Mengatasi kemiskinan Indonesia-. Angka kemiskinan di Indonesia memang masih cukup tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik, tercatat hingga Maret 2023 angka kemiskinan masih menyentuh angka 9,36%. Tentunya kondisi ini perlu menjadi perhatian kita bersama, bukan hanya dari pihak pemerintahan.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah bergerak untuk membantu masyarakat miskin mencapai kesejahteraannya. Tentu saja bantuan ini bisa dengan berbagai cara seperti berdonasi hingga meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan kerja budaya di lokasi kemiskinan itu terjadi.
Itulah yang dilakukan oleh Yayasan Odesa Indonesia. Awalnya yayasan ini memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi di masyarakat desa. Odesa Indonesia sendiri saat ini lebih banyak bergerak di daerah Bandung Utara dan sekitarnya. Setelah menyelami lebih jauh dan terjun langsung ke lapangan, para pengurus Odesa Indonesia menyadari bahwa penyebab kemiskinan itu terjadi, sumbernya adalah kerusakan lingkungan.
Dalam sebuah sesi diskusi acara Braga di TVRI Jawa Barat, Ketua Pembina Odesa Indonesia, Budhiana Kartawijaya menyampaikan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi dari adanya tambang batu, penebangan pohon, dan kurangnya tanaman resapan di lereng bukit membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih.
Ketika masyarakat sulit mendapatkan air bersih tentunya akan berdampak pada kesehatan masyarakat, sulit untuk bertani dengan baik, sampai akhirnya anak harus putus sekolah. Jadi lingkaran kemiskinan akan terus berputar dalam kondisi seperti ini. Sehingga untuk mengatasi kemiskinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki ekologinya.
Langkah Konkrit Odesa Indonesia Mengatasi Kemiskinan di Desa
Odesa Indonesia memang bergerak di bidang sosial untuk mengentaskan kemiskinan berbasis perbaikan ekologi dan pendidikan. Pendidikan tentu juga sangat penting untuk diperhatikan karena untuk memutus mindset kemiskinan pada anak-anak sehingga wawasan mereka lebih terbuka dan lebih percaya diri.
Selain memberikan bantuan kebutuhan pokok masyarakat secara langsung, langkah konkrit yang dilakukan Odesa Indonesia untuk mengatasi masalah ekologi adalah memberikan bantuan bibit kepada para petani.
Bibit yang diberikan kebanyakan adalah pohon buah-buahan. Pohon buah-buahan yang berkayu ini tentu dapat berguna untuk mengurangi erosi tanah dan meningkatkan kualitas ekologis di sekitarnya. Selain itu, buahnya juga bisa dimanfaatkan untuk sumber gizi tambahan dan dijual sebagai alternatif produk pertanian bagi masyarakat.
Dalam sesi diskusi yang sama, Toha Odin sebagai Pelaksana Program Peningkatan Pangan dan Konservasi Odesa Indonesia sekaligus petani lokal mengatakan bahwa masyarakat menerima dengan baik program donasi bibit ini.
“Kalau diberi bibit kayu pasti masyarakat menolak. Awalnya dari yayasan mulai dengan menanam pohon kopi, kemudian baru menanam buah-buahan dan masyarakat menerimanya dengan baik. Apalagi hasil panennya juga bisa dinikmati masyarakat sendiri sekaligus menambah penghasilan,” ujar Toha Odin.
Kebiasaan masyarakat yang hanya menanam sayur terutama di area lereng bukit, selain tidak dapat menahan erosi dan menyebabkan banjir, harganya juga sering anjlok. Sehingga para petani semakin terhimpit secara ekonomi karena biaya operasional untuk mengelola pertaniannya tidak sebanding dengan hasil penjualannya.
“Bibit yang berasal dari donatur ini setelah ditanam, setiap 3 bulan kita akan masuk ke hutan dan area penanaman untuk memotret sekaligus melihat perkembangan tanaman. Kita berusaha menjadikan petani lokal dan masyarakat sekitar sebagai aktor ekologinya, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk merawat tanaman-tanaman tersebut,” ujar Budhiana menambahkan.
Selain menggalakkan gerakan untuk menanam bibit tanaman berkayu, Odesa Indonesia juga menggerakkan program tani pekarangan. Setidaknya hasil dari tani pekarangan tersebut bisa memenuhi kebutuhan dapur di masing-masing rumah, apalagi bagi para petani yang sudah berusia lanjut.
Hingga saat ini, Odesa Indonesia sudah menanam sekitar 1 juta pohon dengan bantuan para relawan, petani lokal, dan masyarakat sekitar mulai dari yang muda hingga tua. Semua bahu-membahu menjalankan kerja budaya ini untuk menyelamatkan ekologi dan kesejahteraan masyarakat desa.
Bantuan Pendidikan Untuk Anak-Anak Petani Desa
Tidak hanya dari segi ekonomi dan ekologi, Odesa Indonesia juga bergerak di bidang pendidikan dan berupaya meningkatkan literasi anak-anak petani di desa. Rizki Anggita Dewi adalah salah satu fasilitator literasi anak petani yang sudah bergabung dengan Odesa Indonesia selama 1 tahun lebih.
Anggi memang sudah sejak lama tertarik dengan kegiatan sosial. Setelah tahu Odesa Indonesia sedang mencari relawan dan Sekolah Samin (Sabtu-Minggu) yang berfokus pada pendidikan karakter dan ekologi membuatnya jadi semakin tertarik untuk bergabung.
Setiap minggunya, para relawan literasi ini akan datang untuk mengajar anak-anak petani desa. Namun sebelum terjun untuk mengajar, para relawan ini juga akan diajarkan melakukan praktek konservasi lahan. Sehingga para relawan nantinya akan memiliki pengalaman untuk menanam dan merawat tanaman secara langsung di lapangan.
“Sebelum mulai mengajar, para fasilitator akan melakukan assessment untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak karena memang mereka berasal dari usia dan tingkat pemahaman yang berbeda-beda,” ujar Anggi.
Anggi menuturkan bahwa setiap fasilitator akan mengajar mereka tentunya akan mempersiapkan materi ajar sekaligus dengan berbagai buku dan media pendukung lainnya. Namun tantangannya, ketika sudah mempersiapkan materi ternyata ketika kelas dimulai anak-anak meminta materi lainnya. Jadi para fasilitator harus bisa improve saat mengajar, tapi tetap memastikan tujuan pembelajaran bisa diterima dengan baik oleh anak-anak.
Suasana di Odesa Indonesia sangat terasa kekeluargaannya sehingga membuat Anggi dan relawan lainnya selalu merasa nyaman. Meskipun tentu saja melakukan kerja budaya seperti ini akan selalu ada tantangannya.
Dalam sesi wawancara di acara Braga, ada satu hal menarik yang disampaikan oleh Budhiana Kartawijaya, “Mari kita melihat ke sekeliling apakah ada yang sedang merasa kesulitan. Percayalah kita akan bahagia ketika bisa melakukan sesuatu dan orang yang kita bantu merasa bahagia.”
Baca juga:
https://odesa.id/4-wisdom-dari-gerakan-sosial-odesa-di-bandung/
https://odesa.id/gerakan-sosial-adalah-tindakan-kolektif-yang-membebaskan/
https://odesa.id/cara-bahagia-dengan-membahagiakan-orang-lain-pengalaman-pengurus-odesa/
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Alma Maulida