Teknologi Tepat Guna untuk Petani Kopi Sangat Diperlukan

Teknologi tepat guna untuk petani kopi sangat diperlukan. Dengan adanya teknologi tersebut para petani akan meningkat produktivitasnya.

Teknologi tepat guna untuk petani kopi sangat diperlukan
Teknologi tepat guna untuk petani kopi sangat diperlukan

Seorang petani dan pengumpul Kopi di Mekarmanik Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung ini merasakan bebannya berkurang dengan mesin giling barunya yang lebih modern. Dengan mesin gilingnya itu, biaya transportasi, waktu dan sewa tidak lagi membebani.

“Sekarang saya punya kebebasan waktu menggiling, juga tidak lagi membuang banyak waktu untuk urusan ini. Lima kwintal bisa kami giling dalam waktu sehari cukup dengan modal bensin lima liter,” kata Nanang Muhamad Yusuf (53 tahun), Ketua Kelompok Tani Pondok Buah Batu, Kampung Buah Batu, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung kepada Odesa.id, Sabtu, 12/11/2016 di rumahnya.

Kesaktian Kopi. Sebuah Kisah Pemberdayaan Petani Kopi Odesa

Sebagai petani dan pengumpul kopi selama ini Nanang sangat terbebani urusan penggilingan. Sejak bergiat aktif bersama Odesa-Indonesia Nanang kemudian mendapatkan kemudahan memiliki mesin giling baru pada 30 Oktober 2016 tersebut dengan sistem cicilan tanpa bunga dan membayar setelah memiliki keuntungan di musim panen raya Maret tahun 2017 mendatang.

“Sebetulnya harga mesin juga masih terjangkau karena hanya Rp 5,5 juta. Tetapi kebutuhan kami banyak, terutama sedang dibebani urusan Masjid dan juga urusan lain yang menyangkut kebutuhan para anggota kelompok tani. Dengan bantuan bebas bunga, cepat, dan dipilihkan mesin yang baik ini kami sangat terbantu,” terangnya.

Nanang merasa mendapatkan kemerdekaan dan lebih produktif dengan mesin itu. Sekalipun baru satu buah, namun sudah terasa manfaatnya. Sebab mesin yang dibelinya cocok dan tidak salah pilih.

Ia menceritakan, sebelumnya setiapkali mau mengolah kopi kering menjadi biji kering atau yang dikenal dengan istilah green beans itu, ia selalu dilanda problem.

Sebab ia harus membawa kopinya ke tempat yang jaraknya lebih 7 km di desa Sindanglaya yang memakan waktu dua jam perjalanan di luar musim hujan. Saat musim hujan jalan rusak dan sempit di kawasan Kecamatan Cimenyan Utara itu begitu menyulitkan pekerjaannya.
“Sekarang bisa digarap di rumah. Bisa memilih waktu untuk urusan ngaji dan urusan lain,” ujarnya.-Sadur Sentosa.

Bibit Kopi Arabica Bandung

Pembibitan Kopi Hotani Odesa Indonesia di Oray Tapa Bandung

Keranjang Belanja