Setiap orang menyukai Bunga Matahari (Sun flower atau Helianthus annuus L), namun di luar keindahan tersebut orang Indonesia jarang sekali yang mengetahui manfaat di balik Bunga Matahari. Pengetahuan paling jauh sebagai pangan hanya pada kwaci, lagi-lagi orang pun sekadar mendudukkan sebagai makanan “hiburan”.
Menurut Pengurus Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman, pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman ini memang menjadi problem besar negara Indonesia. Masyarakat Indonesia tertinggal karena kemiskinan ilmu pengetahuan tentang sumber gizi dari tanaman yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Kita tertinggal ratusan tahun dari negara maju. Saking tertinggalnya banyak tanaman tidak dimanfaatkan sementara pada saat yang sama kita kekurangan bahan pangan yang bermutu. Bunga Matahari sebagai contoh aset yang terabaikan,” katanya kepada Odesa.id, Senin 25 Desember 2017 seusai menemui kelompok Tani Himpunan Orang Tani Niaga (Hotani) yang dalam dua bulan ini mulai mengembangkan pembibitan Bunga Matahari. Di kawasan Wisata Oray Tapa, bagian bukit Cemara tersebut Basuki bersama Toha menguji-coba tanaman yang memiliki kandungan energi luar biasa banyak, mencapai 2,445 kJ.
Yayasan Odesa Indonesia Bandung mengembangkan tanaman Bunga Matahari dengan tujuan untuk bahan pangan Superfood; makanan bergizi tinggi untuk kesehatan. Di dalam biji Bunga Matahari terdapat nutrisi yang bagus, dan untuk keperluan pertanian micro-green yang nantinya bisa untuk pakan bergizi manusia dan juga ternak. Menurut Basuki, rata-rata satu Pohon Bunga Matahari menghasilkan minimal 800 biji. Ini termasuk sangat produktif.
“Bunga Matahari termasuk sumber pangan bermutu tinggi. Belum lagi tanah Indonesia ini sangat cocok untuk Bunga Matahari di berbagai ketinggian tanah mulai dari tanah paling datar hingga pegunungan. Kami juga punya bukti cukup dengan pupuk organik hasilnya lebih baik. Kami sudah mengujinya dengan pupuk kimia dan justru kurus.”
Menurut Basuki, saat ini Organisasi Odesa Indonesia serius dalam hal pembibitan karena Indonesia sangat lemah dalam pembibitan. Bahkan ketika pemerintah menggelar perbaikan tanaman, bibit pun selalu impor. Bicara daulat pangan menurut Basuki adalah sesuatu yang naif kalau dalam hal pembibitan saja tidak ada pengetahuan. Di beberapa kampung Kawasan Bandung Utara, Odesa Indonesia menggiatkan model pembaharuan pertanian dan salahsatunya mendorong petani belajar pembibitan jenis-jenis tanaman pangan dan tanaman herbal.
“Kita itu senangnya ribut kalau ada pihak yang berhasil tapi tidak mau mengoreksi diri sendiri. Misalnya Mosanto berhasil dalam pembibitan dan rekayasa genetika, kita bisanya cuma protes-protes melulu, tetapi kita tidak memiliki solusi,” kata peneliti yang bertugas di laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Ad/test.odesa.id
Jual Bibit Bunga Matahari
Komentar ditutup.