Donasi air bersih perlu dijadikan gerakan bersama supaya kehidupan warga pra-sejahtera tidak mengalami kesengsaraan.
Puluhan tahun warga Arcamanik Kecamatan Cimenyan sering kesulitan air bersih. Donasi dari dermawan datang. Setelah bersama-sama dalam pembangunan dan penggalangan dana, akhirnya satu toilet umum berhasil dibangun, juga saluran air bersih dari hutan bisa hadir ke kampung mereka.
Oman (50) bernafas lega, seperti melepas beban berat di punggungnya. Ketua RT 01 RW 04 Kampung Arcamanik, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, itu berdiri di depan jamban umum tiga pintu yang baru dibangun. Wajahnya tampak sumringah, senyum tersungging di bibirnya karena merasakan kehadiran air bersih yang telah lama dinanti.

“Alhamdulillah, akhirnya mengalir juga. Airnya bersih dan cukup melimpah. Warga tidak akan kesulitan air bersih lagi untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Oman, Minggu (21/2/2021). Ya, siang itu suara gemericik air yang ke luar dari keran di jamban umum, menjadi suara terindah bagi Oman dan warga lainnya. Seperti mengabarkan berakhirnya penantian akan air bersih. Air juga mengalir ke rumah-rumah yang membutuhkannya.
Sebagian warga di kampung tersebut selama ini memang hidup dengan sanitasi yang tidak layak. Sarana mandi cuci kakus seadanya dan jauh dari standar kesehatan. Air bersih untuk rumah tangga yang diperoleh dari bak penampungan seorang warga seringkali tidak mencukupi kebutuhan. Relawan Odesa Indonesia yang kukurusukan, menemukan persoalan ini dan segera mendalaminya.
Dalam musyawarah di kampung itu, diperoleh kesanggupan warga untuk bergotong-royong membangun jamban umum. Sementara lahan yang digunakan merupakan hibah dari keluarga Asep Amaludin (28). Dia merelakan sebagian tanahnya sekitar 18 meter persegi (3 x 6 meter) untuk dipakai kepentingan umum. Setelah adanya kesepakatan inilah, penggalangan dana pun dilakukan.
Toilet Baru di Kampung Kumuh Cimenyan Bandung
Memang, syarat penting untuk pembangunan jamban (toilet) umum adalah tersedianya lahan, yang pemiliknya meniatkan untuk digunakan bagi banyak orang. Di beberapa tempat ada permintaan untuk membangun jamban umum, namun tidak bisa dipenuhi karena ketiadaan lahan “gratis”. Tidak mungkin jika Odesa harus membeli lahan untuk setiap kali membangun sarana MCK komunal.
Pola seperti ini juga sebagai cara untuk menumbuhkan sikap untuk saling membantu dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. “Silakan saja sebagian lahan saya dipakai untuk kepentingan umum. Saya kira lahan dan rumah kami masih cukup. Lagi pula nanti kami sekeluarga akan ikut merasakan manfaatnya,” ujar Asep Amaludin.

Selang 3 kilometer
Dalam proses penggalangan dana itu, Odesa mendapat titipan dana CSR dari PT Telkom. Maka pembangunan pun dilangsungkan dan dalam waktu 12 hari jamban umum tersebut sudah terwujud. Bangunan tiga pintu itu cuku representatif. Menurut Oman, setidaknya ada 27 KK (91 jiwa) yang memanfaatkanya.
Pekerjaan berikutnya adalah mengalirkan air ke jamban umun. Sebenarnya sumber air di kawasan Cimenyan cukup berlimpah. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah menghadirkannya ke rumah-ruma warga. Jarak antara sumber air yang ada di hutan pinus dan perkampungan warga, kurang lebih 3 kilometer.
Tentu saja dibutuhkan biaya yang tidak murah, supaya warga dapat menikmati sebagian dari kekayaan alam di lingkungan mereka itu. Maka, disepakati akan dibentangkan selang dari sumber air ke bak penampungan di Kampung Arcamanik. Untuk keperluan ini, ada donasi datang dari sedekah jumat karyawan Bank Mandiri dari salahsatu Cabang di Jakarta.
Setelah pengerjaan selama 11 hari, akhirnya air pun menggelontor. Bening, sejuk dan alami. Jamban umum di Arcamanik merupakan jamban ke-30 yang dibangun Odesa Indonesia. Warga berjanji akan memelihara sarana tersebut dengan sungguh-sungguh. Jumlah penerima manfaat air ini lebih banyak ketimbang yang menggunakan jamban umum.
“Ada sekitar 86 KK atau 311 warga yang memanfaatkan air ini. Kami akan merawat bersama jamban umum dan aliran air ini. Untuk pemeliharaan, disepakati akan ada iuran sebesar Rp 10.000 per keluarga setiap bulan,” ujar Oman. Masih banyak warga yang membutuhkan sarana seperti ini. Mari berderma, jangan bosan.{Enton Supriyatna}
Komentar ditutup.