Corona : Mendengar Suara Rakyat di Pinggir Kota

MENDENGAR SUARA DARI BAWAH.
Supaya bantuan tepat sasaran dan benar-benar menolong yang membutuhkan. Harus sidak ke lapangan langsung di pinggiran Kota dari Cikutra Hingga Cibiru. Berbicara dengan mereka. Menyerap informasi dari beragam suara arus bawah.

  1. Pekerja harian ojeg pangkalan jalur desa. Biasa mengantar siswa sekolah, bakul dan warga petani. Kami mendapatkan informasi, rata-rata pendapatan normal harian Rp 60-70ribu. Sejak tanggal 12 maret mulai menurun dan sejak tanggal 19 maret hanya mendapatkan rata-rata 15.000 perhari (narik 1 atau 2 kali).

2) Pembantu rumah tangga pinggir kota juga pekerja warung nasibnya sama. Berhenti kerja sejak pertengahan maret. Biasanya mendapat upah 40 atau 50ribu saban hari dengan kerja 6 hari. Sekarang Total berhenti kerja.

Kecemasan melanda kapan bisa bekerja lagi? Ada yang bisa jawab?
Bantuan pemerintah? Ada yang sudah sampai. Sedikit. Ada yang sudah miskin dipastikan tidak masuk kategori. Otoritas untuk golongan miskin baru ada di RT/RW. Kebanyakan RT/RW belum peka keadilan untuk mengutamakan orang yang paling sengsara, masih sering mengutamakan keluarga atau saudara dekatnya.

Secara umum jenis bantuan yang utama jenis barang adalah beras (20kg) sangat menolong satu bulan. Uang tunai lebih baik daripada bahan makan instan supaya dagangan tetangganya jg laku. (Laporan lapangan Relawan Odesa Indonesia hari selasa, 7 April 2020).

1 komentar untuk “Corona : Mendengar Suara Rakyat di Pinggir Kota”

  1. Pingback: Community resilience Penting untuk Menjawab Krisis Ekonomi Corona – Odesa Indonesia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja