transformasi & tantangan literasi pertanian di era digital

Transformasi & Tantangan Literasi Pertanian di Era Digital

Transformasi & Tantangan Literasi Pertanian di Era Digital-Literasi pertanian adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan pertanian dalam kegiatan sehari-hari. Di era digitalisasi saat ini, literasi pertanian menjadi semakin penting karena teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara petani memperoleh, berbagi, dan menerapkan pengetahuan.

Digitalisasi menawarkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam sektor pertanian, namun juga menghadirkan tantangan baru yang perlu diatasi.

Manfaat Literasi Pertanian di Era Digital

manfaat literasi pertanian diera digital
Literasi Pertanian Relawan Odesa bersama Anak Desa

1. Akses Informasi yang Lebih Cepat dan Luas

Dengan adanya internet dan perangkat digital, petani kini dapat mengakses informasi pertanian terkini dengan lebih cepat. Mereka dapat mempelajari teknik baru, kondisi cuaca, harga pasar, dan informasi lainnya yang relevan melalui ponsel atau komputer.

2. Peningkatan Produktivitas

Teknologi digital memungkinkan petani untuk mengelola lahan mereka dengan lebih efisien. Penggunaan sensor, drone, dan aplikasi manajemen lahan membantu dalam pemantauan kondisi tanah, tanaman, dan irigasi secara real-time, sehingga keputusan pertanian dapat diambil dengan lebih tepat.

3. Pengembangan Keterampilan dan Pengetahuan

Platform e-learning dan tutorial online menyediakan pelatihan dan pendidikan pertanian yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Ini memungkinkan petani untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka tanpa harus meninggalkan lahan pertanian mereka.

4. Pemasaran dan Penjualan

Melalui e-commerce dan media sosial, petani dapat menjual produk mereka langsung kepada konsumen, mengurangi ketergantungan pada perantara dan meningkatkan margin keuntungan. Mereka juga dapat memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produk mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Baca Juga: Pentingnya Literasi Pertanian untuk Generasi Muda

Pakar Literasi Pertanian di Era Digital

Pakar Literasi Pertanian di Era Digital
Rajendra Pachauri, Pakar Literasi Pertanian di Era Digital. Sumber:https://scroll.in/latest/953081/environmentalist-rk-pachauri-dies-at-79

1. Dr. Rajendra Pachauri

Dr. Rajendra Pachauri adalah seorang ahli lingkungan dan mantan ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Beliau telah berkontribusi dalam penelitian yang menunjukkan bagaimana digitalisasi dapat membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim. Melalui inisiatif seperti TERI (The Energy and Resources Institute), Pachauri mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian.

2. Dr. Akinwumi Adesina

Sebagai Presiden African Development Bank, Dr. Akinwumi Adesina telah mempromosikan transformasi digital di sektor pertanian Afrika. Dia percaya bahwa teknologi digital dapat memberdayakan petani kecil dengan informasi yang tepat waktu dan akses ke pasar yang lebih luas. Adesina juga mendorong investasi dalam infrastruktur digital untuk mendukung pertanian di seluruh benua Afrika.

3. Prof. Louise Fresco

Prof. Louise Fresco adalah presiden Wageningen University & Research di Belanda, yang dikenal sebagai pusat unggulan dalam penelitian pertanian dan pangan. Dia telah menulis secara ekstensif tentang peran teknologi dalam pertanian dan bagaimana digitalisasi dapat mengubah sistem pangan global. Fresco menekankan pentingnya pendidikan dan literasi digital bagi petani untuk mengoptimalkan manfaat teknologi.

4. Dr. Norman Uphoff

Dr. Norman Uphoff dari Cornell University terkenal dengan Sistem Intensifikasi Padi (SRI), sebuah metode yang meningkatkan produktivitas padi dengan input yang lebih sedikit. Uphoff juga mengadvokasi penggunaan teknologi informasi untuk menyebarluaskan praktik pertanian berkelanjutan. Dia bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk melatih petani menggunakan aplikasi digital dan alat lainnya.

Tantangan Literasi Pertanian di Era Digital

Tantangan Literasi Pertanian di Era Digital

1. Akses terhadap Teknologi

Tidak semua petani memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Di banyak daerah pedesaan, infrastruktur internet masih terbatas, dan perangkat digital mungkin mahal bagi petani kecil. Ini menciptakan kesenjangan digital yang dapat menghambat adopsi teknologi pertanian.

2. Kemampuan Literasi Digital

Meskipun akses terhadap teknologi penting, kemampuan untuk menggunakan teknologi tersebut sama pentingnya. Banyak petani, terutama yang berusia lebih tua, mungkin kurang familiar dengan perangkat dan aplikasi digital. Pelatihan dan pendidikan literasi digital sangat diperlukan untuk mengatasi hambatan ini.

3. Keamanan Data

Dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital, masalah keamanan data menjadi semakin relevan. Petani perlu dilindungi dari potensi penyalahgunaan data pribadi dan bisnis mereka. Kebijakan dan regulasi yang kuat diperlukan untuk memastikan privasi dan keamanan data di sektor pertanian.

4. Ketergantungan pada Teknologi

Meskipun teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi, ada risiko ketergantungan yang berlebihan pada teknologi. Petani perlu memastikan bahwa mereka tetap memiliki pengetahuan dasar tentang pertanian tradisional sehingga mereka dapat terus beroperasi bahkan jika teknologi gagal atau tidak tersedia.

Baca Juga: Literasi Pertanian dan Kesejahteraan Masyarakat

Solusi dan Rekomendasi

1. Pengembangan Infrastruktur Digital

Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur digital di daerah pedesaan. Ini termasuk penyediaan internet yang cepat dan terjangkau, serta akses ke perangkat digital yang diperlukan oleh petani.

2. Program Pelatihan Literasi Digital

Program pelatihan yang fokus pada literasi digital harus disediakan untuk petani. Pelatihan ini harus mencakup penggunaan perangkat digital, aplikasi pertanian, dan cara mengakses informasi yang relevan. Pendekatan yang inklusif, dengan mempertimbangkan perbedaan usia dan tingkat pendidikan, akan membantu menjangkau lebih banyak petani.

3. Kebijakan Keamanan Data

Pengembangan kebijakan dan regulasi yang kuat untuk melindungi data petani sangat penting. Ini termasuk perlindungan terhadap pencurian data, penggunaan data tanpa izin, dan menjaga privasi petani. Lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat bekerja sama untuk menyusun dan menerapkan kebijakan ini.

4. Promosi Inovasi Lokal

Mendorong inovasi lokal dalam teknologi pertanian dapat membantu menciptakan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Petani lokal dan pengembang teknologi dapat bekerja sama untuk menciptakan aplikasi dan perangkat yang relevan dan mudah digunakan.

5. Pendekatan Hybrid

Menggabungkan pengetahuan tradisional dengan teknologi modern dapat memberikan hasil yang optimal. Petani dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, namun tetap mempertahankan praktik-praktik tradisional yang telah terbukti berhasil. Pendekatan ini juga dapat mengurangi risiko ketergantungan berlebihan pada teknologi.

Baca Juga: Literasi Informal: Pengertian, Manfaat, dan Pakar Bidangnya

Literasi pertanian di era digital menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan sektor pertanian. Dengan akses informasi yang lebih luas, peningkatan keterampilan, dan pemasaran yang lebih efektif, petani dapat meraih keuntungan yang lebih besar. Namun, tantangan seperti akses teknologi, literasi digital, keamanan data, dan risiko ketergantungan teknologi perlu diatasi.

Para pakar seperti Dr. Rajendra Pachauri, Dr. Akinwumi Adesina, Prof. Louise Fresco, dan Dr. Norman Uphoff telah memberikan kontribusi besar dalam mempromosikan literasi pertanian digital dan mencari solusi untuk tantangan tersebut. Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, literasi pertanian di era digital dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi petani di seluruh dunia.

Penulis: Ariane Venus

Admin: Alma Maulida

Keranjang Belanja