Keindahan Bunga Matahari Oray Tapa Bandung

Bunga Matahari bukan saja indah dipandang mata. Ia memiliki gizi pangan yang baik, dan menjaga ekologi lingkungan.

Petani Hotani (Himpunan Orang Tani Niaga) di Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung sejak akhir 2017 memulai mengenal tanaman Bunga Matahari. Yayasan Odesa Indonesia melalui Prof. Darjatmoko (Alumni ITB) pada Agustus 2017 lalu memetakan persoalan keluarga petani Hotani yang dipimpin oleh Toha Odik.

“Kita berniat mengurus sapi dari peternakan Pak Toha. Tapi rupanya untuk urusan pakan sapi, Pak Toha belum memiliki model strategis agar memperoleh pakan secara efektif. Karena itu kita usahakan pakan ternak yang baik, dan itu salahsatunya Bunga Matahari,” terang Darjatmoko.

Hingga April 2018, penanaman berlangsung untuk yang kedua kalinya. Dimulai bulan Oktober 2017, Toha dan keluarganya baru menanam sedikit karena alasan ketersediaan bibit. Jumlah yang ditanam pada awal itu tak lebih dari 300 biji dan berhasil baik. Pada bulan April ini, bibitnya mulai dikebunkan secara intensif, dan akan dijadikan bibit baru untuk target kebun seluas 1 hektar pada bulan Mei, dan pada bulan Agustus nanti Odesa Indonesia melalui Hotani menarget kebun Bunga Matahari seluas 4 hektar.

Bunga Matahari bukan hanya memiliki manfaat untuk konsumsi manusia. Mengapa Kita Perlu Bunga Matahari Pada sistem budidaya agroekologi sendiri Bunga Matahari ini sudah sangat bermanfaat. Organisasi pangan dunia Food Agriculture Organization (FAO) merekomendasikan petani menanam Bunga Matahari bahkan untuk tujuan non komersial sekalipun karena dengan adanya Bunga Matahari di sekitar perkebunan pangan otomatis akan berguna untuk perbaikan hasil panen petani.



Berangkat dari rumus bahwa lebah akan menyerbuki sepertiga dari bahan pangan yang kita makan dan memainkan ekosisten di bumi, maka secara otomatis tanaman pangan dan manusia itu hanya bisa baik kehidupannya manakala ada lebah atau serangga. Tujuannya adalah untuk produktivitas penyerbukan dan meningkatkan kualitas hasil panen.

FAO bahkan menyebutkan beberapa tanaman pangan yang membutuhkan penyerbukan intensif, antara lain, mentimun, stroberi, apel, kacang almond, labu, bawang, Blueberry. Jenis tanaman yang disebut sangat membutuhkan “bantuan” Bunga Matahari ini telah dibuktikan dengan berbagai penelitian. Tidak menutup kemungkinan jenis tanaman lain juga “membutuhkan”. Rekomendasi umumnya, setiap ada perkebunan, kita memerlukan tanaman Bunga Matahari.

Fakta Keuntungan Bunga Matahari
Toha sendiri menyatakan sangat senang menekuni budidaya baru tanaman Bunga Matahari karena ternyata tanpa diduga sebelumnya, hasil panen bawangnya melesat pesat.

“Sebelumnya saya tanam pada lokasi yang sama dan jumlah yang sama hanya panen 1 ton. Berulangkali hasilnya sama. Sekarang ada Bunga Matahari saya kaget karena panennya sampai 2 ton. Aneh,” katanya.

Sejak Toha menanam Bunga Matahari, sekarang di kawasan Wisata Oray Tapa, situasinya semakin eksotik. Selain panorama langit yang menawan, pesona perbukitan yang mencengangkan, juga visual perkotaan Bandung yang terlihat jelas, kini bertambah Bunga Matahari. Banyak pengunjung yang tertarik mengambil pemotretan di sana.

Pendamping pertanian dari Yayasan Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman, berpendapat, kawasan pertanian di Bandung Utara perlu diurus secara serius dengan pendekatan pertanian yang memiliki tiga tujuan, yaitu ekonomi keluarga petani, ekologi dan penguatan pangan. Itulah mengapa ia selalu mengadakan inovasi dalam hal pembibitan tanaman-tanaman baru seperti Bunga Matahari, Sorgum, Kelor dan jenis tanaman obat lainnya.

“Kita harus terus masuk ke kalangan petani guna meningkatkan kapasitas produksi. Inovasi pertanian harus terus dilakukan karena dari kehidupan para petani kecil itu kita bisa berharap ketersediaan pangan yang bermutu bisa kita dapatkan, dan lingkungan juga terjaga,” katanya.-Agung/SHnet

Baca Bunga Matahari untuk Superfood

Komentar ditutup.

Keranjang Belanja