Literasi sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Seorang yang memiliki kemampuan literasi yang baik pasti memiliki wawasan yang luas. Segala tindakannya juga berlandaskan pertimbangan ilmiah. Dengan begitu, Gerakan literasi dapat menciptakan generasi muda yang berkualitas, berpendidikan, cerdas, kreatif, dan memiliki daya pikir yang kritis.
Sayangnya, tingkat literasi di Indonesia masih tergolong sangat rendah, terutama di pedesaan. Hal ini terjadi karena minimnya akses masyarakat desa terhadap fasilitas pendidikan seperti buku-buku bacaan.
Upaya Meningkatkan Literasi Anak-anak Desa
Mengapa literasi di Indonesia terutama di pedesaan perlu ditingkatkan? Jawabannya karena tingkat literasinya sangat memprihatinkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat literasi di pedesaan terpencil masih tergolong rendah.
Hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) memberi gambaran yang lebih besar tentang tingkat literasi Indonesia. Republik ini masuk ke dalam 10 negara dengan tingkat literasi paling rendah atau peringkat 71 dari 77 negara.
Selain itu, UNESCO juga menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001% saja atau dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang saja yang suka membaca. Tak hanya sampai di situ, hasil riset dari Central Connecticut State University menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara tentang minat membaca.
Keadaan ini sangat memprihatinkan, karena apa yang disebutkan di atas merupakan keadaan generasi muda Indonesia. Maka dari itu diperlukan banyak gerakan-gerakan literasi untuk Masyarakat pedesaan.
Literasi yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan membaca buku, memahami bacaan, dan mengamalkan apa yang dipahami. Literasi memiliki banyak manfaat untuk anak-anak desa, antara lain sebagai beraikut:
- Memperbanyak kosakata.
- Mengoptimalkan kerja otak.
- Memperkaya wawasan dan pengetahuan baru.
- Meningkatkan kreativitas dan kemampuan verbal.
- Meningkatkan kemampuan berpikir dan menganalisis.
- Meningkatkan fokus dan konsentrasi.
- Melatih kemampuan menulis dan merangkai kata.
- Mengasah daya ingat.
- Melatih kemampuan dalam menerima dan memahami informasi.
- Melatih otak untuk berpikir kritis supaya dapat membantu dalam mengambil keputusan.
Dari beberapa manfaat di atas, bisa kita lihat bahwa literasi bukan sekadar urusan membaca atau tulis-menulis saja. Literasi juga berarti memahami apa yang dibaca, mengamalkan apa yang dipahami, dan menuliskan apa yang diamalkan. Jika sudah mempraktekkan hal ini, maka akal dan karakter seseorang bisa mencapai kualitas yang maksimal.
Tiga Langkah Utama Kegiatan Literasi Odesa
Untuk mengatasi problem sumber daya manusia, Yayasan Odesa Indonesia berusaha melakukan aksi nyata lewat literasi di kampung-kampung pedesaan Bandung. Berikut tiga langkah utama kegiatan literasi yang dilakukan Odesa.
1. Mendirikan Sekolah Samin
Dalam rangka membangun literasi untuk anak-anak desa, Odesa membuat sebuah program bernama Sekolah Samin atau Sekolah Sabtu Minggu. Seperti namanya, Sekolah Samin adalah program pendidikan informal yang diselenggarakan setiap hari Sabtu dan Minggu. Biasanya, sekolah ini diikuti oleh anak-anak petani.
Kegiatan ini dilakukan karena beberapa alasan, antara lain banyaknya anak yang putus sekolah, tingginya tingkat kemiskinan, hingga menjamurnya kasus gizi buruk dan stunting pada anak-anak desa.
Melalui Sekolah Samin, Odesa ingin meningkatkan kualitas SDM menjadi lebih unggul supaya membuat kehidupan di desa menjadi lebih baik. Rendahnya kualitas SDM dapat menyebabkan lemah ekonomi dan lemah ilmu pengetahuan. Keadaan ini akan berujung pada kemiskinan.
Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan oleh Sekolah Samin untuk mengentaskan masyarakat desa dari beberapa hal tersebut adalah dengan meningkatkan literasi. Caranya yaitu dengan memberikan berbagai kegiatan, seperti membaca, menulis, edukasi literasi lewat musik, dan masih banyak lagi.
Baca juga : Sekolah Samin: Mahasiswa Bandung Bergiat Literasi di Desa
2. Memberikan Fasilitas Peminjaman Buku dan Pendampingan
Kehadiran buku menjadi suatu hal yang penting dalam upaya meningkatkan literasi untuk anak-anak desa. Untuk itu, Odesa berusaha memberikan fasilitas buku bacaan dengan metode peminjaman buku. Odesa tidak ingin membatasi kegiatan membaca hanya beberapa jam saja, supaya anak tetap bisa berliterasi di rumah masing-masing.
Tak sekadar meminjamkan buku, tetapi juga Odesa memberikan pendampingan untuk setiap anak dengan menghadirkan fasilitator pendidikan. Fasilitator tidak hanya meminjamkan buku, tetapi juga mengusahakan agar anak-anak gemar membaca buku.
Baca juga : Perpustakaan Desa Untuk Mengatasi Rendahnya Literasi
3. Mengajak Anak untuk Membaca Minimal Satu Buku dalam Satu Pekan
Langkah selanjutnya adalah dengan mengajak anak untuk membaca minimal satu buku dalam satu pekan. Anak-anak bisa menghabiskan 48 judul buku dalam setahun. Angka yang cukup banyak, tetapi tetap realistis untuk dilakukan.
Dengan membaca banyak buku, harapannya anak-anak desa dapat memiliki pemikiran yang lebih bermutu dan berkualitas. Jika dilakukan dengan konsisten, anak-anak desa pun dapat mengungguli orang-orang dewasa di sekitarnya yang belum tentu bisa menamatkan buku hingga 48 judul selama hidupnya.
Demikian beberapa aksi nyata Odesa dalam meningkatkan literasi untuk anak-anak desa. Untuk mendapatkan artikel menarik lainnya, silahkan kunjungi website Odesa Indonesia.***
Baca juga : Harti Taseni, Pengabdian Aktivis Perempuan Literasi
Penulis: Afi Nur Hanaindy
Penyunting: Abdul Hamid
Admin: Fadhil Azzam