Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Bisnis dan Hukum Digital Universitas Maranatha Bandung mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Yayasan Odesa Indonesia. Berjumlah 19 mahasiswa, mereka mengajar di Sekolah Sabtu-Minggu (Samin) Odesa Indonesia, pada Minggu, 14 Juli 2024.
Pagi jam 08.00 rombongan berkendaraan bermotor tersebut tiba di lokasi tempat berkumpul, Yayasan Odesa Indonesia, Pasir Impun Atas Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Tepat pukul 09.00, mereka berangkat menuju masing-masing lokasi yang telah ditentukan, yaitu di Kampung Cisanggarung Desa Cikadut dan kampung Singkur Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Seusai kegiatan, seluruh peserta kembali di Yayasan Odesa Indonesia untuk melanjutkan pertemuan dengan diskusi bersama. Dalam pertemuan itu, Ketua Senat Ferdy Andrian Ryadi menyampaikan apreasianya kepada para relawan literasi Sekolah Sabtu Minggu (Samin) atas pemberian kesempatannya mengajar di hari minggu tersebut.
“Saya mendapatkan pengalaman dengan masuk ke desa ini, ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang mesti dibantu,” kata Ferdy.
Sementara itu rekan Ferdi, Ryan Surya Prayoga menyampaikan pandangan pentingnya anak muda untuk lebih mengerti kehidupan masyarakat desa. Sebab selama ini yang tinggal di kota masih terkungkung sebatas kehidupan perkotaan.
“Kita kuliah, kita tahu ilmu tetapi kalau tidak bisa mendistribusikan ilmu kita ke orang lain sama saja nothing,” kata Ryan.
Aktivis senat lain, F.X. Indrasto Aji mengapresiasi lebih eksploratif terkait dengan pengalaman mengajarnya karena ia mendapatkan pembelajaran yang berharga dengan bisa bersyukur atas keadaan dirinya yang bisa kuliah karena ternyata banyak orang desa yang belum tentu mendapatkan pendidikan secara baik.
“Ternyata mengajar itu tidak semudah dugaan saya. Saya jadi belajar kesabaran untuk memotivasi anak,’ terangnya.
Pandangan lain diungkatkan oleh Fadila Agesya yang merasa antusias mengajar anak desa karena anak-anak desa sangat senang dengan kehadiran dirinya dan teman-temannya. Fadila mengatakan dalam mengajar butuh kesabaran.
“Ternyata bukan hanya sabar saat mengajar. Tetapi harus sabar juga karena keadaan jalan menuju kampung misalnya, tidak mudah,” katanya.
Sesi selanjutnya dari pertemuan itu adalah pemaparan pengalaman dari para fasilitator Literasi Odesa Indonesia. Tiga fasilitator dari Odesa, Sitrus, Fadhil dan Anggita menyampaikan pengalaman berkegiatan di Odesa meliputi kegiatan ekologi dengan konservasi pertaniannya, pendampingan anak-anak desa dengan praktik pendidikan karakter,, program sanitasi, dan juga gerakan amal sosial.
“Permasalah di desa itu bukan soal baca-tulis atau pendidikan saja, melainkan masalah ekonomi, kesehatan termasuk perkawinan dini. Kita sebagai fasilitator di Odesa dituntut untuk terus memberikan perhatian, bukan saja pada anak, melainkan kepada orangtuanya,” jelas Anggita.
Sementara itu Fadhil menjelaskan program Odesa Indonesia dalam praktik pertanian. Sebagai pegiat Odesa yang ia lakukan tidak hanya mengajar anak, melainkan terlibat dalam kegiatan pertanian dengan menggerakkan petani menanam pohon untuk menghasilkan pangan bergizi sekaligus mencegah erosi di Kawasan Bandung Utara. Fadhil juga menjelaskan program lain seperti ekonomi dan amal sosial menyantuni fakir-miskin.
“Kalau di Odesa itu dilakukan programnya komplet karena masalah ekonomi tidak berdiri sendiri. Jadi selalu menyertakan masalah lain seperti sanitasi, bibit pohon, ilmu baru tentang tanaman obat, termasuk juga menyertakan donasi untuk santunan fakir miskin,” jelas Fadhil.
Penulis Abdul Wahid
Admin: Fadhil Azzam
Simak Video Gerakan Pendidikan Anak Desa Yayasan Odesa Indnesia