Oman Alif memilih cara hidup lain dari kebanyakan para petani. Ketika banyak petani hanya menanam sayuran secara monokultur, ia membudidayakan ragam tanaman pangan secara polikultur. Panen beragam tanaman ini kemudian membuat dirinya bisa bertahan dan mengembahkan kehidupan, termasuk mendirikan sekolah SMP.
“Saya percaya hasil tani itu berkah. Tetapi membutuhkan ketekunan dan kesabaran,” kata Oman Alif (59 tahun). Ia seorang petani dari Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Tekun dan sabar itulah yang menjadi kata kunci keberhasilan Oman untuk terus bertani. Di atas tanah warisan orang tuanya, sejak remaja ia mengolah lahan pertanian. Ia merasa dunia pertanian itu membuat nyaman.
Ketika banyak petani memilih tren budidaya sayuran, ia tidak tergoda karena ia lebih senang bersama anekaragam tanaman baik yang pendek, menengah maupun tinggi.
“Menanam sayur juga saya lakukan, tetapi tidak sekadar sayur karena kebutuhan kita juga banyak seperti butuh pisang, nangka, sirsak, sukun, mangga, durian, pepaya, kelor, hanjeli dan lain sebagainya.
Sekarang banyak pohon hilang. Banyak orang menebang tidak mau menanam lagi. Ini bisa merugikan kita semua,” kata Oman.
Sejak lama Oman Alif percaya, semakin banyak jenis tanaman maka semakin akan banyak panen. Ini berbeda dengan sistem pertanian monokultur sayuran yang ketika panen hanya mendapatkan sayuran.
Hasrat bertaninya sampai saat ini terjaga karena tanaman buah seperti pisang, kopi, cengkih dan lain sebagainya bisa panen dengan musim yang berbeda-beda.
Dari situlah ia secara rutin mendapatkan pendapatan finansial dan berguna untuk menyokong pendirian sekolah SMP-nya.
Tahun 2016 ia semakin serius mengembangkan anekaragaram pertanian ketika bertemu dengan para pengurus Odesa Indonesia yang mendorong para petani di Cikadut agar menanam ragam tanaman.
“Sejak dulu saya ingin menanam tanaman yang beragam supaya panen beragam. Tetapi untuk luas tanah dua hektar itu membutuhkan bibit. Ketika Yayasan Odesa Indonesia sering membagi bibit, saya sangat senang.
Lahan-lahan milik saya sekarang semakin banyak pohon buah, dan yang terpenting lagi, ratusan tetangga saya di Cikadut ini juga ikut menanam pohon dari Odesa Indonesia,” papar Oman.
Bagi Oman, menanam dan merawat pohon adalah cara hidup yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang.
Selain menghasilkan makanan untuk masyarakat juga menjaga lingkungan dari erosi dan mengurangi panas matahari. Ia merasakan betul bahwa semakin berkurangnya pohon, semakin menyulitkan hidup. Banyak sumber air hilang. Panas matahari menyulitkan kerja para petani.
“Kalau kita menanam pohon, apalagi buah-buahan manfaatnya besar. Udara segar, panas terkendali, dan kita bisa dapat buah-buahan untuk dimakan dan dijual,” jelasnya.
Pembangunan Berkelanjutan
Abdul Hamid dari Yayasan Odesa Indonesia yang sering bekerjasama dengan Oman Alif menilai, kegiatan pertanian yang dilakukan Oman Alif itu sangat mulia, bahkan bisa dikategorikan sebagai kegiatan pemberdayaan karena pengaruh Oman di desanya cukup luas.
“Pak Oman memberi contoh pentingnya menanam. Ia urus lahannya secara sungguh-sungguh sehingga menghasilkan panen untuk makanan bergizi bagi keluarganya, bagi siswa sekolah dan juga memberi inspirasi hasil pertanian monokultur lebih bagus daripada pertanian monokultur. Ia guru ngaji yang sekaligus seorang teladan untuk perbaikan ekologi,” kata Hamid.
Hamid menceritakan, bibit-bibit tanaman pangan yang disebarkan oleh Odesa Indonesia dari hasil penggalangan donasi di desa Cikadut sejak tahun 2016 mencapai lebih dari 200.000 bibit.
Selain menyebarkan bibit tanaman di Cikadut, Odesa juga membagikan bibit tanaman pangan, terutama buah-buahan dan kelor di desa-desa lain di Kecamatan Cimenyan.
Jumlah distribusi bibit selama 6 tahun terakhir mencapai 870.000. Selain menyebarkan bibit-bibit tanaman, Odesa Indonesia juga mengurus pembibitan sebagai usaha untuk memaksimalkan jumlah bibit.
“Gerakan ekologi membutuhkan tokoh-tokoh lokal sekup kecil yang secara konkret bisa mengambil peran secara berkelanjutan. Pak Oman adalah salahsatu contoh penggerak ekologi di Cikadut yang bagus,” kata Hamid.(test.odesa.id)
Memperkuat Pangan Bergizi Memperbaiki Ekologi
Mari Berdonasi Memajukan Pangan Bergizi
Menyumbang Bibit Petani untuk Penghijauan