Punya Buku Bacaan? Sumbangkan untuk Literasi Anak Desa

Buku adalah senjata untuk memerangi keterbelakangan, kebodohan bahkan kemiskinan. Hanya dengan buku usaha memajukan manusia Indonesia bisa tercapai. Inilah yang diyakini seluruh pengurus Yayasan Odesa Indonesia.

“Buku bacaan seperti fiksi bergambar atau novel atau kumpulan cerpen sangat diminati. Bahkan banyak novel berbobot juga diminati anak-anak SD dan SMP,” kata Syauqy yang sejak bulan Juli 2020 memimpin sayap pergerakan Literasi Yayasan Odesa dengan nama Odesa Institute.

Menurut Syauqy, kebutuhan buku dalam praktik literasi komprehensif tentu bukan sekadar buku bacaan, melainkan juga buku dan alat belajar untuk menunjang praktik pembelajaran.

Anak-anak petani desa butuh banyak buku bacaan, buku tulis, buku gambar, alat tulis dan alat peraga tentunya. Mereka sama seperti kebutuhan anak-anak dari kota. Minat baca termasuk praktik belajar sangat tinggi. Sayang kalau sampai tidak diberi kesempatan. Buku bekas juga tidak masalah, yang penting masih lengkap isinya,” katanya.

LIHAT VIDEO PERPUSTAKAAN KELILING SEKOLAH SAMIN

Menurut Syauqi,kebutuhan jenis buku bisa beragam, tetapi ia berharap setiap buku memiliki nilai karakter karena kebutuhan dasar pendidikan anak-anak usia SD, SMP dan SMA adalah karakter.

“Sedangkan untuk orang tua, terutama ibu-ibu dari anak-anak yang ikut-ikutan membaca membutuhkan bacaan ringan tapi praktis seperti buku panduan memasak, atau buku pertanian,” terangnya.

Di bawah mesin gerakan Odesa Institute ini kaum muda Odesa aktif mengajar anak-anak desa, belajar berwirausaha pertanian, dan juga melakukan pendampingan ekonomi dan kesehatan kepada petani-petani golongan pra-sejahtera (fakir-miskin).

Sejak 2016, Yayasan yang aktif menggerakkan literasi, pedampingan ekonomi dan membereskan banyak sanitasi keluarga miskin perdesaan ini memiliki mesin pergerakan literasi bernama Sekolah Samin (Sabtu-Minggu).

Odesa Institut menerjunkan relawan literasi yang bersedia bekerja masuk ke kampung-kampung perbukitan, mereka membagikan buku dengan cara peminjaman. Setiap minggu satu buku. “Itu minmal. Pada praktiknya, banyak anak yang bisa menamatkan 2-3 buku dalam satu pekan,” kata Ahmad Syauqy Ridho.

LIHAT VIDEO PRAKTIK BOTANI ODESA
Syauqy dan 13 teman lainnya dari kalangan mahasiswa bahkan sejak awal 2020 ini semakin melebarkan sayap pergerakannya dengan menggarap 11 kampung di beberapa desa Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Bahkan di Garut, tepatnya di Desa Sindangsuka Kecamatan Cibatu, ada dua kelompok belajar yang diberi nama Sekolah Garut (Segar)yang dipimpin oleh Ramlan Gumilar.

“Kalau menyumbang buku ke Odesa itu sangat strategis karena kami bukan sekadar meminjamkan, apalagi sekadar memajang di rak perpustakaan. Kami aktif setiap minggu menggilir peminjaman, mendampingi anak-anak memahami isinya kemudian menulis dan mempraktikkan dengan model pembelajaran aktif yang menyenangkan,” Kata Syauqy. test.odesa.id

Kursus Bahasan Inggris Bermuatan Karakter

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja