Mindset apa yang penting kita miliki untuk bekal hidup dalam situasi perubahan iklim saat ini? Pertanyaan ini penting sebelum kita membaca ulasan tentang pentingnya memandang hidup terkait atas masalah hidup yang lebih luas, yaitu perubahan iklim dan pentingnya kerjasama secara ekologis.
Mindset artinya cara kita memandang sesuatu. Dengan cara pandang tertentu, kita akan mendapatkan pengertian atau kesimpulan tertentu. Pada setiap mindset atau cara pandang akan mempengaruhi perilaku hidup manusia. Karena itu, saat kita sedang berkepentingan untuk mengubah sesuatu dari perilaku, kita perlu mengevaluasi mindset terlebih dahulu.
Mindset Apa Yang Penting Kita Miliki Saat Ini?
Terkait dengan masalah kerusakan alam dan perubahan iklim, Faiz Manshur, Ketua Odesa Indonesia punya cara pandang khusus yang penting untuk bahas.
Sumber Naskah Kerjasama Lintas Spesies
Topik pembicaraan ini adalah pentingnya manusia mengubah mindset dalam memandang lingkungan hidup dari pola pikir homo sentris ke arah pola pikir ekosentris.
Satu hal yang menarik lagi dalam tulisan itu adalah berkaitan dengan jenis kerjasama dalam ruang lingkup yang lebih luas, yaitu melibatkan lintas spesies.
Faiz Manshur berpendapat, kerjasama antar manusia merupakan langkah maju, namun jika kita hanya mampu bekerjasama dengan sesama manusia, pengetahuan kita masih terbatas.
Keberlangsungan hidup manusia memerlukan kerjasama yang lebih luas, termasuk dengan spesies lain seperti tanaman dan hewan. Perubahan iklim dan berbagai tragedi ekologis menuntut pendekatan interdisipliner yang mengakui masalah ekologis sebagai fakta sosial dan menekankan empati terhadap tanaman dan satwa.
Mindset Baru: Dari Homosentris Menuju Ekosentris
Sudah saatnya kita mengembangkan pandangan yang lebih maju dengan merancang program kerjasama lintas spesies. Melibatkan anekaragam hewan dan berbagai jenis pepohonan adalah langkah yang paling diperlukan saat ini. Landasan berpikir ekologis ini dapat diterapkan karena terdapat banyak sumber pengetahuan dari sejarah dan sains.
Berpikir ekologis dengan praktik kerjasama juga merupakan langkah yang laras dengan pengetahuan manapun, tidak bertentangan dengan ajaran agama, tidak bertentangan dengan pancasila.
Berikut ini adalah alasan mengapa kerjasama lintas spesies mesti dikembangkan dalam ruang pemikiran umat manusia.
Mindset Baru Kerjasama Lintas Spesies
Kerjasama adalah konsep fundamental yang telah ada sejak zaman purba. Para filosof klasik memberikan petuah bijak, sementara teks-teks kitabiah keagamaan menganjurkan umatnya untuk bekerjasama. Dalam konteks modern, gagasan kerjasama menjadi sangat penting dalam organisasi, perusahaan, dan negara.
1. Eksakta dan Biologis:
Hukum gerak kebendaan menunjukkan bahwa semua unsur saling terkait. Dalam dunia biologis, makhluk hidup berkembang dalam situasi kolektif. Spesies yang minim kerjasama akan mudah punah.
2. Materialisme-Dialektis:
Doktrin komunitarianisme menegaskan bahwa kerjasama adalah kebutuhan objektif setiap spesies yang lahir dari naluri alami, bukan strategi idealis. Semakin kuat kerjasama, semakin kuat kesintasan setiap spesies. Sains dan agama mendukung ajaran kerjasama ini.
Mari Berdonasi Menggerakkan Petani Merawat Alam dengan Aksi Tanam
Belajar dari Alam: Inspirasi untuk Kerjasama Lintas Spesies
Kita dapat belajar kerjasama dari berbagai spesies hewan:
– Kerbau: Selalu berada dalam kerumunan untuk menghindari pemangsa.
– Singa: Berkoloni untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.
– Monyet: Mempunyai sistem kolektif yang adil dalam pembagian makanan.
– Lebah: Organisasi yang disiplin memberi dampak besar bagi tanaman dan satwa lain. Penyerbukan oleh lebah adalah contoh nyata kecerdasan emosional yang bermanfaat bagi ekosistem.
Mewujudkan Kerjasama Lintas Spesies
Untuk mewujudkan kerjasama lintas spesies, kita perlu memahami tiga prinsip utama:
1. Rasa Aman dan Mendapatkan Manfaat:
Semua pihak dalam kerjasama harus merasa aman dan mendapatkan manfaat. Tanaman dan hewan memerlukan jaminan pangan dan keamanan untuk berkembang biak secara optimal.
2. Saling Percaya:
Kita harus percaya bahwa tanaman adalah aktor penting dalam produksi pangan dan dekarbonisasi. Menyediakan sumber air dan lingkungan yang aman bagi tanaman dan hewan muda adalah langkah penting.
3. Keberagaman:
Tanaman dan hewan, seperti manusia, memerlukan koloni untuk saling melindungi dan mendukung. Empati terhadap nasib mereka dan generasinya akan mendorong terciptanya ekosistem yang beragam dan berkelanjutan.
Pendidikan dan Kesadaran Ekologis
Untuk menghadapi perubahan iklim, kita tidak bisa hanya mengandalkan uang untuk menyelesaikan masalah makanan. Kita perlu berpikir dan bertindak ekologis, serta memberikan kesempatan berkembang bagi tanaman dan satwa. Pendidikan harus memasukkan doktrin kerjasama lintas spesies dalam kurikulumnya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman generasi mendatang.
Sejauh ini, pendidikan kita masih memandang hewan dan tanaman sebagai objek. Sekalipun muatan kurikulum banyak menghargai tanaman dan satwa, tetapi dalam cara memandang terhadap keseluruhan di luar manusia seringkali dengan cara pandang berorientasi pada kepentingan manusia semata.
Kesimpulan
Kerjasama lintas spesies adalah langkah penting menuju keberlangsungan hidup yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ekologis dan memanfaatkan pengetahuan dari sejarah dan sains, kita dapat menciptakan ekosistem yang lebih seimbang dan mendukung kehidupan seluruh makhluk di bumi. Saatnya kita menggeser fokus dari ego-kemanusiaan menuju ego-ekologi, dan mulai merancang kerjasama yang melibatkan semua spesies untuk kesejahteraan bersama.