Catatan Panen Sorgum Odesa Maret 2019

Akhir Maret 2019 ini Odesa Indonesia berhasil menanen sorgum putih. Rekap catatan pertemuan rabu 27 Maret 2019 mencatat beberapa hal sebagai berikut:

1. Benih sorgum putih sebelumnya sudah diujicoba ditanam selama 2 kali. Hasil dari budidaya pembibitan itu kemudian disortir, dipilih, dan baru disebarkan kepada 11 petani. Tetapi pada praktiknya, terdapat 16 petani yang ikut menanam. Cerita beberapa bulan sebelumnya, sangat sulit mengajak petani menanam sorgum. Banyak yang bilang mau dan membawa benih tetapi tidak ada kabarnya ditanam. Beberapa petani yang minat dengan sorgum karena lebih disebabkan oleh kuatnya pengorganisasian di kalangan petani muda yang selama ini terlibat pekerjaan di Odesa Indonesia, terutama saat bekerja berbareng kegiatan Miss Indonesia 2018. Ada Andi, Tatang, Oman, Toha yang menjadi pelaku utama sosialisasi pengembangan sorgum. Mereka kemudian mengajak beberapa tetangganya, dan ada yang mau sekalipun kebanyakan petani dibayang-bayangi keraguan, terutama soal hasil penjualan hasil panen. Penting dicatat juga, sesulit-sulitnya menanam mengajak bertani sorgum masih sulit mengajak budidaya kelor yang sampai perjalanan satu tahun kebanyakan ditanam di pekarangan atau sebagai tanaman tambahan, baru terdapat 5 orang yang menanam kelor dengan sistem ladang secara massif.

Jual Benih Sorgum Putih

2. Pada masa 2 bulan budidaya, tidak ada kendala apapun pada sorgum karena ditanam pada musim hujan. Kemudian pada usia 70hari, persoalan burung yang memanen sorgum terlebih dahulu menimpa di dua lokasi pertanian. Burung-burung itu sepanjang masa pembungaan sorgum telah banyak memakan biji sorgum muda. Kita belum mengatasinya melalui tindakan konkret. Solusinya adalah tertawa beramai-ramai melihat muka Toha yang cemas karena tidak akan ada hasil panen. Toha sendiri memang tidak khawatir urusan gagalnya pertanian sorgum berarti gagal pendapatan apalagi berpikir tidak bisa melanjutkan pertanian musim berikutnya karena Odesa Indonesia telah menerapkan model pertanian koperatif, saling menolong manakala ada yang gagal dalam usaha tani. Tetapi yang membuat Toha murung adalah bahwa dia tidak bisa berbangga pamer kepada petani lain. Sebagai coordinator petani di kawasan utara Cimenyan, nyali Toha susut karena hasil panennya susut sekitar 40 persen dari target.

Sorgum adalah Sumber Pangan Bergizi dan Menyehatkan

3. Ada dua petani yang karena kurang komunikasi, salah memanen sorgum. Dibiarkan tanpa diurus saat musim panen tiba dan diurus sendiri sementara bekal keilmuan belum tercukupi. Petani yang lain mendapatkan pendampingan sehingga sekalipun mereka tidak paham mengurus sorgum di masa panen, semua berjalan baik-baik saja karena saat panen tiba pengurus Odesa terjun ke lapangan memberikan pendampingan secara praktis. Pengolahan sorgum hingga sampai penyelamatan konsumsi pada akhirnya diketahui mudah, petani mulai memahami pengelolaan pasca panen pada 1 kali praktik. Kelemahan pada budidaya musim hujan adalah kondisi lembab basah terkadang memperlihatkan kekusaman, ini terjadi pada sekitar 10 persen dari semua hasil panen. Kelak pada musim tanam penghujung hujan dan panen musim kemarau, dipastikan hasilnya akan sebagus panen ujicoba kebun Odesa saat digunakan kegiatan Miss Indonesia 2018.

4. Sekarang pada program kedua budidaya sorgum di ladang, banyak petani yang mendaftar. Mereka yang sebelumnya ragu dan bertanam jumlah sedikit, sekarang menginginkan semua lahannya ditanami sorgum. Bahkan ada petani yang menambah jumlah tanahnya dengan mengontrak lahan tetangganya dengan hasil uang dari penjualan sorgum. Sosialisasi keseharian, bukan dengan rapat adalah kata kunci menjelaskan model pertanian Odesa Indonesia. Petani yang tadinya ragu menanam sorgum karena tidak tahu untuk apa dan hasilnya bagaimana, telah dijawab secara konkret oleh Yayasan odesa Indonesia dengan jawaban memuaskan. Harga ditetapkan secara baik (tidak mahal dan tidak murahan), sistem pemilihan kualitas ditetapkan sehingga harga tidak dipukul rata, serta merta yang terpenting adalah sistem pembayaran yang sistematis. Tidak dibayar cash and carry karena itu tidak bagus bagi hubungan keorganisasian, tetapi juga tidak lewat dua minggu. Semua dikomunikasikan secara baik dengan sistem jadwal. Hasilnya, proses panen belum tuntas sekalipun, petani sudah memulai mengurus lahan lanjutan dan meminta benih tambahan.

5. Rekomendasi penting dalam hal keorganisasian adalah pentingnya komunikasi intensif agar petani tidak bertani asal-asalan. Tidak perlu ribut soal pupuk selagi mengikuti garis pertanian odesa. Tidak perlu ribut soal jadwal mengurus panen jika kalender kerja ditaati. Solusi penting dari Odesa Indonesia adalah menetapkan sistem kontrol kebun secara rutin. Setiap kebun minimal seminggu satu kali harus didatangi dan diperiksa oleh pengurus pertanian supaya jika ada masalah misalnya kerusakan, pencurian, hama dan lain sebagainya bisa tertangani.

6. Banyak petani di Desa Cikadut dan Mekarmanik, bahkan desa-desa lain di Kecamatan Cimenyan yang minat menanam sorgum setelah musim panen Maret 2019 ini berjalan baik. Agar Pelayanan Yayasan Odesa Indonesia terhadap petani bisa maksimal sesuai kemampuan kinerja pengurus, maka ditetapkan fokus budidaya pada area perbukitan timur yang meliputi dua desa, yaitu Cikadut dan Mekarmanik. Untuk wilayah yang lain yang minat pertanian serealia akan diberikan solusi bertanam hanjeli/jali-jali.

7. Setiap petani sorgum di mekarmanik dan cikadut diwajibkan untuk menanam tanaman lain, terutama untuk hanjeli yang harus ditanam di lereng-lereng pinggir kebun. Setiap petani juga wajib menanam kelor dan mendorong keluarga petani mengonsumsi kelor setiap hari agar badan sehat dan anak-anaknya lebih bergizi.

8. Model penyubur tanah harus segera diubah dengan model baru, yaitu menyehatkan tanah. Lahan-lahan pertanian yang tanahnya merah pucat harus disehatkan menjadi hitam gembur. Dedaunan, batang sorgum, batang jagung dan hanjeli digunakan untuk menutupi tanah agar tanah terjaga dari serangan panas matahari di musim kemarau sekaligus menjaga kehidupan microba di dalam tanah.

Cara Menanam Sorgum dan Hanjeli

9. Sistem koperasi untuk menopang kerja keorganisasian petani muda harus ditingkatkan. Petani-petani muda yang kebanyakan minim pengetahuan sistem pengelolaan keuangan perlu diberikan penyuluhan lebih serius dengan cara pendampingan rutin keseharian, bukan dengan kursus.[]

Toha dan M.Thoriq

Komentar ditutup.

Keranjang Belanja