Gen Z Diabetes – Beberapa waktu lalu, ramai diperbincangkan isu Gen Z di bawah 30 tahun yang banyak terkena diabetes kronis. Mirisnya, diabetes ini bukan karena faktor genetik, melainkan gaya hidup.
Ternyata, isu ini juga terjadi secara global. National Diabetes Statistics Report 2021 mencatat bahwa bahkan, 352.000 anak-anak & remaja Amerika di bawah 20 tahun sudah didiagnosa diabetes.
Di Indonesia sendiri, diabetes juga salah satu isu kesehatan terbesar. Berdasarkan riset International Diabetes Federation (IDF), Indonesia adalah negara kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak (19,5 juta) di 2021.
Itu artinya, tak hanya orang tua yang perlu sadar akan isu diabetes ini. Anak muda, khususnya Gen Z, perlu meningkatkan kesadaran akan risiko terkena diabetes.
Baca juga:
- Manfaat Daun Kelor untuk Mengatasi Gula Darah (Diabetes)
- Daun Afrika Mengatasi Diabetes dan Stroke
- Pop Sorgum Free Gluten: Bebas Problem Celiac, Obesitas, dan Diabetes
Kenapa Anak Muda Bisa Kena Diabetes?
Pertama, kita perlu paham apa itu diabetes & proses terjadinya. Diabetes merupakan kondisi saat kadar gula darah/glukosa dalam tubuh terlalu tinggi.
Glukosa biasanya berasal dari karbohidrat dalam makanan atau minuman. Ia akan dialirkan darah ke seluruh tubuh, untuk digunakan sebagai sumber energi utama. Untuk mencegah glukosa menumpuk di darah, tubuh perlu yang namanya insulin.
Insulin ini merupakan hormon yang diproduksi pankreas. Fungsinya, membantu tubuh menyerap gula dari darah & mengubahnya menjadi energi.
Jika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar, glukosa akan menumpuk dalam aliran darah. Akibatnya, kadar gula darah tinggi dan terjadilah diabetes.
Ada 3 jenis diabetes atau “kencing manis” yang paling umum: Diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.
Pada diabetes tipe 1, tubuh memang tidak memproduksi insulin sama sekali. Sementara pada tipe 2, tubuh jadi kurang responsif terhadap insulin, meskipun produksinya normal. Atau, bisa juga karena jumlah insulin yang diproduksi kurang.
Diabetes gestasional biasanya terjadi saat kehamilan. Biasanya, diabetes ini akan hilang pasca melahirkan.
Lalu, kenapa di usia muda tapi bisa terkena diabetes? Faktanya, penyakit ini bisa menimpa semua usia. Bahkan, diabetes tipe 1 bisa menyerang anak-anak juga lho.
Umumnya, yang sering menimpa anak muda adalah diabetes tipe 2. Kenapa? Penyebab utamanya adalah pola hidup yang buruk.
Apabila kamu jarang bergerak, obesitas, atau overweight, kamu akan lebih rentan terkena diabetes tipe 2. Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan, minuman manis, & makanan cepat saji juga dapat meningkatkan risiko diabetes.
3 Makanan untuk Diabetes Melitus Tipe 2
1. Oatmeal
Selama ini, oatmeal memang sudah terkenal akan khasiatnya untuk menurunkan berat badan & menjaga kesehatan. Namun, tahukah kamu kalau mengonsumsi oatmeal juga baik untuk penderita diabetes?
Oatmeal memiliki angka indeks glikemik yang rendah. Melansir dari Medical News Today, indeks glikemik (IG) adalah indikator seberapa besar makanan akan meningkatkan gula darah. Semakin tinggi angkanya, semakin besar makanan tersebut menaikkan glukosa darah.
Makanan dengan skor IG yang lebih rendah baik untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Sementara itu, makanan dengan IG tinggi akan meningkatkan glukosa darah lebih cepat. Oatmeal memiliki skor IG rendah di bawah 55—tidak seperti sereal lainnya dengan angka di atas 70.
Selain itu, oatmeal juga tinggi akan serat yang dapat mencegah lonjakan gula darah lho. Jurnal Nutricion Hospitalaria mencatat bahwa oatmeal mengandung serat bernama beta glucan yang dapat menurunkan kadar gula darah seseorang.
Jika memungkinkan, pilihlah varian rolled oat, sebab indeks glikemiknya lebih rendah daripada oat instan.
2. Quinoa
Quinoa adalah salah satu biji-bijian tinggi serat & antioksidan yang membantu mengurangi risiko berbagai penyakit. Kandungan seratnya mampu memperlambat pencernaan & mencegah lonjakan gula darah.
Selain itu, quinoa mengandung jenis serat beta glucan yang mampu meningkatkan sensitivitas insulin & membantu menurunkan kadar gula darah.
Tak hanya itu, quinoa juga merupakan sumber protein nabati yang baik & lengkap. Bahkan, quinoa lengkap memiliki 8 asam amino, sementara makanan nabati lainnya biasanya kekurangan 1-2 asam amino.
3. Sorgum
Sorgum merupakan biji-bijian bebas gluten yang kaya akan serat & dapat membantu memperlambat penyerapan gula untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Eksperimen National Library of Medicine membandingkan 10 subjek yang mengonsumsi muffin dari tepung gandum utuh & muffin dari tepung sorgum. Hasilnya, yang mengonsumsi muffin sorgum memiliki kadar gula lebih rendah.
Studi lainnya mengungkapkan bahwa sorgum hitam memiliki efek anti-inflamasi yang tinggi. Selain itu, sorgum pun rendah gula & tinggi protein. Dalam 100 gram sorgum, setidaknya ada 10,6 gram protein, dengan kandungan gula rendah hanya 2,5 gram.
Waktunya Jaga Kesehatan dari Sekarang
Diabetes memang sudah menjadi momok yang mengintai anak muda. Namun kamu bisa mencegahnya dengan pola hidup sehat, mulai dari rutin berolahraga, hingga konsumsi makanan sehat.
Di Odesa, kami juga menjual bibit tanaman bebas gluten, salah satunya adalah sorgum. Jadi, kamu bisa menikmati sorgum langsung dari kebun rumahmu. Klik di sini untuk beli bibit sorgum & mulai hidup sehat dari sekarang ya!
Penulis: Nadya Elianna
Admin: Alma Maulida