Manfaat Besar Donasi Air Bersih untuk Keluarga Miskin Desa.- Banyak orang yang berpikir sumbangan air bersih hanya bermanfaat bagi sanitasi. Padahal jauh dari itu, manfaat adanya air bersih bagi warga yang kekurangan bisa melampaui urusan sanitasi.
Hal itu disampaikan oleh Faiz Manshur, Ketua Odesa Indonesia. Menurut Faiz, air bersih untuk esensial untuk kehidupan, bukan hanya manusia, melainkan setiap spesies.
Karena itu pada kehidupan manusia jangan sampai ada warga yang kurang air bersih. Karena alasan itu pula Yayasan Odesa Indonesia sangat getol mengusahakan hadirnya air bersih pada warga perbukitan di Kawasan Bandung Utara. Terhitung dari tahun 2016 hingga 2024, Yayasan Odesa Indonesia sudah mengusahakan air bersih dengan pendirian toilet sejumlah 46 bangunan, 1 sumber air, dan bantuan selang sepanjang 14.000 meter.
Tetapi menurut Faiz Manshur usaha yang dilakukan Odesa Indonesia masih minim karena Yayasan Odesa Indonesia menemukan 150 lokasi warga yang kekurangan air bersih. Dari 150 lokasi tersebut rata-rata setiap lokasi dihuni oleh 20 kepala keluarga dengan prakiraan jumlah jiwa mencapai 12.000.
Berikut wawancara Abdul Hamid dengan Faiz Manshur terkait dengan manfaat sumbangan air bersih untuk warga desa yang mengalami kekurangan air bersih.
Donasi Air Bersih dari Dermawan Mensejahterakan Warga
Mengapa Odesa begitu kuat memberi perhatian pada urusan air bersih pada warga masyarakat desa?
Ya. Kuatnya perhatian karena lahir dari kuatnya empati para pengurus Odesa terhadap warga. Empati kita kuat karena secara nyata melihat keadaan yang memprihatinkan bahkan terasa kurang manusiawi. Mereka yang yang kekurangan air bersih beban hidupnya berganda-ganda. Problem ekonomi yang berat ditambah kekurangan air di rumahnya telah menelantarkan keadaannya sedemikian menderita. Dari sisi ekonomi kekurangan air itu berdampak pemborosan sebab waktu kerja ekonomi tersita panjang sekitar 2 hingga 3 jam hanya untuk urusan air. Dari sisi kesehatan mereka kehilangan kesempatan untuk menjaga diri dari penyakit. Petani laki-laki kerepotan mencuci badannya 2 kali sehari, padahal pekerjaan mereka penuh dengan kotoran. Ibu-ibu rumah tangga semakin berat dalam mengurus cucian dan mandi. Dan pada mereka lansia yang sakit, kesulitan air bersih semakin membuat hidup rakyat desa yang kekurangan air itu semakin menderita. Anak-anak juga menjadi korban karena mereka akan terbiasa hidup dalam kekumuhan. Padahal masa kecil anak itu harus memiliki kebiasaan yang baik. Dan kebiasaan mencuci organ tubuh, pakaian termasuk menyiram tanaman adalah penting dilakukan. Semua itu bisa terlaksana kalau air tercukupi, syukur memiliki kelimpahan air sehingga lingkungan juga ikut bersih dan subur.
Mengapa dampak air bersih sampai harus dikaitan dengan ekonomi?
Faktanya memang begitu. Selain hilangnya waktu istirahat atau waktu untuk peningkatan pendapatan ekonomi, mereka juga tidak banyak inisiatif memproduksi usaha. Sebagai contoh misalnya, kalau ada petani kekurangan air bersih di rumahnya, maka tidak akan lahir ide mengelola hasil panen. Pengelolaan hasil panen itu selalu butuh air untuk mencuci daun, biji, buah atau jenis panen lainnya. Kalau hanya punya gudang atau tempat tetapi tidak ada air, mereka cenderung pragmatis dengan segera menjual hasil panen. Inisiatif pengelolaan pasca panen menjadi terhambat. Itu artinya mereka tidak akan kreatif karena keterbatasan tersebut. Air bersih yang melimpah itu harus ada pada setiap rumah tangga. Pada keluarga miskin yang memiliki air cukup, syukur melimpah, akan sangat besar manfaatnya karena satu sisi dari problem ekonomi akan teratasi. Jika sudah ada air bersih, maka langkah selanjutnya kita baru bisa bicara tentang kemajuan baik dalam perilaku hidup maupun dalam rangka peningkatan ekonomi.
Jika air bersih sangat vital bagi warga miskin, apakah pemberdayaan perlu memprioritaskan pemenuhan hajat ini……
Jelas dan wajib. Saya dan teman-teman di Odesa Indonesia sebelumnya sering berpikir bahwa pemberdayaan mestinya langsung masuk pada urusan skill dengan literasi untuk melakukan tindakan konkret ekonomi. Tetapi jika literasi itu tidak disertai penyediaan air bersih pada saat itu juga, maka apa yang kita lakukan hanya memberi iming-iming perubahan, bukan secara konkret mewujudkan perubahan. Kita punya pengalaman pada kasus ini di mana pernah kami menggulirkan program pengepakan hasil panen tetapi ada problem mendasar karena aliran air dan tempat pencucian tidak memadai. Karena kita mengetahui akar masalah secara mendasar itu, maka yang terpenting dari usaha perbaikan hidup itu harus beres di level urusan rumah tangga yang menuntut air bersih yang cukup.
Secara rinci problem air bersih di warga miskin Kawasan Bandung Utara itu apa?
Pada lokasi-lokasi pemukiman tertentu sebagian dari mereka tidak memiliki sumber air bersih. Mereka mengandalkan aliran air dari perbukitan yang konturnya lebih tinggi. Ada selang kecil yang mengalirkan air tetapi sangat sedikit dan tidak mencukupi keluarganya. Selain minim air juga keadaan airnya itu sendiri tidak bersih, kadang terlihat kurang bagus warnanya. Biasanya hanya bersih pada musim hujan, tapi pada musim kemarau sering kotor. Lalu kita juga teliti dari sumber awalnya air. Kami sering dibuat kaget karena sebagian dari sumber air itu ternyata berupa mata air yang airnya merupakan rembesan dari kali kecil yang kumuh dan sering juga dijadikan tempat pembuangan hajat warga lain yang tinggal di perbukitan bagian atas.
Di kawasan perbukitan itu tampak subur, mengapa orang kekurangan air?
Begini. Air di perbukitan Cimenyan itu bisa dibilang melimpah. masalahnya kelimpahan air itu ada di mana dan sekarang untuk siapa? Kita tidak bisa bicara normatif melihat dari sisi permukaan. Kalau mau tahu yang sebenarnya terjadi harus detail rinci memeriksa aliran air dari hulu ke hilirnya. Dari hulu sering tidak memadai, mata air tidak terlindungi atau sumbernya memang buruk dari kali kecil. Kemudian juga kita lihat pada dapur dan kamar mandinya. Selain itu kita juga mengamati persoalan sanitasi secara sosiologis di mana ternyata sumber air di perbukitan Cimenyan itu digunakan untuk warga kota Bandung yang berjarak sekitar 7 hingga 15 kilometer dari perbukitan. Ada banyak sumber air yang dulu milik petani dan bebas digunakan untuk dirinya beserta tetangganya, sekarang berubah kepemilikan dan aliran airnya di komersilkan untuk warga perkotaan Bandung atau untuk pabrik, atau untuk keperluan warga kota sendiri. Selain susutnya akses air, warga petani telah meningkat populasinya, setidaknya 6 kali lipat dari 20 tahun silam. Nah, dari sinilah hubungan antara kebutuhan dengan ketersediaan tidak berjalan seimbang. Di luar masalah itu juga ada masalah ekologis di mana perubahan iklim selama 20 tahun terakhir menyebabkan susutnya air karena ladang-ladang pertanian kekurangan pohon besar.
Bagaimana Odesa mengusahakan air untuk warga?
Tergantung lokasi kampungnya. Kalau masih ada sumber air yang bisa bertahan digunakan kita mendorong warga untuk memperhatikan dan memperbaiki pengelolaannya. Mereka kita bantu selang dan toilet tetapi kita minta syarat agar mereka tidak egois hanya mengurus dirinya sebab tetangga rumah atau tetangga kampungnya juga saling membutuhkan. Pada warga yang tidak mendapatkan air bersih sama sekali dan selama ini menggunakan air yang tidak bersih, kita alirkan air dari sumber air yang baru. Tetapi sebagian dari kasus yang kita alami selama ini adalah bahwa masih ada sumber air yang kalau dikelola secara gotong-royong masih akan bisa memenuhi kebutuhan dasar.
Sumbang Toilet Sehat untuk Warga Miskin Klik di sini
Jenis-jenis pembangunan sanitasinya apa saja?
Ada beberapa jenis. Pertama, selang yang kuat dan panjang dari perbukitan. Ini banyak kita butuhkan. Kalau tidak salah akhir tahun 2023 lalu ada perhitungan kebutuhan warga miskin dengan kebutuhan sekitar 30.000 meter selang.
Sepanjang itu…..?
Betul tapi bukan berarti selangnya satu arah memanjang dari satu titik hulu ke satu titik hilir. Itu hitungan dari akumulasi puluhan sumber air ke target perkampungan yang berbeda-beda. Biasanya setiap program pelaksanaan satu paket belanja dalam satu lokasi membutuhkan antara 2.000 meter hingga 4.000 meter.
Kemudian jenis lanjutnya….?
Jenis lain dari pembangunan sanitasi adalah membangun toilet dan penampungan air. Toilet ini biasanya kita bangun untuk komunal. Program toilet komunal ini bukan hal yang ideal karena idealnya satu rumah tangga memiliki satu toilet yang sifatnya private. Tetapi kalau kita membangunkan toilet keluarga tentu tidak adil karena biasa di satu blok lokasi sekitar 20 KK semuanya mengalami kekurangan air dan sanitasinya buruk. dengan melihat asas efisiensi pemberdayaan dan pembangunan itulah kita laksanakan program toilet komunal.
Ada jenis pembangunan yang lain….?
Ya, tentu. Namanya pembangunan manusia. Dengan memberikan bantuan selang, bantuan sumber air kolektif dan toilet komunal, kita pun melakukan pemberdayaan dengan mendorong warga agar hidup bersih. Pada orang tuanya kita sering berdiskusi agar hidup lebih sehat dengan menjaga kebersihan. Juga menjaga sikap kegotong-royongan karena semua orang membutuhkan air. Hindari pertikaian karena kalau sering bertikai hidup akan semakin susah. Kemudian ada juga pemberdayaan hidup bersih dan sehat kepada anak-anak. para relawan mahasiswa punya program literasi sekolah sabtu-minggu (samin) yang salahsatu misinya ialah mencerdaskan anak-anak desa dengan cara hidup sehat dalam urusan sanitasi.
Sepertinya problem itu juga terkait dengan warga desa sendiri yang kurang kolektif….?
Ya ada masalah itu tentu. Tetapi kita jangan naif untuk menyalahkan mereka. Tugas kita adalah untuk memberikan kesempatan mereka berubah. Bantuan materi penting disertakan, tetapi mereka juga harus berdaya dari sisi lain, misalnya kesediaan dan kerelaan untuk mengurusnya secara bersama. Kalau kita hanya pemberdayaan dengan omongan tentu saja mereka tidak akan memulai. Justru dari kelemahan kolektif itu mereka butuh pihak luar untuk menyatukan kekuatan satu sama lain dan itu peran pengurus Odesa dalam bermasyarakat. Jangan sampai hanya membantu materi lalu lepas tangan. Jangan pula hanya memberikan omongan tanpa aksi nyata. Kita harus menyatu sejak proses hingga hasil akhir serta pemantauannya secara berkelanjutan. Kami punya prinsip dalam pemberdayaan dengan tiga falsafah kerja, “membumi dalam kebersamaan”, “mengubah keadaan bersama”, dan “bisa karena biasa.”
Simak Kegiatan Pembangunan Sanitasi Odesa Indonesia
Terkait dengan Donasi Air Bersih. Dana dari sanitasi yang dilaksanakan Odesa ini dari mana asalnya?
Sumbernya dari mana saja. Biasanya kita dapatkan dari pengumpulan para pengurus, rekan para pengurus, dan juga sering dibantu oleh mitra kerjasama. Ada misalnya dari pihak kitabisa.com yang mengajak para dermawan untuk menyumbang sanitasi. Ada juga dari donatur kolektif atas nama perusahaan atau organisasi yang menitipkan bantuan untuk pembangunan.
Besaran biaya untuk toilet atau selang berapa?
Kalau sebelum covid dulu setiap toilet rata-rata membutuhkan biaya Rp 20 hingga 25 juta. Tetapi sejak 2023 lalu harga-harga bangunan berubah tinggi. Sekarang sekitar Rp 35 jutaan. Kalau untuk selang tergantung panjang dan jenis selangnya. Biasanya setiap pelaksanan membutuhkan 2.000 meter dengan prakiraan uang Rp 22.000.000.
Manfaat apa yang dirasakan warga karena donasi air bersih ini?
Pertama, manfaat mengatasi kesengsaraan warga dalam urusan mandi, memasak dan mencuci. Kedua manfaat ekonomi dengan mengurangi waktu pengambilan atau pencarian air yang biasanya menyita waktu 2-3 jam. Waktu yang biasanya digunakan untuk urusan air bisa untuk istirahat atau aktivitas lain. Ketiga, manfaat mengurangi konflik anggota keluarga dan mengurangi konflik antar tetangga. Keempat, bisa menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak agar lebih rutin menjaga kebersihan. Kelima, bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan spiritual mereka karena dengan adanya air bersih urusan bersuci baik wudlu maupun mandi bisa terpenuhi. Keenam, bisa memberikan kesempatan untuk mengembangkan hidup yang lebih bersih. Syukur-syukur jika ada air melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman dan ternak maka di situ akan muncul dampak lain dari usaha ekonomi tambahan dengan tani pekarangan.
Bagaimana dengan pemerintah terhadap masalah sanitasi perdesaan seperti ini?
Pemerintah masih lemah. Kelemahan pertama dari pemerintahan desa sering tidak peka terhadap masalah kebutuhan hajat dasar hidup warga. Mereka belum mengerti pentingnya air bersih dan tidak pernah masuk ke rumah-rumah warga dan mengusahakannya serta mendesain sebagai program yang prioritas. Masih banyak program dilaksanakan dengan asal bagi-bagi anggaran tanpa mempertimbangkan skala prioritas pada sanitasi. Anggota DPRD dan DPR-RI juga tidak blusukan secara serius dan mengusahakan hal ini. Ini artinya pola pikir pemerintah belum cerdas. Jangan dikira anggaran pemerintah desa dan pemerintah daerah sudah optimal untuk sebuah usaha kemanusiaan seperti sanitasi. Kebanyakan masih digunakan untuk hal-hal yang sifatnya tidak prioritas. Kita butuh pemerintahan dengan aktor-aktor politik yang lebih cerdas dan memiliki empati pada masalah ini supaya manusia Indonesia lebih adil dan lebih maju kehidupan warganya.
Kisah Kerja Pembangunan Sanitasi Pengurus Odesa
Manfaat bagi pengurus Odesa terkait dengan wisdom dari pelaksanaan program pemberdayaan sanitasi apa?
Kami merasa mendapatkan banyak hal untuk lebih berempati pada orang yang kekurangan air. Kami menjadi lebih peka bahwa air bersih itu adalah sumber primer hidup. Kita selama ini hidup berkecukupan air. Jika membayangkan tidak ada air selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun bagaimana jadinya? Jelas itu hidup yang tidak hidup. Jelas itu adalah perkara besar. Hewan saja akan segera migrasi mencari sumber air yang memadai untuk kelangsungan hidup mereka. Bagaimana dengan manusia yang kekurangan air bersih? Tentu hidupnya tidak berkualitas. Karena itu bagi kami di Odesa, membantu warga yang kekurangan air bersih adalah langkah kemanusiaan. []
Jika Ingin Menyumbang untuk Perbaikan Sanitasi Warga, Bisa Melalui Campaign Ini
Menyehatkan Keluarga Petani dengan Pembangunan Sanitasi