Perdagangan: Piranti Dasar Lahirnya Empati
Perdagangan telah lama dianggap sebagai salah satu faktor dasar dalam mengembangkan empati di masyarakat. Dengan kemajuan perdagangan, kita semakin jarang menemukan masyarakat yang kelaparan atau tertimpa bencana dibiarkan terlalu lama tanpa bantuan. Perdagangan yang maju, terutama jika didukung dengan filantropi, memungkinkan masyarakat yang menderita mendapatkan bantuan lebih cepat. Ini menunjukkan bahwa kerjasama antar manusia sangat menguntungkan.
Kerjasama Antar Manusia dan Alam
Kesadaran bahwa kita hidup saling bergantung dengan semua isi alam memerlukan pengembangan relasi kerjasama yang lebih luas. Terhadap flora dan fauna, kita harus meninggalkan pendekatan antroposentris dan lebih menggunakan pendekatan ekosentris. Ini berarti memperkuat kecerdasan emosional dengan menekankan empati terhadap semua isi alam yang terhubung dengan kehidupan kita sehari-hari.
ESAI LAIN DARI FAIZ MANSHUR: KERUSAKAN ALAM DAN KEMISKINAN PETANI
Menghentikan Perang dan Menggunakan Perdamaian Secara Produktif
Dalam menghadapi perang, kita harus berusaha menghentikannya. Ketika berada dalam situasi damai, kita harus menggunakan kesempatan tersebut secara produktif untuk mengembangkan diri dan melawan ketidakadilan sosial. Ketidakadilan sosial yang paling menonjol di Indonesia adalah kemiskinan ekonomi dan keterbelakangan pendidikan. Sayangnya, negara belum optimal dalam membawa spirit Pancasila, terutama sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Tantangan Ekonomi dan Pendidikan di Pedesaan
Kehidupan rakyat desa di Indonesia masih jauh dari kemampuan survival dasar. Hal ini disebabkan oleh lemahnya sumber pangan dan pendidikan yang belum relevan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Fakta bahwa kerusakan lingkungan semakin memiskinkan masyarakat desa menunjukkan bahwa praktik ekonomi kita belum berdamai dengan alam. Oleh karena itu, perlu ada perubahan pola pikir dari “menaklukkan alam” menjadi “berdamai dengan alam”.
Menyebarkan Pengetahuan Agrikultur yang Ekologis
Mayoritas masyarakat Indonesia hidup di dunia agrikultur. Oleh karena itu, usaha menyebarkan pengetahuan agrikultur yang ekologis harus diintensifkan agar survival hidup rakyat bisa lebih beradab. Pendidikan agrikultur yang ekologis ini penting untuk memastikan bahwa praktik pertanian yang dilakukan tidak merusak lingkungan dan dapat mendukung kehidupan yang lebih berkelanjutan.
Kesimpulan
Kerjasama dan empati adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih kuat dan berkelanjutan. Perdagangan yang maju dan filantropi memainkan peran penting dalam membantu masyarakat yang menderita. Dalam menghadapi tantangan global seperti perang dan ketidakadilan sosial, penting untuk memanfaatkan perdamaian secara produktif untuk mengembangkan diri dan melawan ketidakadilan.
Di Indonesia, kemiskinan ekonomi dan keterbelakangan pendidikan masih menjadi masalah besar, terutama di pedesaan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya untuk meningkatkan pendidikan dan sumber pangan, serta mengubah pola pikir dari menaklukkan alam menjadi berdamai dengan alam. Menyebarkan pengetahuan agrikultur yang ekologis adalah salah satu langkah penting untuk mencapai tujuan ini.
Dengan mengembangkan kerjasama yang lebih luas dan memperkuat empati terhadap semua isi alam, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan berkelanjutan. Ini adalah langkah penting dalam strategi kebudayaan untuk pembangunan masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.
—
Artikel ini menekankan pentingnya kerjasama, empati, dan pendidikan ekologis dalam membangun masyarakat yang lebih kuat dan berkelanjutan. Mengadopsi pendekatan ekosentris dan menyebarkan pengetahuan agrikultur yang ekologis dapat membantu mengatasi masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan di Indonesia.
Penulis: Ariane Venus
Admin: Fadhil Azzam