Oleh FAIZ MANSHUR. Ketua Odesa Indonesia
Lagu Sunan Kalijaga berjudul Ilir-ilir di Hari Keanekaragaman Hayati
Esensi dari setiap kegiatan Odesa Indonesia adalah pendidikan. Pada peringatan hari Kenakeragaman Hayati Internasional 22 Mei 2022 ini, saya ingin menambah modul dasar untuk para fasilitator pendidikan.
Modul ini berasal dari lirik lagu Lir-ilir, karya Raden Mas Sahid alias Sunan Kalijaga. Kita akan lihat nanti bahwa lagu ini sungguh penting untuk pembangunan jiwa manusia dan sekaligus terhubung dengan ekologi.
Lirik lagu ini masuk ketegori inspiratif, maksudnya berbeda dengan jenis lirik yang sekadar memuat hura-hura atau keluh-kesah.
Saya sebut inspiratif karena bisa dibuktikan dengan ragam pemaknaan. Dan saya mencoba memaknainya pada dimensi pembangunan manusia sekaligus usaha perbaikan lingkungan hidup.
Lir-ilir, lir-ilir./Tandhure wis sumilir/Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar. Bangun-bangunlah. Dedaunan sepoi-sepoi menghijau bergerak melambai. Kehidupan baru telah datang, sambut dengan semangat dan riang gembira.
Bangun dan tumbuhlah seperti pohon dengan memperlihatkan dedaunan yang menghijau.
Menyenangkan bagi orang yang melihat. Membuat burung senang dan hewan bisa makan dan beranak-pinak.
Tumbuhan harus terus menghijau karena setiap makhluk hidup butuh oksigen.
Bocah angon-bocah angon penekno blimbing kuwi/Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodot iro.
Siapapun dari kita adalah “penggembala” yang punya tugas memimpin. Syarat dasar menjadi pemimpin adalah jika ada yang dipimpin.
Dalam diri kita ada yang harus dipimpin, yaitu nafsu, pikiran, jiwa, dan lingkungan.
Semuanya butuh pengaturan dan pengendalian. Kita mesti mulai dari memimpin diri kita karena dari situlah sumber dasar untuk modal memimpin masyarakat dan merawat alam.
Martabat harus tinggi dan itu hanya bisa diraih dengan kesediaan kita menaiki tangga kehidupan sampai puncak. Dan puncak kehidupan itu adalah martabat.
Di dalam posisi yang tinggi terdapat buah kebaikan, ada pula kesempatan untuk melihat lebih luas cakrawala hidup.
Untuk usaha meraih hasil kebaikan, tak cukup bekerja keras, melainkan butuh kecerdasan, konsistensi dan keberanian menghadapi resiko.
Jalan licin mengharuskan kita waspada agar tak terpeleset. Kalapun terpeleset dan jatuh janganlah berhenti, ulangi dan terus naik sampai puncak.
Terimalah proses kesulitan dan kengerian ini sebagai cara kita membersihkan diri.
Jika tak terbiasa naik dan selalu takut niscaya akan terus takut. Biasakan, nanti juga akan bisa.
Mengapa harus begitu? Karena:
Dodot iro, dodot iro kumitir bedhah ing pinggir/Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore.
Dirimu yang sejati adalah jiwamu, badanmu adalah pakaianmu yang kini terlihat robek sebagian.
Dalam dirimu telah mengalami kerusakan, karena itu jahitlah, rapikan agar hidupmu tidak compang-camping memelas dan menjadi beban hidup orang lain.
Kamu adalah “penggembala” bagi banyak orang. Selain bekerja keras juga rutin memperbaiki diri, terus melakukan inovasi karena perjalanan panjang kita panjang hingga senja nanti.
Supaya di hari tua itu kita memiliki kesadaran atas keluasan pandangan dan juga mendapatkan buah kecemerlangan seperti cemerlangnya bintang dari buah belimbing yang telah matang.
Jadikan proses memanjat tangga kemuliaan itu sebagai proses penyucian diri agar dirimu menemukan kesejatian.
Proses mengatasi kesulitan menaiki tangga itu penting dilakukan karena ada masa depan hingga hari senja nanti.
Percayalah, hanya dengan cara ini kemuliaan hidup bisa diraih dan mempersembahkan kepada “yang mulia”.
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane.Yo surako… surak hiyo…
Setiap momentum, setiap kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Saat terang manfaatkan untuk kegiatan belajar. Saat muda isi hari-hari dengan aktivitas yang bermanfaat. Saat sehat gunakan berpikir keras.
Saat musim hujan tiba gunakan kesempatan segera untuk menanam pohon di ladang. Saat kemarau tiba, kita manfaatkan untuk pembibitan.
Kesempatan yang ada sekarangan ini jangan disia-siakan karena kesempatan lebih mahal daripada harta. Uang bisa dicari ulang, tetapi waktu tidak demikian.
Kita suarakan. Ayo lakukan! [faiz manshur]
Beramal Baik Untuk Mengatasi Kemiskinan. Sumbang di sini