Demokrasi, Sorgum dan Perbaikan Pangan

Demos tak akan mewujud tanda Oikos yang kuat. Perbaikan Indonesia mesti ke urusan rumah tangga paling bawah. Kami tinggal di kawasan pertanian, tetapi puluhan tahun petani lebih memilih memburu uang dari ekonomi ekstratif dengan menggali batu. Ketika batu mulai ludes mereka mengalami kemerosotan yang dahsyat. Kemiskinan akut melanda.

Kami berpikir mendasar, bahwa petani miskin itu seharusnya bercocok tanam secara kuat agar rumah tangga (Oikos) mereka tercukupi pangannya. Sebab sejauh ini saya belum menemukan ahli kuliner yang bisa memasak batu. Buat apa mendapat uang kalau ujung-ujungnya 80 persen uangnya terkonsentrasi untuk beli bahan pangan.


Sorgum, adalah penghasil gizi yang baik, dan telah kami ujicoba hasilnya juga baik. Ia akan menyediakan vitamin seperti niacin, riboflavin, dan thiamin, serta kadar magnesium, besi, tembaga, kalsium, fosfor, dan potassium. Selain itu, sorgum juga memiliki kemampuan menyediakan setengah dari protein yang dibutuhkan manusia. Bahkan seratnya juga hampir setengah mencukupi dari kebutuhan gizi yang disarankan. Makan sorgum dan sayuran jenis konvensional otomatis akan cukup protein dan serat.




Bertanilah, tapi jangan ikut-ikutan apalagi menanam tanaman yang gizinya rendahan. Pilih tanaman yang sekiranya memudahkan para petani saat bertanam, lalu menyediakan gizi yang baik saat mereka konsumsi. Kelor, sorgum, hanjeli, bunga matahari, dan jenis-jenis herbal harus diurus secara serius. Itulah cara memperbaiki persoalan mendasar Indonesia. [Faiz Manshur. Ketua Odesa Indonesia)
Bacaan direkomendasikan manfaat sorgum
Sorgum menurut FAO

Komentar ditutup.

Keranjang Belanja