Filsafat berkebun ala cooper

Filsafat Berkebun Ala David E. Cooper

Filsafat Berkebun ala David E. Cooper-. Dalam kehidupan modern yang semakin menjauh dari alam, keberadaan kebun sering kali dianggap sebagai sekadar ruang hijau yang fungsinya terbatas pada dekorasi atau relaksasi. Namun, David E. Cooper, seorang filsuf asal Inggris yang lahir pada tahun 1942 dan dikenal luas karena kontribusinya di bidang filsafat lingkungan, estetika, dan etika, mengungkapkan bahwa kebun memiliki makna yang jauh lebih dalam.

Melalui bukunya A Philosophy of Gardens pada tahun 2006, Cooper menjelaskan bahwa kebun adalah cerminan dari hubungan manusia dengan alam, tempat kita belajar tentang kesabaran, tanggung jawab, dan kerjasama. Dilandasi gagasan sains yang kuat, Cooper mengajak kita berpikir melampaui sekadar urusan fisik, melainkan meliputi dimensi spiritual dan etika yang bermanfaat bagi kualitas hidup manusia.

Baca juga: Meningkatkan Kesehatan dan Gizi Anak dengan Kegiatan Berkebun

Filsafat Berkebun untuk Mindset Manusia

filsafat berkebun ala david e.cooper

Cooper berpendapat, keberadaan kebun merupakan hubungan timbal-balik antara manusia dengan alam. Pengertian berkebun di sini bedakan dengan alam liar yang berkembang tanpa peran manusia. Dalam interaksi ini, manusia tidak sekadar menanam dan mengatur tanaman sesuai keinginan, tetapi juga memahami ritme dan siklus alami yang tidak bisa kita kendalikan. Cuaca, tanah, dan musim adalah faktor yang harus dihormati. Melalui berkebun, manusia akan mendapatkan pelajari dari alam untuk mengenal cara hidup tanaman dan satwa, dan dengan cara itu manusia bisa menyesuaikan, bukan bukan memaksakan kehendak kita.

Prinsip pentingnya memahami “mekanisme” alam inilah yang saat ini banyak dibutuhkan masyarakat karena di situ memuat nilai tentang kerjasama dan keseimbangan. Perilaku manusia terhadap alam pada akhirnya harus lebih pada usaha untuk selaras, bukan untuk mengontrol apalagi menundukkan. Prinsip pemikiran ini tentu sangat berguna bagi inspirasi manusia karena memuat tindakan konkret melalui kebiasaan yang sederhana yang dilakukan di petak pekarangan rumah atau di ladang terbuka. Dengan terus-menerus menjalankan praktik keselarasan dalam berkebun ini, manusia akan bisa mendapatkan nilai-nilai empati, termasuk berempati pada lingkungan.

Saat  seseorang berkebun, secara otomatis orang harus berlaku bijaksana dan bertanggungjawab terhadap kehidupan pihak lain. Itu artinya pelaku berkebun sedang menerapkan laku keseimbangan dalam ekosistem seperti menggunakan sumber daya secara berkelanjutan, dan meminimalkan kerusakan lingkungan. Praktik seperti penggunaan kompos, penghematan air, dan pemilihan tanaman lokal adalah cara sederhana untuk mendukung keberlanjutan.

Di tengah krisis lingkungan global, kegiatan berkebun adalah sebuah kemestian yang perlu dilakukan siapa saja karena di situlah kecintaan untuk menanam dan merawat tanaman menjadi penting dalam usaha mengatasi pemanasan global dan krisis pangan.

Baca juga: 5 Manfaat Berkebun Bagi Penyandang Autisme

Kebun sebagai Ruang Refleksi dan Spiritualitas

filsafat Berkebun versi Cooper

Selain aspek fisik dan etika, Cooper juga melihat kebun sebagai tempat untuk refleksi spiritual. Saat kita bekerja di kebun, kita diingatkan tentang siklus kehidupan yang lebih besar—dari benih yang ditanam hingga tumbuhan yang tumbuh dan akhirnya layu. Kebun menawarkan momen meditasi, di mana kita bisa merenung tentang hubungan kita dengan dunia alami dan nilai-nilai kehidupan.

Dalam kebun, kita dapat belajar untuk melambat dan menghargai proses alami. Ini sangat penting di dunia yang sering kali menuntut kita untuk bergerak cepat dan tidak memberi ruang untuk berhenti sejenak. Kebun mengingatkan kita bahwa kehidupan tidak selalu tentang hasil yang instan; ada keindahan dalam proses yang panjang dan penuh perenungan.

Berikut adalah beberapa tips untuk mendapatkan manfaat  dari refleksi hubungan manusia dengan alam berdasarkan ketiga poin di atas:

  1. Mulailah dengan tanaman yang mudah tumbuh, seperti sayuran atau tanaman herbal. Anda tidak perlu ruang yang luas, bahkan pot kecil di teras bisa menjadi awal yang baik.
  2. Buat kompos dari sampah organik di rumah, seperti sisa sayuran dan buah. Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi sampah dan memberi nutrisi pada tanaman Anda.
  3. Jadikan kebun Anda sebagai ruang untuk bersantai. Ciptakan sudut nyaman di mana Anda bisa duduk dan menikmati keindahan alam, bahkan jika hanya beberapa menit setiap hari.

Manfaat Mempelajari Filsafat Berkebun Cooper

Secara umum, buku A Philosophy of Gardens, David E. Cooper mengajak kita untuk melihat kebun sebagai cerminan hubungan manusia dengan alam. Kebun mengajarkan kita tentang kolaborasi, etika, dan spiritualitas yang mendalam. Di tengah tantangan lingkungan dan sosial yang kita hadapi, kebun dapat menjadi alat penting untuk membangun kesadaran ekologis, memperkuat karakter manusia, dan memperbaiki kualitas lingkungan kita.

Pemikiran Cooper sangat relevan bagi masyarakat Indonesia, terutama di tengah krisis lingkungan dan urbanisasi yang pesat. Langkah kecil seperti menanam sayuran di halaman atau teras, memanfaatkan kompos, dan berpartisipasi dalam kebun komunitas sudah cukup untuk membuat perbedaan.

Melalui tindakan-tindakan sederhana ini, kita dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dengan alam dan memberikan kontribusi nyata untuk keberlanjutan dan ketahanan lingkungan di masa depan.

Baca juga: 4 Manfaat Berkebun di Desa Bagi Pelajar Kota

Penulis: Mary Christina

Admin: Fadhil Azzam

Keranjang Belanja