Kelor, Bagaimana Menjual? di Mana Pasar Kelor?

Pasar kelor. Istilah ini menjadi hal yang penting. Setiapkali kita menggagas budidaya tanaman baru, kenapa yang muncul paling dominan adalah “Kemana menjualnya? Bagaimana pasarnya?”

Apakah dalam urusan budidaya tanaman kita hanya akan urusan jual beli? Mencari uang? Tidak ada hal lain seperti berpikir gerakan kesehatan, gerakan hijau lingkungan, dan gerakan ketahanan pangan keluarga?

Apakah tidak sebaiknya yang dipertanyakan adalah bagaimana mengolah hasil pasca panennya? Bukankah apapun jenis panen pertanian jika dijual mentahan juga tidak akan memiliki nilai ekonomis yang baik? Bahkan emas pun kalau dijual mentah tentu tidak akan produktif untuk usaha. Kelor bukan tanaman baru. Namun temuan-temuan beberapa tahun belakangan ini memungkinkan kita untuk mengembangkannya.

Peluang Pasar Kelor di Indonesia

Pasar Kelor Perlu diciptakan, bukan mencari penampung
Pasar Kelor Perlu diciptakan, bukan mencari penampung

Organisasi PBB lewat FAO dan WHO menganjurkan tanaman kelor dikembangan karena kehebatan kelor untuk gizi rakyat, kesehatan orang sakit, dan sangat baik untuk perbaikan kualitas air, tanah, pupuk organik dan penghijauan. Kelor juga bisa ditanam tanpa lahan khusus, melainkan bisa dimanfaatkan pada lahan2 kosong yang tanahnya tandus seperti padang pasir.

Pada awalnya kelor harus dikembangkan karena kesadaran kita tentang kesehatan dan ekologi, bukan semata urusan dagang. Lagi pula, potensi hebat kelor sangat merugi kalau hanya diperbincangkan dalam ruang jual beli bahan mentah. Daun kelor butuh pengolahan yang baik karena kehebatan nutrisinya harus dijaga. Jika kita berpikirnya masih tradisional dengan menjual mentah, maka hanya bisa dikonsumsi secara langsung dan rendah nilai ekonominya. Maka, menjual mentah berarti hanya bisa diakukan pada pasar terdekat, pasar lokal. Itupun dengan resiko bisa susut gizi jika dibawa sembarangan pindah2 tempat dalam kondisi masih basah tanpa kemasan.

Kita harus mulai mengubah mindset pertanian. Setiap produk pertanian akan memiliki berlipat keuntungan manakala kita mampu mengolahnya. Tanamkan pemikiran, jangan sering menjual produk pertanian secara mentah. Itu tidak kreatif.

Proses produksi harus tuntas mulai dari budidaya, pasca panen pengolahan, barulah kita bicara marketing. Jika tahap pengolahan sampai tuntas seperti itu, niscaya betapa kita justru tidak usah sulit berpikir soal market karena market kelor sangat luas, pasokan sampai saat ini masih sangat kurang.

SARAN PRAKTIS: selagi kita belum memiliki dalam jumlah banyak,mari jalankan proses budidaya awal sebagai pembelajaran, tugas utama kita adalah memaksimalkan potensi pangan untuk rumah tangga dan tetangga kita. Itu lebih baik. Mari kampanyekan manfaat hebat pohon ajaib bernama moringa oliefera ini. Konsumsi untuk keluarga kita agar lebih sehat. Banyak orang sakit terbukti bisa pulih atau minimal membantu penyehatan karena kandungan gizi kelor.

Kembangkan dan kembangkan terus, sambil proses berjalan kita belajar pengolahan pasca panen. Dan jangan lupa belajar yang banyak dari tulisan-tulisan tentang kelor, moringa oliefera. Tonton videonya juga. Banyak pencerahan.

Video Manfaat Kelor untuk Rakyat Miskin

Video Musisi Ferry Curtis Belajar Tanam Kelor di Odesa

Perlaku Ekonomi Perdagangan Kelor

Komentar ditutup.

Keranjang Belanja