Petani sulit berubah? Tidak. Ada cara khusus. Langkah dasar yang terpenting dalam usaha perbaikan keadaan adalah perbaikan Manusia. Doktrin pembaharuan bertitik tolak dari memanfaatkan yang sudah ada, dan memberi nilai yang baru.
Pada petani Cimenyan misalnya, pembaharuan ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup dengan tanaman obat. Apa yang diperbaharui jelas, yaitu ekonomi keluarga petani, kesehatan keluarga petani dan lingkungan hidup keluarga petani. Kelor misalnya, merupakan hal yang baru karena sebelumnya petani hanya mengenal kelor sebagai tanaman sekunder, yang dianggap tidak penting dan bahkan dipandang sebelah mata. Sementara hal baru dari “luar” mereka membuktikan, kelor merupakan tanaman pangan yang luar biasa gizinya, bisa ditanam di pekarangan (tanpa menggusur lahan pertanian yang sudah digarap petani), dan bisa memperbaiki lingkungan karena cocok untuk penghijauan.
Apakah pembaharuan itu sulit? Jawabnya tergantung cara yang kita terapkan.Dalam setiap kegiatan, Yayasan Odesa Indonesia tidak bicara soal kesulitan melainkan bicara soal peluang strategis. Tanaman obat kami anggap cocok untuk pembaharuan pertanian karena memiliki nilai strategis. Namun tidak semua tanaman obat semuanya harus digarap. Kelor, Daun Afrika dan kumis kucing menjadi tiga komponen yang paling penting untuk awal keberangkatan pembaharuan pertanian, terutama terkait dengan model tani pekarangan ini. Dan dari ketiganya, satu item jenis tanaman yaitu Kelor yang mendapat tempat paling utama.
Bagaimana petani minat dengan pembaharuan ini? Bisa sejauh mereka sadar akan manfaat dan jelas tujuannya. Sejauh petani mendapatkan kesadaran, apalagi pengalaman empirik bagi dirinya secara langsung. Mereka tidak anti perubahan. Petani justru mendambakan perubahan hidup karena mereka sadar hidup susah, banyak kekurangan dan ingin berubah. Tugas organizer yang mesti memahami arah hidup mereka.
Di Yayasan Odesa Indonesia, selain menggarap Grup Tapeci (Tani Pekarangan Cimenyan) dan Taoci (Tanaman Obat Cimenyan) juga menggarap pendidikan Remaja Tani Smart Farming. Nur Arafi Siswa SMP dari Pasir Impun Cimenyan ini misalnya, setelah sekian lama aktif terlibat kegiatan bersama Odesa Indonesia,punya inisiatif mengurus lahan kakeknya yang kurang produktif. Ia mencangkul sendiri lahan dan menanam kelor. Nur Arafi sudah sudah mengenal beberapa jenis tanaman obat dan merasakan manfaatnya. Daun Afrika yang pahit ia minum bersama teman-temannya. Kelor yang beberapa bulan lalu membuat ibunya terheran-heran sekarang dimasak untuk hidangan. Karena merasa kurang, Nur Arafi sadar kebutuhan untuk menanam sendiri.
“Tujuan kamu menanam ini apa? Kamu harus punya tujuan,” tanya saya.
“Biar punya banyak. Soalnya buat obat keluarga kurang,” katanya.
Nur Arafi sudah tidak mempersoalkan obat untuk apa. Yang ia maksud obat adalah untuk kesehatan, badan menjadi lebih baik dan yang terpenting juga bisa mengurus lahan yang kosong. Setiap hari minggu (libur sekolah), ia bisa memanam 25 pohon kelor. Manfaat Kelor untuk Pangan dan Kesehatan
Mumpung musim hujan tanpa pupuk pun bisa berkembang baik. Nanti dua tiga bulan mendatang ia akan berikan tambahan pupuk yang secara gratis bisa didapat dari sapi milik kakeknya. Anak-anak petani ini sudah punya modal pengetahuan dalam hal bercocok tanam karena sekadar urusan tanam bukan hal yang asing. Hal-hal yang kurang dan butuh pembaharuan itulah yang dilakukan oleh Odesa Indonesia dalam memperbaharui pemikiran dan tindakan.
Bahwa sebagian susah menyerap hal yang baru itu sudah biasa. Namun kalau pergaulan kita luas dengan beragam manusia desa, dari sekian puluh yang kita kenal pasti ada beberapa orang yang mudah menyerap hal-hal yang baru. Itulah basis SDM yang paling mungkin digarap. Memperbaiki keadaan puluhan manusia tidak usah digarap langsung semuanya. Fokus satu atau beberapa orang yang bisa menerima hal baru, barulah melangkah lebih luas.
Ingat, tradisi dibentuk dari hal yang kecil, yang nantinya akan berevolusi menjadi hal yang besar tergantung dengan asas manfaat yang berlaku. Kalau kelor akan membuat manfaat bagi setiap orang, percayalah bahwa itu akan diterima banyak orang.[Faiz Manshur]
Kelor Untuk Perbaikan Gizi Rakyat Indonesia
Bibit Kelor Odesa Indonesia
Jual Bibit Kelor dari Biji