Bagi penonton film Soe Hok Gie tentu tak asing dengan lagu Donna Donna. Lagu yang dinyanyikan Joan Baez ini sempat muncul di sela-sela film dalam adegan jatuhnya Soekarno dan Orde lama.
Meski menggunakan melodi yang sederhana, lirik lagu “Donna Donna” memiliki makna yang dalam. Lagu ini memang tidak secara eksplisit bertema ekologi, namun lirik yang terkandung di dalamnya punya hubungan kuat dengan isu kemanusiaan dan kebebasan.
Sejarah Lagu Donna Donna
Lagu ini awalnya berjudul “Dana Dana” yang ditulis oleh Sholom Secunda dan Aaron Zeitlin pada tahun 1940. Lirik lagunya sendiri ditulis dalam Bahasa Yiddi atau Yiddish yang dituturkan oleh umat Yahudi Eropa Timur.
Selanjutnya Arthur Kevess dan Teddy Schwartz menerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yang akhirnya dinyanyikan oleh Joan Baez pada tahun 1960. Joan Baez berhasil membawakan pesan mendalam pada lagu ini dengan suaranya yang khas.
Secara eksplisit lagu ini menceritakan tentang anak sapi yang dibawa ke pasar untuk disembelih. Hal ini menggambarkan tentang penderitaan dan ketidakberdayaan yang syarat akan kondisi Jerman pada masa itu.
Pada masa itu, NAZI sedang gencar melakukan pembantaian terhadap kaum Yahudi. Seperti penggambaran anak sapi, banyak orang yang dibawa ke kamp konsentrasi untuk dibunuh secara keji.
Pada intinya, lagu ini secara keseluruhan menggambarkan tentang makna kebebasan, hak menentukan pilihan, dan cara untuk tetap bahagia di tengah penderitaan.
Makna dan Nilai pada Lirik Lagu Donna Donna
Baris pembuka, “On a wagon bound for market, there’s a calf with a mournful eye,” menggambarkan anak sapi sebagai metafora seorang manusia yang sedang dalam keputusasaan.
Digambarkan bahwa anak sapi tersebut sedang dalam perjalanan untuk dibantai. Kesan mendalam juga semakin diperkuat dengan gambaran mata anak sapi yang berdua.
Sementara itu penggambaran burung wallet yang terbang bebas di atas anak sapi adalah sebuah kontradiksi. Anak sapi sebagai simbol kelemahan dan ketidakberdayaan, sementara burung wallet sebagai simbol kebebasan dan kekuatan.
Pada lirik selanjutnya, “How the winds are laughing, they laugh with all their might,” menambah tragis penggambaran nasib anak sapi pada lagu “Donna Donna”. Kelemahan anak sapi bahkan ditertawakan oleh angin yang merupakan simbol lingkungan sekitar.
“Stop complaining!” said the farmer, “Who told you a calf to be? Why don’t you have wings to fly with, like the swallow so proud and free?” lirik ini menegaskan bahwa kita memiliki pilihan.
Apakah kita akan menjadi wallet yang terbang bebas, atau menjadi anak sapi yang lemah dan terikat. Terlepas dari takdir, hidup adalah pilihan, tenggelam dalam keterpurukan atau berjuang mencari kebebasan.
Seringkali kita terlalu lemah untuk menentukan pilihan yang akan kita ambil. Meski begitu, buka berarti kita hanya mengeluh dan meratap, namun berjuang dan ambil tindakan untuk bangkit.
Baca juga: Lagu Gombloh Lestari Alamku dan Perubahan Iklim Saat Ini
Korelasi Lagu Donna Donna Dengan Lingkungan Saat ini
Meski pada dasarnya lagu ini merupakan penggambaran kondisi Jerman saat itu, kala Kaum Yahudi menerima penindasan dan tekanan dari Nazi. “Donna Donna” juga bisa sangat relevan dengan kondisi lingkunagn saat ini.
Cerita anak sapi punya korelasi terhadap perubahan iklim, rusaknya habitat, dan sumber daya alam yang merupakan bentuk penindasan terhadap alam. Lagu ini menyerukan sikap untuk berhenti mengeksploitasi alam.
Perlu diingat bahwa kita hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya, dan mereka juga punya hak untuk hidup bebas dari penderitaan. Kita punya tanggungjawab untuk melindungan lingkungan dan makhluk hidup lain yang ada di dalamnya.
Lagu “Donna Donna” bukan saja sebuah karya folk klasik yang menghubir, namun juga karya yang menginspirasi. Melalui lagu ini, kita diajak untuk merenungkan hubungan kita dengan alam dan makhluk hidup lainnya.
Baca juga: Earth Song, Lagu dan Seruan untuk Menyelamatkan Bumi
Lirik Lagu Donna Donna
On a wagon bound for market
there’s a calf with a mournful eye.
High above him there’s a swallow,
winging swiftly through the sky.
How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer’s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
“Stop complaining!” said the farmer,
“Who told you a calf to be?
Why don’t you have wings to fly with,
like the swallow so proud and free?”
How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer’s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Calves are easily bound and slaughtered,
never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
like the swallow has learned to fly.
How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer’s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Baca juga: Lagu Sunan Kalijaga untuk Ekologi dan Kepribadian
Penulis: Kumari Pramudita
Admin: Alma Maulida