Manfaat Fotografi untuk Melihat Diri

Manfaat Fotografi untuk Melihat Diri

Oleh Faiz Manshur
Ketua Odesa Indonesia

“Saya ingin fotonya pak, kata Enang,” seorang penggali batu setelah saya menunjukkan hasil pemotretan kepadanya.

Manfaat Fotografi untuk Melihat Diri dari Sudut yang Pandang Lain.
Manfaat Fotografi untuk Melihat Diri dari Sudut yang Pandang Lain.

Beberapa hari kemudian, saya berikan 3 buah foto Enang yang sedang bekerja menggali batu.

Dia girang. Lalu menunjukkan kepada teman-temannya sesama penggali batu.

Agus, Wawan, Yayat, Eli,  dan teman-temannya pun ikut-ikutan meminta foto mereka.

Manfaat Fotografi untuk Petani.
Manfaat Fotografi untuk Petani.

Padahal pada jauh hari sebelumnya mereka sering kali menghindar saat difoto. Mereka tidak percaya diri berhadapan dengan kamera. Ini normal.

Pada orang yang tidak terbiasa berhadapan dengan kamera, pemotret adalah teroris. Meneror psikologi dengan lensa.

Para petani itu merasa malu saat difoto karena merasa badannya kucel, keringat berlelehan, dan mereka mengaku belum mandi.

Agar mereka nyaman difoto, saya jalin komunikasi dengan obrolan dan gurauan. Setelah ada hasil saya perlihatkan.

Dari situlah mereka kaget karena ternyata apa yang dilihat tak seburuk yang disangka sebelumnya.

Tetap lusuh, tetap kucel, tetapi tak berarti jelek. “Namanya juga kerja,” kata saya membesarkan hati mereka.

Hikmahnya, foto bisa menjadikan diri mereka melihat sisi lain tentang diri mereka dan lingkungan sekitarnya. Mereka pun senang dengan foto itu.

Program Amal Berbagi Foto

Tidak semua orang memiliki foto diri. Pada warga buruh tani di Cimenyan, tempatnya Odesa Indonesia berkegiatan sosial, banyak orang tidak mengenal foto dirinya, kecuali foto KTP.

Begitu mereka melihat foto diri mereka, apalagi yang unik dan menarik, mereka sangat senang.

Kebiasaan pengurus Odesa memperlihatkan foto para petani ini berlangsung sejak tahun 2016.

Saat itu para pengurus Odesa Indonesia yang blusukan sering menyempatkan memperlihatkan hasil foto digitalnya secara langsung kepada para petani.

Begitu juga saat pertemuan, mereka sering juga melihat koleksi foto kegiatan pertanian mereka.

Bahkan karena seringnya kegiatan Odesa Indonesia masuk tayangan di televisi seperti RCTI, Metro TV, TVRI, TransTV, Global TV, TV-One dan lain sebagainya, para petani bisa melihat diri mereka di televisi atau Youtube.

Keinginan untuk membagi foto cetak juga sudah lama. Sayangnya kami malas mengurusnya.

Padahal mereka butuh dokumentasi keluarga. Dengan memiliki foto diri, mereka bisa melihat diri mereka dalam situasi lain.

Yang lebih penting adalah bahwa foto itu bisa menjadi bagian dari “sejarah” hidup keluarga mereka.

Mereka butuh foto tentang diri mereka. Manfaat fotografi.
Mereka butuh foto tentang diri mereka. Manfaat fotografi.

Banyak anak-anak di desa yang tidak tahu wajah kakek atau  orangtuanya yang meninggal karena tidak ada foto.

Berkaca diri melalui foto atau video tentu memiliki nilai lebih daripada sekadar ngaca di cermin.

Lebih dari itu, dampak visualisasi tersebut sering mengakrabkan hubungan sesama warga desa.

Perbicangan tentang mereka yang dilihat oleh teman atau saudaranya seru. Jadi, hanya dengan foto atau video, kita bisa membuat orang bahagia.

Manfaat Fotografi Menyenangkan Petani.
Manfaat Fotografi Menyenangkan Petani.

Saya bicara dasar seperti ini karena hal ini penting bagi para petani, orang-orang desa yang tak mudah bermain  fotografi atau video.

Dengan kata lain, “permainan” Odesa Indonesia dengan kegiatan jurnalistik dan dokumentasi itu berkontribusi pada dimensi hubungan sosial.

Dengan kegiatan foto, video dan jurnalisme, kita mendapatkan kesempatan berkenalan dengan para petani, mengakrabkan satu sama lain, dan lebih dari itu ialah kita bisa memanusiakan mereka dengan cara yang murah dan efektif.

Akhir Oktober 2023 ini saya pastikan untuk mencetakkan foto-foto tersebut. Bisa foto diri mereka, foto keluarga atau foto mereka bersama teman-temannya.

Saya pun menyuruh Hamid, bagian kesekretariatan Odesa untuk menjadikan kegiatan cetak foto untuk petani sebagai bagian dari kegiatan amal.

“Carilah uang dari para pengurus dan tidak perlu dimasukkan dalam program amal yang menyertakan non-pengurus. Anggaran cetak juga murah, hanya Rp 7.000 untuk ukuran foto 8R Dop, dan pigura diusahakan juga.

Barangkali butuh uang Rp 25.000. Total 1 foto membutuhkan Rp 32.000 cukup. Barangkali bisa dirutinkan setiap dua bulan sekali. Misalnya menarget 50 foto per dua bulan sekali.

Kita punya binaan petani jumlahnya lebih 2200 KK. Jadi kita pikirkan itu,” pesan saya kepada Hamid.

Saya tambahkan, bahwa niat berbagi foto ini adalah untuk membahagiakan mereka. Buatlah situasi yang menyenangkan, baik saat memotret maupun saat mereka menerima foto. Itu saja. Tidak lebih.

Untuk sistematisasi program ini itu saya memanggil teman desainner, Edi Laish untuk menyeleksi foto-foto Dokmentasi Odesa yang jumlahnya lebih 28.000 ribu.

Tetapi yang lebih penting dari sekadar mencari jejak foto, lebih baik memperbanyak foto. Kita manfaatkan teknologi digital baik melalui kamera ponsel, mirrorles maupun DSLR untuk kebaikan.

Selain memilih foto juga perlu mengedit seperlunya sampai tahap yang baik.

Editor diperlukan karena pasti tidak setiap foto memuaskan. Prinsipnya, berikan yang terbaik saat memberi.

Saya kira kegiatan ini perlu disistematisasi, dimulai dari pemotretan yang tematik, angle, dan memenuhi target pentingnya “foto yang berbicara”. Yang memotret bisa siapa saja, tetapi memang harus ada tim penyeleksi.

Saya harapkan nanti Ibu Yuliani Liputo bisa nyambung dengan Mas Edi dan Hamid untuk urusan program ini.

Foto yang baik akan menghasilkan kebaikan. Siapa yang ingin  berkontribusi membahagiakan para petani di perdesaan tempatnya Odesa berkegiatan? Bisa motret bareng. []

Belajar Jurnalistik, Menulis Opini dan Fotografi di Odesa

Memaksimalkan Jurnalisme untuk Perubahan Sosial

Peran Pelukis Botani dan Nasib Petani

Fotografer Stefano Romano saat Mengajar di Odesa

Keranjang Belanja