Pupuk Kelor menumbuhkan tanaman secara baik. Campur kencing kelinci akan lebih bagus lagi.
Kelor (Moringa Oleifera) memiliki banyak kandungan gizi. Bukan hanya gizi untuk manusia, melainkan untuk hewan dan tanaman. Salahsatu yang esensial untuk tanaman adalah terdapatnya “Zeatin” (unsur dari Sitokimin) yang terdapat pada Daun Kelor sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman, terutama tanaman-tanaman baru mulai dari perkecambahan biji, pertumbuhan hingga pemasok nutrisi tanaman pada pembuahan.
BACA Manfaat Kelor untuk Pupuk
Banyak riset yang mengatakan kemampuan pupuk murni dari cairan Kelor bercampur air itu mampu meningkatkan pertumbuhan lebih cepat sebesar 25% dan meningkatkan hasil panen sebesar 35%.
Di Grup Pertanian Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) eksperimen pupuk Daun Kelor sudah sering dilakukan. Pupuk murni Kelor (Cairan 1 berbanding air 10 atau 30 atau 32) sama-sama memiliki bukti yang bagus bagi pertumbuhan. Lebih bagus lagi manakala untuk pupuk daun tersebut dicampur dengan cairan Tomat. Ada juga bukti komposisi pupuk Kelor dengan kencing kelinci juga bisa membebaskan hama, terutama kutu daun putih dan hewan-hewan kecil lainnya.
Cara membuat pupuk dari daun Kelor.
Ambil Daun Kelor tanpa batang satu genggam. Diblender atau ditumbuk dengan mencampir air secukupnya (asal basah) memudahkan proses pembubukan. Setelah lembur saring remukan tersebut dengan kain untuk tujuan mengambil airnya. Campurkan dengan air biasa dengan perbandingan 1:30, 1:32, atau 1:34. Jadi misalnya untuk kebun kita berhasil mengolah cairan kental (ekstrak daun kelor) dalam jumlah 1 ember, maka airnya adalah 30, 32, atau 34 ember.
Untuk membuat pupuk yang lebih bagus lagi disarankan dengan mencampur urine/kencing kelinci dengan perbandingan setara dengan ekstrak kelor. Misalnya, 1 gelas cairan kental kelor, 1 gelas cairan urine kelinci, dan 30 gelas air dicampur menjadi satu. (Catatan, urine kelinci harus berumur fermentasi lebih dari 6 bulan. Dan akan lebih bagus jika sudah melewati usia fermentasi satu tahun).
Semprotkan pupuk cair tersebut pada daun-daun, buah dan batang pohon. Jangan lupa sebagian dari cairan tersebut juga harus masuk ke tanah agar akarnya mendapatkan pasokan nutrisi.
Cara ini dikembangkan oleh petani Taoci di Cimenyan Bandung dan telah menampakkan banyak hasil. Masih dibutuhkan kreativitas lain. Mari kita temukan modal baru. Siapa tahu ada yang lebih baik. (Notulensi Laporan Kegiatan Pertanian Odesa Indonesia, Pebruari 2018).
Komentar ditutup.