etnik. Bersatu dalam satu arah kerja budaya yang menekankan pelayanan masyarakat miskin di perdesaan. 

Laku hidup para pengurus Odesa yang sederhana dan merakyat bisa menjadi teladan bagi kaum muda untuk lebih mementingkan kerja sosial ketimbang melayani hasrat diri dan gengsi.  Jika ingin memetik pelajaran penting dari Odesa maka kita bisa meneladaninya watak para pengurus yang 1) mencintai ilmu pengetahuan, 2) berempati dan kuat dalam keberpihakan pada fakir-miskin 3) mencintai lingkungan hidup, 4) mencintai persahabatan dan persaudaraan.

5. Menjalankan Kerja Budaya dengan Gerakan Sosial

gerakan sosial pemberdayaan sanitasi desa
Nina Danny Natawidjaja. Aktif menggerakkan hidup sehat di kalangan keluarga petani pra-sejahtera melalui praktik kerja budaya dengan pemberdayaan masyarakat.

Odesa Indonesia adalah sebuah gerakan sosial yang itu artinya berbeda dengan kegiatan bakti sosial. Banyaknya amal sosial kedermawanan didudukkan sebagai bagian, bukan satu-satunya model kerja.

Dengan adanya amal-amal kedermawanan itu, Odesa tidak sekadar berbagi-bagi bantuan sosial. Setiap sumbangan atau donasi dijalankan dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Sebab Odesa berpikir tidak mungkin perubahan masyarakat jika hanya memberikan bantuan material. Lebih baik memberi kail daripada ikan karena dengan kail itu orang bisa berubah lebih lanjut.

Adapun pemberian ikan yang dijalankan oleh Odesa adalah untuk sekadar contoh agar orang mau menggunakan kail baik (ilmu baru, perilaku baru, tanaman baru, dll) supaya mendapatkan ikan yang baru selanjutnya.

Bagi Anda yang belum bisa terlibat kegiatan pemberdayaan secara langsung, tentu bagus menyalurkan bantuan melalui Odesa karena akan dijalankan dengan program pendampingan. Dengan kata lain, nilai dari material yang Anda sumbangkan akan bermanfaat luas karena adanya kerja edukatif saat disalurkan.

Bantuan bisa kecil tetapi karena disalurkan secara tepat sasaran dan memakai prosedur pendampingan, maka dampaknya meluas dan berkelanjutan.

6. Kerja Budaya Membentuk Mental Wirausaha

Basuki Pemberdayaan Petani
Usaha pertanian termasuk kerja budaya yang sangat dipertahtikan Odesa, Melalui pemberdayaan masyarakat, bukan hanya nilai ekonomi yang ingin dicapai oleh Odesam melainkan  untuk konservasi dan peningkatan gizi rakyat.

Organisasi Odesa lekat dengan objek masalah yaitu problem ekonomi, problem pertanian, problem kemiskinan dan ragam problem kekurangan daya survive masyarakat desa. Kelemahan survival rakyat desa ini diperhatikan oleh Odesa dengan pentingnya menerapkan mindset kewirausahaan.

Dengan terhubung langsung ke basis ekonomi (rumah tangga petani), Odesa memiliki banyak pengalaman dalam menentukan mana yang tepat dan mana yang tidak tepat terkait usaha ekonomi masyarakat desa.

Literasi ekonomi dalam wirausaha tani Odesa yang dijalankan melalui Grup Pertanian Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) banyak menyebarkan mindset-mindset baru pada ratusan bahkan ribuan petani di perdesaan. Salahsatu fakta yang menonjol adalah kemampuan Odesa memberikan nilai tambah bagi para petani untuk menghargai tanaman sebagai bagian produksi ekonomi.

Ada banyak tanaman yang tadinya tidak berharga kemudian berharga bagi sumber pangan dan juga sumber peningkatan finansial. Beberapa tanaman yang digarap Odesa dan meningkatkan kewirausahaan rakyat desa antara lain, kelor, hanjeli, sorgum, bunga matahari, blue tea (kembang telang), mangga, sirsak, pepaya, nangka, sukun, matoa, kopi, jeruk, jambu, dan lain sebagainya. 

6. Kerja Budaya Melalui Praktik Jurnalisme dan Diskursus 

Pemberdayaan Masyarakat
Kerja budaya Odesa melibatkan gerakan kepemudaan. Banyak mahasiswa yang aktif terlibat dalam diskursus dan program penulisan.

Para pengurus Odesa Indonesia sebagian besar adalah para penulis. Sebut saja misalnya Budhiana Kartawijaya, Enton Supriyatna, Faiz Manshur, Asep Salahudin, Noe Firman, Hawe Setiawan, Yuliani Liputo, Ahmad Baiquni.

Beberapa orang ini memiliki latarbelakang pekerjaan jurnalistik baik dari penerbitan buku maupun media massa. Bermodalkan kemampuan menulis dan fotografi, praktik menularkan pengalaman dilakukan kepada para yuniornya melalui workshop dan diskusi.

Program edukasi jurnalistik ini dijalankan secara rutin dan bahkan sering dibuka untuk umum. Di website odesa.id terdapat ulasan kegiatan liputan dan penulisan esai yang dilakukan pengurus Odesa. Dengan memadukan kegiatan pemberdayaan, kajian dan praktik jurnalisme, Odesa bisa membuktikan sebuah gerakan sosial yang unik dan memberi manfaat luas, bukan saja bagi para petani dan pelaku organisasi Odesa, melainkan bagi siapa saya yang membaca tulisan-tulisan para pegiat Odesa. [Sumber: ulasan dari beragam sumber naskah odesa.id]

Penulis: Abdul Wahid.
Admin: Fadhil Azzam.

Ingin Ikut Berkontribusi Pemberdayaan Masyarakat Bersama Odesa? Bisa Berdonasi di sini.

Simak Beberapa Video tentang Pemberdayaan Masyarakat dari Youtube Odesa Berikut Ini:

Kepemimpinan Organisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Odesa Indonesia

Video Ringkas Tentang Organisasi Odesa Indonesia

Apakah Pemberdayaan Model Odesa Sudah Tepat?

Para Relawan Mendiskusikan Model Pemberdayaan Masyarakat

Inilah Spirit Gerakan Relawan Literasi Odesa

Keranjang Belanja