Kerja kebudayaan paling esensial ada di bidang pertanian karena menurut Dr. Hawe Setiawan, bidang pertanian tersebut memberi manfaat bagi banyak orang, termasuk berhubungan dengan perubahan iklim (climate change).
Budayawan dari Bandung Hawe Setiawan baru-baru ini membuat kartun tentang pentingnya gerakan ekologi. Kartun tersebut di Koran Harian Pikiran Rakyat, Sabtu, 12 November 2022.
Gambarnya sederhana, sosok laki-laki bercaping memanggul cangkul dan perempuan bercaping memegang bibit pohon itu menggambarkan sebuah ajakan agar orang menuju ke Cimenyan.
Pada kartun tersebut tertulis pesan, “hayu kita tanam bibit pohon di bukit. Biar kota tidak digempur leutak (lumpur) di musim ngijih (penghujan).”
Pesan tersebut dimaksudkan olehHawe Setiawan agar warga Kota Bandung yang selama ini sering tertimpa banjir lumpur dari Cimenyan bisa berkontribusi bibit tanaman kepada petani di Cimenyan, Kabupaten Bandung, sebuah kecamatan di Kawasan Bandung Utara (KBU) yang 15 tahun belakangan ini mengalami kerusakan hebat.
Sebagai pendiri dan pegiat gerakan ekologi di Yayasan Odesa Indonesia, Hawe Setiawan berharap masyarakat Kota Bandung mengenal Cimenyan dengan kerusakan alamnya yang dampaknya selama ini berkait dengan banjir lumpur di Kota Bandung.
“Setiap musim hujan warga Kota Bandung sering mendapat kiriman lumpur. Sumbernya itu dari perbukitan di Cimenyan.
Di sana selain ada kerusakan akibat pembangunan liar yang merusak alam, juga ada praktik pertanian monokultur sayuran yang berkontribusi menurunkan lumpur ke kota Bandung,” kata budayawan dan dosen Universitas Pasundan Bandung tersebut kepada Odesa.id, 12 November 2022.
Menurut Hawe Setiawan, selama enam tahun belakangan ini, kiprah Yayasan Odesa dalam mendorong petani menanam secara polikultur (beranegaram tanaman) telah menunjukkan hasil yang baik.
Bibit-bibit tanaman buah seperti sirsak, kopi, nangka, sukun, durian, pepaya, matoa, kelengkeng beredar di Cimenyan.
Namun menurutnya, jumlahnya masih di bawah satu juta bibit, padahal dari hasil pemetaan Odesa Indonesia kebutuhan bibit untuk di Kecamatan Cimenyan bisa mencapai 5 juta bibit pohon, dan untuk Kawasan Bandung Utara membutuhkan lebih 10 juta pohon.
Menurut Hawe, apa yang dilakukan Yayasan Odesa Indonesia telah menunjukkan hasil bagi perbaikan di masyarakat.
“Pembagian bibit buah-buahan, termasuk pete, jengkol dan kelor diminati petani. Ini berbeda dengan yang dilakukan pemerintah yang selama ini hanya membagi bibit tanaman kayu.
Dengan beredarnya jenis tanaman buah-buahan, warga tidak akan menebang pohon dan lebih penting lagi ialah memperbaiki pangan sehat bergizi, apalagi di sana banyak warga miskin yang mengalami krisis air dan masih banyak bayi lahir stunting,” papar Hawe.
Menurut Hawe, kerja di bidang pertanian merupakan kerja paling esensial dalam bidang kebudayaan karena di dalam pertanian itulah orang melakukan pekerjaan untuk memberi manfaat, terutama pangan dan oksigen.
Hawe memberikan contoh konkret, panen kelor dan pepaya dari petani Odesa yang pada bulan oktober dan november 2022 ini menunjukkan dinamika baru di masyarakat Kecamatan Cimenyan.
“Kerja pertanian dengan tujuan yang terarah untuk perbaikan pangan warga dan mencegah erosi yang dilakukan petani Odesa merupakan bagian penting dari kerja kebudayaan karena di dalamnya memuat semangat perbaikan dengan pikiran, laku dan tindakan terutama untuk mengatasi kekurangan gizi dan menjawab perubahan iklim,” paparnya. [test.odesa.id]
Praktik Kebudayaan Pertanian dengan Kelor
Kerja Kebudayaan Berbasis Botani
Video Youtube Gerakan Budaya Odesa
Kerja Budaya Pertanian Culture dan Agriculture Bersama Remy Sylado