Tertarik Kampung, Stefano Romano Masuk Cimenyan

Mengapa Jurnalis ini sangat tertarik pada kampung? Dalam bukunya “Kampungku Indonesia” (2016), Stefeno Romano menulis pada bagian awal bukunya, “karena saya percaya bahwa di kampunglah terdapat jiwa sejati orang Indonesia,” tulis jurnalis kelahiran Roma, Italia, 1974 ini.



Melalui kegiatan Fotografinya, Stefano Romano selama ini banyak “berkisah tentang Indonesia”. Malang-melintang sejak 10 tahun silam keliling berbagai negara, termasuk Indonesia untuk panggilan nuraninya memotret kenyataan hidup masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah yang hidup di kampung-kampung baik perkotaan maupun perdesaan. Pria yang menikah dengan perempuan Indonesia, Bayu Bintari Fatmawati, ini minggu 15 Oktober 2017 berkunjung ke Yayasan Odesa Indonesia di Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Datang bersama istri dan teman-temannya dari Penerbit Mizan Bandung yang pada tahun 2016 lalu menerbitkan buku keren tentang kehidupan warga kampung-kampung di Indonesia.

Di Odesa Indonesia, siang itu pria yang dipanggil Stif menyatu dengan guru kursus Bahasa Inggris anak-anak desa tertinggal dari Kampung Cisanggarung dan Kampung Sentak Dulang Cimenyan, Kabupaten Bandung. Stif yang mahir berkomunikasi dengan anak-anak itu menceritakan pengalamanannya sebagai wartawan, ia pun banyak memperlihatkan foto-foto dari buku “Kampungku Indonesia” kepada puluhan siswa pada siang itu. Dan tak lupa, ia pun demontrasi fotografi. Sekalipun tak lama dalam acara kursus itu, namun sangat berharga bagi anak-anak desa. Pertemuan pada jam kursus itu diakhiri dengan menyanyi lagu Indonesia Raya.

Setelah acara kursus, pukul 15:00, Stif bersama pengurus Yayasan Odesa,blusukan masuk kampung terdekat. Mereka berjalan kaki menyusuri perkampungan Sentak Dulang yang berada di puncak bukit ketinggian 1.200 Mpdl itu. Di kampung itu, banyak objek foto yang dibidik Stif. Ada ibu-ibu sedang mengambil air dari jarak ratusan meter untuk memasuk, ada ibu-ibu yang sedang berjualan, domba, entok, toilet desa, pandai besi, jalan bebatuan, rumah tidak layak huni, dan “pesona” petani yang sore itu sudah mulai istirahat di rumah masing-masing.




“Saya senang di sini, saya suka suasana ini. Udaranya wow…..Saya ingin kembali lagi dan lebih lama di sini,” kata Stif. (Faiz Manshur) Odesa.id

Kegiatan Pemotretan Stefano Romano

Lihat Juga Kondisi Kampung ini

Keranjang Belanja