Cara Konkret Meningkatkan Penghasilan Keluarga Tani

Meningkatkan penghasilan keluarga petani adalah pekerjaan terpenting. Percayalah, di balik kesulitan ada kemudahan. Itulah yang dirasakan relawan Odesa Indonesia dalam mengusahakan peningkatan ekonomi keluarga desa. Pembibitan adalah sektor penting.

Jumat pagi, 5 Januari 2018, Odesa Indonesia mendatangi rumah Ketua RW 10 Kampung Sekebalingbing Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kedatangan kami mengecek hasil pembibitan kelor tahap kedua yang dilakukan oleh Keluarga Pak RW, Ai Wahyu, seorang Sopir Bus Jurusan Bandung-Tuban. “Bapak sudah jalan lagi,” kata sang istri, yang menemui Khoiril Anwar dari Odesa.

Hasil pantauan Khoiril di pekarangan rumah Ketua RW tersebut hasil bibit Kelor tahap kedua ini semakin bagus. Kesalahan dan kekurangan tahap pertama sudah diperbaiki sehingga bibit kelor semakin baik.

“Kemarin sudah saya hitung, ada 200 bibit yang siap ditanam di ladang atau di polybag lebih besar,” kata Bu RW.

Odesa pun segera mencatat untuk keperluan pemesanan. Untuk awal pekan Januari 2018, Odesa Indonesia akan mengambil 150 bibit Kelor yang berusia di atas 60 hari tersebut. Bu RW juga menunjukkan catatan pembayaran atas pembelian bulan sebelumnya yang jumlahnya 50 pohon.

Meningkatkan Ekonomi Petani di Bandung Utara

Meningkatkan Penghasilan Usaha Tani
Meningkatkan Penghasilan Usaha Tani

“Saya senang sekarang karena keluarga kami bisa usaha tambahan. Saya juga ikut bantu-bantu bertanam. Kalau dulu bapak di rumah sampai 4 hari cuma duduk duduk saja, sekarang ada kegiatan,” kata Bu RW.

Keluarga Ai Wahyu bukan satu-satunya keluarga yang terlibat dalam kegiatan pendidikan pembibitan bersama Yayasan Odesa Indonesia. Ketua RW ini sebelumnya didorong oleh Ketua Yayasan Odesa Indonesia Faiz Manshur untuk memberi teladan bagi warganya dalam usaha tani pekarangan.

Model Pendidikan
Setelah 6 bulan berjalan bersama keluarga Ansor, Keluarga Karim, Keluarga Odin, dan Keluarga Ujang Rusmana, sekarang mereka memiliki ketrampilan pembibitan pertanian. Kapasitas pembibitan dari masing-masing orang pun pada setiap dua minggu sekali semakin bertambah. Total dari para pembibit ini sekarang memiliki kapasitas produksi 8.000 bibit.

Semua kegiatan tersebut dilakukan di dalam pekarangan rumah masing-masing, alias tanpa lahan khusus apalagi mengeluarkan modal. Modal yang mengeluarkan uang hanya pada polybag yang disubsidi oleh Odesa Indonesia. Semua anggota Grup Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) bisa memanfaatkan media tanam seperti pupuk dan sekam/gambut dengan mengambil dari lingkungan sekitar tanpa mengeluarkan biaya.

Usaha Tani Pekarangan yang dilakukan oleh Odesa Indonesia ini bermaksud meningkatkan keluarga di perdesaan. Dengan ilmu baru, sistem baru, dan arah baru, model kegiatan pendampingan seperti di atas sangat efektif.

“Penghasilan meningkat Rp 200 hingga 600 ribu adalah sesuatu yang menyenangkan bagi mereka,” kata Enton Supriyatna, Pengurus Odesa Indonesia yang bertugas mengontrol kegiatan lapangan.

Bangkit Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
Bangkit Meningkatkan Pendapatan Ekonomi

Menurut Enton, banyak dari keluarga petani atau buruh tani yang kesulitan mencari berusaha dan menghasilkan uang dari rumah. Pendidikan rendah dan pengalaman kerja yang minim mendorong Yayasan Odesa memilih kegiatan paling mendasar, yaitu pendidikan usaha tani dengan model baru dan konkret menghasilkan uang. Karena model kegiatan pendidikan ini dianggap cocok dan berhasil, Yayasan Odesa Indonesia menurut Enton pada bulan pebruari nanti akan dimulai jenis-jenis tanaman lain seperti Buah Tien, Bunga Matahari, dan tanaman herbal lainnya.

“Dengan Kelor bukan saja soal uangnya. Kita dorong mereka bertanam di sekitar pekarangannya dan memanfaatkan kelor untuk makanan sehari-hari karena gizi kelor sangat baik untuk pangan dan kesehatan,” terang Wartawan Senior Galamedia yang aktif keluar masuk ke desa-desa mendampingi para petani Cimenyan ini.-/test.odesa.id

FAKTA HIDUP KELUARGA TANI DAN PENTINGNYA INOVASI: 

Jawa Barat dihadapkan dengan potensi krisis pangan pada 2021 mendatang. Prediksi krisis tersebut terjadi karena beberapa negara pengekspor pangan mulai menghentikan ekspor pangannya ke Indonesia.
Berdasarkan hasil kajian Neraca Pangan Jabar, komoditas strategis yang akan mengalami defisit di antaranya telur ayam ras, daging sapi, bawang putih, minyak goreng dan gula pasir. Prediksi itu jelas akan membuat masyarakat kian terjepit, ekonomi belum pulih karena COVID-19 harus menghadapi krisis pangan pula.

Walau begitu, emak-emak di Kampung Waas, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung tak mau pasrah menghadapi keadaan. Mereka menyadari sejak COVID-19 mewabah pada Maret 2020 lalu, situasi pekerjaan kepala keluarga mereka akan semakin sulit.

Seperti halnya yang dilakukan Irmawati (21)

Baca artikel detiknews, “Emak-emak di Bandung Lawan Pandemi COVID-19 Lewat Tani Pekarangan” selengkapnya https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5295858/emak-emak-di-bandung-lawan-pandemi-covid-19-lewat-tani-pekarangan.

Keranjang Belanja