Tak jauh dari keramaian Kota Bandung, gerakan pertanian pangan baru mulai berkembang. Yayasan Odesa Indonsia yang selama ini bergiat urusan ekonomi, pendidikan dan kesehatan salahsatunya juga mengembangkan ekonomi pertanian. Lokasinya di Desa Cikadut dan Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Rusmana (37 tahun), seorang petani yang aktif menahkoadai grup pertanian Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) mengatakan, Sorgum merupakan tanaman baru yang dikembangkannya karena memiliki manfaat untuk pangan dan ternak yang baik.
“Setelah mengembangkan pertanian Kelor (Moringa Oleifera) dan terus berjalan, kami sekarang juga mengembangkan Sorgum. Ujicoba dengan beberapa model di ketinggian dan jenis lahan yang berbeda sudah cukup memadai selama 6 bulan terakhir,” kata Rusmana yang dikenal sebagai pengembang tanaman obat ini kepada test.odesa.id, Sabtu, 29 Juli 2018.
Serealia jenis Sorgum ini, menurut Rusmana sangat cocok dikembangkan di Cimenyan. Pada tanah ketinggian 800 hingga 1.300 meter dari permukaan laut tidak mengalami hambatan. Selain itu menurutnya, Sorgum juga mudah ditanam oleh para petani, bahkan lebih mudah dari tanam daripada jagung. Menyambut musim hujan awal September 2018 nanti, Rusmana sedang menyiapkan perluasan tanaman.
“Untuk grup pertanian kami sebenarnya sudah mulai tanam, lebih setengah hektar dan rutin menjadi bibit. Kami coba pada sisi ekstrem musim kemarau dengan sistem penyiraman. Dan ternyata berhasil tetap baik. Tetapi untuk petani, kami memilih lebih aman agar bertanam pada musim hujan supaya mereka tidak terlalu repot,” jelasnya.
Menjawab kemunduran
Di temui di tengah-tengah kegiatan pembibitan tanaman obatnya di Kampung Sekebalingbing Desa Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Rusmana juga bercerita, bahwa pertanian pangan di Cimenyan semakin lama semakin mundur. Banyak lahan berubah alih fungsi menjadi rumah dan villa. Banyak lahan petani dijual ke orang kota, tidak diurus dan menjadi semak belukar. Dengan adanya Yayasan Odesa Indonesia yang bergiat urusan Pangan, Ternak, Literasi dan Teknologi, sekarang mulai tumbuh kesadaran masyarakat bertani, bahkan bertani pekarangan dengan hasil yang cukup memuaskan. Rusmana juga menunjukkan jenis-jenis tanaman lain seperti Bunga Matahari, Kelor, Hanjeli, Gingseng Jawa, dan beberapa jenis bunga untuk kegiatan ekosistem.
Kembali pada masalah Sorgum, tanaman ini masih tergolong langka dikembangkan di Indonesia. Padahal menurut Organisasi Pangan Dunia FAO (Food Agriculture Organizations) Sorgum merupakan tanaman pangan manusia yang sangat penting dikembangkan selain jagung dan gandum. Menurut sumber FAO, total konsumsi makanan dari semua sereal telah meningkat secara signifikan selama 35 tahun terakhir, konsumsi makanan dunia dari sorgum tetap stagnan, terutama karena, meskipun gizi sorgum lebih baik dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, ini dianggap di banyak negara sebagai biji-bijian yang inferior.
Sementara itu fakta menunjukkan, sorgum bisa dikonsumsi di daerah yang memiliki kawasan pertanian tergolong sulit, seperti di Ethipia dan Somalia, Botswana, Lesotho, Yaman, dan beberapa provinsi di Cina dan India. Di sana Sorgum berkembang. Dengan kata lain, kawasan pertanian yang kurang subur itu memiliki solusi pangan dari sorgum. Artinya, untuk tanah yang lebih subur tentu akan lebih baik.
Catatan FAO yang lain menunjukkan, konsumsi Sorgum desa berbanding kota justru lebih banyak di perkotaan. Hal iini menandakan di perkotaan sumber pangan justru lebih banyak, sementara desa yang mestinya mensuport pangan justru mengalami kelemahan. Di Cimenyan Kabupaten Bandung misalnya, hampir semua petani tidak mengenal Sorgum. Mereka hanya pernah mengenal Hanjeli yang kini sudah punah dan dikembangkan ulang oleh Odesa Indonesia.
Gizi Sorgum
Basuki Suhardiman, pendamping ekonomi pesan dari Yayasan Odesa Indonesia menyatakan pangan di Indonesia sangat lemah dan harus dibangkitkan. Salahsatunya adalah dengan gerakan menanam Sorgum. Sebab menurut Pakar Teknologi Informasi ITB tersebut, Sorgum selain mudah ditanam juga sangat baik gizinya, selain juga memiliki nilai ekonomi yang besar.
“Kami harus membangun gerakan pertanian berbasis pangan bermutu, salahsatunya adalah Sorgum agar petani mendapatkan sumber pangan bergizi,” katanya.
Sejauh kita mengenal Sorgum, di laman-laman internet banyak memaparkan kandungan gizinya yang cukup menawan. Untuk bahan pangan, Sorgum menyediakan vitamin seperti niacin, riboflavin, dan thiamin, serta kadar magnesium, zat besi, tembaga, kalsium, fosfo, dan potassium. Kandungan proteinnya juga termasuk baik untuk kebutuhan pangan manusia sehari-hari karena mampu memberikan 48 persen dari kebutuhan dasar yang disarankan.
Karena Kandungan gizi tersebut, Sorgum juga dikenal sebagai pangan bergizi yang mampu banyak menyelesaikan masalah kesehatan seperti mencegah kanker tertentu, mengurangi potensi diabetes, memperkuat tulang, memperbaiki sel darah merah, meningkatkan energi dan yang paling mudah dirasakan setiap orang adalah kemampuannya melancarkan pencernaan.
Di luar manfaat untuk manusia, Sorgum juga sangat baik untuk pakan ternak terutama untuk sapi Sorgum benar-benar efektif untuk menghemat pakan ternak karena kemampuannya mencukupi kebutuhan gizi ternak. []
Komentar ditutup.