Kebudayaan merupakan tempatnya ladang survival paling mendasar bagi kehidupan manusia. Pandangan ini bermula dari kenyataan bahwa segenap perilaku hidup manusia akan berurusan dengan kolektivitas hidup di masing-masing lokasi dan membentuk apa yang disebut pola hidup atau corak hidup masyarakat.
Cara Pandang Baru Strategi Kebudayaan Indonesia
Sebenarnya banyak orang sudah menyadari tentang hal ini. Tetapi masih banyak orang yang salah dalam mendudukkan kebudayaan sehingga menurunkan pandangan dan kerja atau aksi budaya yang tidak pas.
Mendudukkan budaya dan kebudayaan sebagai elemen strategis dalam usaha pemajuan masyarakat meliputi pembangunan Sumberdaya Manusia dan pengelolaan Sumber Daya Alam seperti ini butuh cara pandang yang tepat.
Di Bandung, ada komunitas gerakan kebudayaan yang sangat komprehensif dalam membangun mindset keilmuwan sekaligus dijalankan dalam aksi nyata. Komunitas itu bernama Odesa Indonesia. Dengan gagasan pemikiran empat landasan strategi kebudayaannya, pemikiran dari Odesa Indonesia sangat perlu kita pelajari.
Tulisan ini akan mengulas unsur-unsur esensial kebudayaan dan memberikan perspektif baru dari gagasan kerja budaya yang dilakukan oleh Odesa Indonesia:
4 Nilai Strategis Sebagai Landasan Kerja Budaya
1. Nilai Ekonomi: Pangan Melahirkan Ekonomi
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang melahirkan prinsip ekonomi. Dalam konteks kebudayaan, ekonomi tidak hanya sekadar pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga mencakup keberlanjutan hidup dalam komunitas. Nilai ekonomi menjadi elemen mendasar karena naluri manusia berurusan dengan survival ekonomi pada level keluarga. Masyarakat yang kuat secara ekonomi memiliki modal awal untuk berkembang menjadi masyarakat berbudaya. Namun, ekonomi sebagai modal kebudayaan hanya relevan jika terhubung dengan nilai moral, sains, dan seni.
2. Nilai Moral: Panduan Etis dalam Hidup Bersama
Prinsip moralitas adalah elemen dasar yang tak terpisahkan dari nilai ekonomi. Moralitas hidup bersama memungkinkan manusia bertahan hidup secara lebih efisien melalui kerja sama dan pengurangan kompetisi. Empati dan altruisme adalah komponen penting dari moralitas yang mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. Masyarakat yang memegang teguh nilai moral cenderung mampu mengembangkan tata nilai yang kuat dan membentuk masyarakat berbudaya. Sebagai contoh, masyarakat yang menganggap tanah sebagai modal produksi akan lebih enggan menjualnya dan lebih cenderung mengembangkan produksi di atasnya, menunjukkan keterkaitan antara moralitas dan corak ekonomi.
3. Nilai Sains: Kunci Kemajuan Masyarakat
Perkembangan masyarakat sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan. Peradaban yang kuat dan bertahan lama sering kali didukung oleh kemampuan mengelola sumber daya alam dan manusia secara adaptif. Negara-bangsa seperti Singapura berhasil mencapai kemajuan meskipun memiliki sumber daya alam yang terbatas, berkat penerapan ilmu pengetahuan yang efektif. Namun, ilmu pengetahuan dapat berdampak negatif jika diterapkan tanpa mempertimbangkan nilai moral. Misalnya, teknologi yang memaksimalkan keuntungan ekonomi tetapi merusak ekologi. Oleh karena itu, pertumbuhan nilai sains harus dibarengi dengan penguatan moralitas untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan.
4. Nilai Seni: Kreativitas dan Inovasi dalam Masyarakat
Seni adalah manifestasi dari kreativitas dan inovasi manusia. Seni tidak hanya sebatas fisik, tetapi juga mencakup “kelembutan” akal budi. Kreativitas artinya kemampuan menciptakan sesuatu yang baru atau bernilai tambah, sedangkan inovasi adalah kemampuan mengatasi masalah yang muncul.
Masyarakat berbudaya ditandai dengan kemampuan tidak hanya menyediakan pangan, tetapi juga mengolahnya secara kreatif. Eksperimen atas kekayaan alam yang diolah secara kreatif menghasilkan ekspresi dalam bentuk literasi, atraksi, dan visual. Semakin banyak eksperimen yang melibatkan nilai sains, semakin banyak kreasi baru yang berdampak positif.
Dengan empat pilar dasar ini—nilai ekonomi, moral, sains, dan seni—kebudayaan tumbuh dan berkembang. Memahami dan mengimplementasikan strategi kebudayaan yang berbasis pada empat nilai ini memungkinkan kita memastikan bahwa kerja budaya yang dilakukan adalah esensial dan tidak sekadar klaim. Langkah selanjutnya adalah menuju peradaban yang lebih maju, ditandai dengan kekuatan pangan, literasi, dan teknologi yang kokoh.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam memahami dan mengaplikasikan strategi kebudayaan untuk pembangunan masyarakat yang lebih maju dan beradab.
Penulis: Ariane Venus
Admin: Fadhil Azzam.
Bacaan-Bacaan Lain Yang Terhubung dan Lebih Lengkap:
Empat Landasan Strategi Kebudayaan Indonesia: Pemikiran Faiz Manshur di Katadata
Kerja Budaya dan Budaya Kerja: Mindset Gerakan Budaya dengan Memperkuat Budidaya Pertanian
Hakikat Kerja Budaya Esai Faiz Manshur Ketua Odesa
Kekuatan Budaya ditentukan Oleh Kekuatan Budidaya