Pertanian Polikultur Odesa

Pertanian Polikultur vs Monokultur Dalam Menjaga Ekologi Pertanian Indonesia

Pertanian Polikultur vs Monokultur – Seperti yang kita tahu, pertanian adalah sektor penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menjaga ketahanan pangan, termasuk juga ketersediaan obat, bahan industri, pakan, serta kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, pengolahan pertanian juga harus dilakukan dengan benar dan mempertimbangkan sistem berkelanjutan agar ke depannya lahan pertanian bisa bertahan kualitasnya.

Dalam perkembangannya, pertanian kita tentu saja mengalami banyak tantangan. Mulai dari iklim yang tidak menentu, masalah hama, penyakit tanaman, keterbatasan lahan, hingga kesuburan tanah yang menurun. Sehingga perlu ada solusi yang tepat untuk menjawab tantangan pertanian ini.

Salah satu sistem pertanian yang bisa menjadi solusi adalah mengubah pertanian monokultur menjadi polikultur. Tentu dengan segala keunggulan yang dimiliki oleh sistem pertanian polikultur ini bisa memperbaiki kualitas lahan dan memaksimalkan produktivitas lahan.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan Pertanian untuk Petani Indonesia

Perbedaan Pertanian Monokultur dan Polikultur

Secara pengertian, pertanian monokultur adalah sistem tanam yang menggunakan satu jenis tanaman di satu lahan. Sementara itu, polikultur justru sebaliknya, yaitu menanam lebih dari 1 jenis tanaman dalam satu lahan.

Perbedaan sistem tanam ini ternyata memiliki pengaruh besar terhadap kualitas lahan jangka panjang. Tentu saja perbedaan di antara keduanya lebih dari sekadar jumlah jenis tanaman, tetapi lebih luas lagi pada keberlanjutan penggunaan lahan dan keuntungan bagi para petani.

Pertanian Monokultur

Pertanian monokultur di Cimenyan

Pada dasarnya sistem pertanian monokultur juga punya kelebihan mudah dirawat dan lebih hemat biaya, terutama dalam hal benih dan kebutuhan pertanian lainnya. Namun di sisi lain, sistem tanam ini berisiko lebih mudah terserang penyakit tanaman.

Jika sampai gagal maka semua tanaman di lahan tersebut juga berisiko gagal panen secara total. Apalagi pertanian monokultur dapat membuat tanah menjadi kurang subur, membuat keseimbangan lingkungan menjadi goyah, serta menimbulkan berkembangnya hama dan penyakit.

Pertanian Polikultur

pertanian polikultur

Pada sistem pertanian polikultur memang mengutamakan keanekaragaman hayati. Sistem polikultur akan membantu menumbuhkan berbagai jenis tanaman, hewan, dan mikroorganisme untuk saling berinteraksi juga beradaptasi dalam satu lingkungan. Meskipun perawatannya agak lebih sulit, tetapi keuntungannya jauh lebih banyak.

Dengan menerapkan sistem pertanian polikultur maka hama dan penyakit tanaman bisa dikendalikan secara lebih maksimal. Masing-masing jenis tanaman juga bisa saling melengkapi dan menguntungkan satu sama lain.

Bagi lahan pertanian, polikultur juga bisa meningkatkan kesuburan tanah karena beberapa jenis tanaman mampu memperbaiki struktur, tekstur, dan kandungan organik dalam tanah. Jika sampai ada yang gagal panen maka masih bisa tetap panen dari jenis tanaman lainnya. Dengan begitu, para petani juga bisa meminimalisasi kerugian.

Sistem Pertanian Polikultur Solusi Pertanian Berkelanjutan

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Pangalengan, Jawa Barat. Petani sayuran di sana menggunakan teknik polikultur tumpang gilir. Secara ekologis, para petani menyatakan bahwa penerapan sistem pertanian polikultur mampu mengurangi tingkat erosi dan mempertahankan kualitas kesuburan tanah. Penelitian lain menemukan bahwa pendapatan usaha tani yang menggunakan pola tanaman polikultur antara jagung dan cabai merah ternyata lebih tinggi daripada usaha tani monokultur.

Mari kita ambil contoh budidaya kopi secara monokultur dan polikultur yang dapat memengaruhi industri kopi di Indonesia. Kopi pada dasarnya adalah jenis tanaman yang tumbuh di tempat teduh, tetapi tidak jarang juga ditemukan budidaya kopi monokultur yang kondisinya berada di hamparan perkebunan terbuka, sehingga tanaman ini akan terkena sinar matahari secara langsung. Namun, pertanian kopi seperti ini menuai pro dan kontra karena dianggap tidak ramah lingkungan dan keanekaragaman hayatinya sedikit.

Sementara pada budidaya kopi secara polikultur, ada beberapa jenis tanaman lain yang ditanam bersamaan dengan kopi. Walaupun dalam sistem seperti ini sering kali menghasilkan panen kopi lebih sedikit, tetapi produksinya bisa dijual lebih mahal karena memiliki kualitas lebih unggul.

Selain itu, para petani juga bisa mendapatkan keuntungan tambahan dari hasil panen beragam jenis tanaman lainnya. Sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani yang ada di sekitar lahan budidaya kopi tersebut.

Jika kualitas lahan dan keanekaragaman hayati terjaga dengan baik maka ketahanan pangan jangka panjang juga akan tetap terjaga. Tentu saja hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena di samping produktivitas lahan, kualitas ekologis juga tetap harus menjadi pertimbangan dalam memutuskan sistem pengelolaan pertanian.

Sehingga ketika kita mampu menjaga kualitas lahan dan memperbaiki kualitas ekologi semaksimal mungkin maka nantinya kita tetap bisa bersinergi dengan alam untuk menghasilkan hubungan saling menguntungkan. Pertanian polikultur adalah solusi yang produktif untuk menjalankan pertanian berkelanjutan dan memaksimalkan kualitas lahan.

Baca juga: Jurnalisme Pertanian: Peran Media dalam Mendukung Petani Lokal

Penulis: Arinda Eka Putri

Admin: Fadhil Azzam

Keranjang Belanja