Petani desa menanam bibit buah

Inovasi Memajukan Desa dengan Menanam Buah

Konsumsi makanan dengan gizi seimbang adalah kebutuhan pokok bagi kita. FAO Indonesia menyarankan “tumpeng gizi seimbang” dan “piring makanku, porsi sekali makan” yang merepresentasikan nutrisi seimbang dalam konsumsi makanan. Agar nutrisi seimbang, kita perlu mengonsumsi karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Namun sayangnya, kita sering menyepelekan hal ini. Seringkali hanya mengutamakan karbohidrat, protein, dan lemak. Lalu, bagaimana dengan mineral dan vitamin? Konsumsi makanan tanpa memperhatikan gizi yang seimbang dapat memicu gizi buruk dan penyakit. Dalam hal ini, menanam buah bisa jadi solusi. Mengapa?

Pertanian Buah untuk Kemajuan Desa 

pertanian buah

Buah menjadi satu sumber pangan yang paling jarang dikonsumsi. Berdasarkan data dari FAO, buah menjadi komoditas yang paling jarang dikonsumsi oleh masyarakat. Padahal, FAO dan WHO merekomendasikan konsumsi buah sebanyak 400 gram per orang dewasa. Gizi yang terkandung di dalam buah dapat membantu menjaga kesehatan dan metabolisme tubuh. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang ironi, mengingat Indonesia memiliki tanah yang subur dan varietas buah yang melimpah.

Terlepas dari aspek gizi, buah-buahan juga dapat membantu menjaga alam. Apabila masyarakat memiliki gizi yang baik dan alam terjaga, desa akan maju. Masyarakat desa dapat semakin produktif dan sehat, sehingga menghasilkan generasi yang berkualitas. Alam yang terjaga juga meminimalisir masyarakat dari kerugian akibat bencana alam. Jika begitu banyak manfaat buah, sebenarnya apa yang membuat para petani enggan menanam buah?

Baca juga: Ketahuilah 3 Manfaat Belajar Menanam untuk Anak

Perspektif Menanam Buah bagi Masyarakat Desa

Kegiatan menanam buah di pedesaan bukan hanya pertanian biasa. Para petani mengeluhkan tentang perawatan buah. Buah cenderung menghabiskan banyak uang untuk perawatan, namun berisiko tinggi mengalami gagal panen. Apabila mengulik lebih jauh, pertanian buah-buahan dapat menjadi langkah strategis dalam mensejahterakan masyarakat desa. Apalagi jika sebagian besar penduduknya masih bergantung pada sektor pertanian. Menanam buah dapat menjadi ladang subur bagi perekonomian masyarakat desa.

Hasil pertanian buah-buahan dapat dijual dan menjadi pemasukan bagi masyarakat desa. Keuntungan dari penjualan sangat bermanfaat bagi perekonomian masyarakat desa. Selain itu, masyarakat desa dapat memanfaatkan hasil panen sebagai bahan makanan. Buah sangat bermanfaat dalam meningkatkan gizi masyarakat desa.

Kandungan vitamin, serat, dan mineral sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Diversifikasi pangan juga membantu meningkatkan ketahanan pangan, sehingga masyarakat desa tidak lagi menggantungkan produk luar yang lebih mahal. Hal-hal kecil seperti itu sangat membantu perekonomian masyarakat desa.

Selain memberikan gizi bagi masyarakat desa, pertanian buah juga berpotensi mendatangkan keuntungan lebih melalui pariwisata. Belakangan ini semakin banyak objek wisata yang mengandalkan buah-buahan. Kita disuguhi pemandangan buah yang subur dan melimpah di lahan, serta diberi kesempatan untuk memetik sendiri.

Agrowisata berhasil menarik minat para wisatawan. Kita tidak perlu berpikir bahwa butuh tempat yang tinggi dan dingin untuk membuat pertanian tanaman. Objek wisata yang memanfaatkan pertanian dan produk organik ditengarai menjadi satu objek yang potensial dalam memajukan desa. Agrowisata dapat menarik wisatawan, sehingga membuka peluang baru bagi sektor pariwisata dan berujung pada peningkatan ekonomi desa.

Meski kegiatan menanam buah sudah membuktikan eksistensinya dalam menunjang perekonomian desa, rupanya masih banyak masyarakat desa yang skeptis dengan kegiatan menanam buah. Mungkin, kita harus melihat manfaat menanam buah dari perspektif yang lain.

Baca juga: Memajukan Pertanian Indonesia dengan Menanam Buah-Buahan

Menanam Buah untuk Menjaga Alam

menanam buah di desa
Relawan Odesa menanam bibit buah bersama petani

Sebagai manusia sudah seyogyanya kita menjaga yang kita miliki, termasuk Alam. Segala sesuatu yang ada di alam dapat kita manfaatkan dengan bebas, asal kita juga bertanggung jawab. Sayangnya, kita kerap mendengar kerusakan alam hingga mengakibatkan bencana.

Menjaga alam dapat dilakukan dengan tindakan sederhana, salah satunya menanam buah. Kita manfaatkan tanah pedesaan yang subur untuk menumbuhkan ‘benteng-benteng alam’ yang dapat mencegah terjadinya bencana.

Tanaman buah juga berperan dalam konservasi tanah. Degradasi tanah akan terhambat karena banyak organisme yang berperan untuk menghidupkan ekosistem tanah. Frekuensi erosi di pedesaan juga turut berkurang karena akar-akar pohon yang kuat dapat menahan pengikisan tanah. Jika bencana alam berkurang, maka akan semakin sedikit kerugian yang kita alami.

Semakin banyak menanam buah juga akan meningkatkan keasrian desa. Polusi di udara yang merugikan manusia, justru menguntungkan bagi tumbuhan. Tumbuhan memerlukan karbondioksida untuk hidup, sedangkan manusia dan tumbuhan justru mengeluarkan gas tersebut. Kegiatan timbal balik inilah yang sangat menguntungkan.

Keberadaan tumbuhan dapat membantu meningkatkan kualitas udara. Manusia dan hewan mendapat udara yang sehat, sedangkan tumbuhan hidup dengan baik. Udara yang sehat akan meningkatkan kesehatan kita, sehingga kita bisa beraktivitas lebih baik.

Memiliki kesadaran menanam buah memang perlu dibangun. Kita juga perlu paham, betapa besar manfaat dari hal kecil yang kita lakukan. Memajukan desa bukan lagi sebatas angan-angan, tetapi kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama.

Aktualisasi Memajukan Desa Melalui Bibit Buah

Dalam merealisasikan desa yang maju, Odesa Indonesia turut ambil bagian dalam mewujudkan rencana itu. Sejak tahun 2016 Odesa Indonesia berhasil memberikan ratusan ribu bibit tanaman. Hingga tahun 2024, tercatat sudah 892.000 bibit yang disebar, dan beberapa di antaranya adalah tanaman buah.

Budhiana Kartawijaya, ketua pembina Odesa Indonesia mengungkapkan bahwa kegiatan pemberian bibit tanaman buah bertujuan untuk memberdayakan desa. Selain itu, masyarakat memang membutuhkan tanaman buah karena dapat memberikan hasil bagi mereka. Hal itu terbukti dari antusiasme masyarakat desa pada kegiatan penyebaran bibit tanaman buah oleh Odesa Indonesia.

Berbagai bibit tanaman buah telah disebarkan oleh Odesa Indonesia, mulai dari durian, alpukat, sirsak, mangga, nangka, jeruk, manggis, sukun, matoa, pepaya dan berbagai tanaman pangan lainnya. Hasilnya, tanaman buah tersebut dapat membuahkan hasil. Beberapa warga Cikadut, Kabupaten Bandung mengungkapkan kepuasannya dalam menanam tanaman buah. Buah-buahan hasil mereka menanam dapat dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari, bahkan dapat dijual dan memberikan keuntungan.

Tidak hanya menguntungkan perekonomian warga, tanaman buah juga dapat memperbaiki lingkungan. Salah satunya pada lahan dan hutan di sekitar Cimenyan yang tampak lebih subur. Efek jangka panjang dari menanam buah, yaitu dapat mencegah erosi, menjaga kualitas air tanah, dan menjaga habitat satwa liar.

Baca juga: Langkah Cerdas Mengatasi Problem Kerusakan Lingkungan dengan Menanam Bibit Buah

Penulis: Gabriella Chandrakirana

Admin: Fadhil Azzam

Keranjang Belanja
  • Your cart is empty.