Organisasi Keluarga Petani – Tidak dapat dipungkiri dalam organisasi pertanian, pekerja adalah elemen pengorganisasian teknis dari setiap proses produksi yang penting. Walaupun dibandingkan dengan faktor lain yang kita anggap dominan, seperti pentingnya pengaruh pasar, jumlah tanah untuk digunakan, atau ketersediaan alat produksi dan kesuburan alam, tetapi pekerja tetap elemen yang tidak bisa dihilangkan.
Menurut pendapat Chayanov, ekonomi pertanian keluarga memang memiliki kategorinya sendiri yang berbeda dengan prinsip ekonomi perusahaan. Pada pertanian keluarga tidak bergantung pada tenaga kerja upahan. Semua derajat aktivitas tenaga kerja sepenuhnya ditentukan oleh komposisi dan besarnya keluarga. Oleh karena itu, kita harus menerima susunan keluarga sebagai salah satu faktor utama dalam organisasi pertanian petani.
Komposisi Susunan Keluarga Petani Memengaruhi Organisasi Pertanian
Pada dasarnya, komposisi keluarga akan menentukan batas atas dan batas bawah volume kegiatan ekonominya. Tenaga kerja dalam pertanian keluarga sepenuhnya ditentukan oleh ketersediaan anggota keluarga yang sehat jasmani.
Batas tertinggi dari volume kegiatan pertanian tergantung pada banyaknya pekerjaan yang dapat diberikan kepada tenaga kerja tersebut dengan pemanfaatan dan intensitas yang maksimal. Dengan cara yang sama volume terendah ditentukan oleh jumlah manfaat material yang mutlak penting bagi keberlangsungan hidup keluarga tersebut.
Dalam sebuah keluarga tentu ada beragam ciri-ciri kehidupan sehari-hari. Walaupun begitu, dasar dari keluarga tetaplah konsep biologis murni, yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama dengan keturunan mereka dan perwakilan generasi tua yang sudah berumur.
Selanjunya, hubungan tenaga kerja keluarga dengan tuntutan konsumennya tentu akan berubah seiring perkembangan keluarga tersebut. Sejauh mana berbagai fase perkembangan ini memungkinkan adanya penerapan prinsip kerja sama kompleks. Tentu saja karena elemen yang ada dalam susunan keluarga ini adalah bagian penting dalam mengatur aktivitas ekonominya.
Pada kenyataannya, tentu perubahan fase keluarga ini tidak terjadi dalam waktu yang cepat. Ada masanya terjadi transisi dari anak yang tidak dapat bekerja bisa menjadi pekerja paruh waktu untuk membantu aktivitas pertanian. Sehingga pada masa ini beban konsumen terhadap pekerja keluarga menjadi lebih ringan karena setiap tahun anak-anak dapat mengambil bagian yang lebih besar dalam pekerjaan.
Jika setelah tahun ini kita anggap tidak ada lagi anak yang lahir dari kepala keluarga maka seiring dengan bertambahnya usia anak-anak, rasio pekerja konsumen akan turun dengan cepat. Fase ini bisa dicapai dengan catatan tidak ada anak laki-laki yang menikah dan orang tua tidak kehilangan kemampuan untuk bekerja.
Baca juga: Keluarga Petani dalam Teori Ekonomi Menurut Chayanov
Perekonomian Keluarga Petani
Setiap keluarga petani dalam fase perkembangannya memiliki mesin kerja yang sangat berbeda dalam hal tenaga kerja, intensitas permintaan, rasio pekerja konsumen, dan kemungkinan penerapan prinsip-prinsip kerja sama yang kompleks. Perlu diketahui juga bahwa rangsangan dasar bagi keluarga petani untuk melakukan kegiatan ekonomi adalah kebutuhan untuk memenuhi tuntutan konsumennya.
Sementara itu, tenaga kerja adalah sarana utama untuk memenuhi hal tersebut. Sehingga pertama-tama kita harus mengharapkan volume kegiatan ekonomi keluarga tersebut secara kuantitatif lebih atau kurang sesuai dengan unsur-unsur dasar dalam susunan keluarga tersebut. Dengan begitu semua bentuk aktivitas ekonomi keluarga, baik di bidang pertanian maupun di seluruh kelompok kerajinan dan perdagangan dapat berjalan dengan baik.
Perlu diperhatikan bahwa untuk mengonversi jumlah pekerja keluarga ke dalam ukuran pertanian dan pendapatan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Mulai dari menentukan sejauh mana tenaga kerja dapat digunakan, apa saja sarana produksi teknis yang tersedia dengan setiap pekerja yang terlibat dalam proses produksi, sampai seberapa tinggi hasil akhir produktivitas pekerja ini tergantung pada kondisi alam dan situasi pasar.
Sehingga perekonomian keluarga petani juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satu yang terpenting adalah adanya jumlah anggota keluarga yang dapat menjadi tenaga kerja. Meskipun begitu salah satu ciri khas keluarga petani yang begitu luhur adalah menjunjung tinggi solidaritas, kekeluargaan, dan gotong royong.
Penulis: Arinda Eka Putri
Admin: Fadhil Azzam