Banyan Tree Global Foundation bersama Yayasan Odesa Indonesia menjalankan program pertanian ramah lingkungan dan usaha peningkatan pangan bergizi bagi keluarga petani kecil.
Program kerjasama kedua lembaga ini mulai dijalankan pada bulan April 2023 dan akan berlangsung dalam masa kerja hingga bulan Desember 2023 mendatang.
Koordinator pelaksana program dari Yayasan Odesa Indonesia, Abdul Hamid mengatakan, pihak Banyan Tree berkontribusi pada pembiayaan.
Sedangkan Odesa Indonesia menjadi fasilitator pelaksanan di lapangan dengan memfasilitasi para petani kecil untuk mengambil peran perbaikan pertanian di ladang dan juga usaha pertanian tani pekarangan.
“Program ini mari kita jalankan sebaik mungkin. Kita sudah banyak belajar model-model pertanian baru yang telah kita lakukan sepanjang enam tahun dan sekarang ada lembaga dari jauh yang mengapresiasi langkah-langkah kita,” kata Abdul Hamid dalam acara Temu Petani Odesa yang kedua, Jumat 7 April 2023.
Pada pekan sebelumnya, senin, 3 April 2023, pertemuan serupa juga sudah dilakukan dengan rangkaian program sosialisasi pertanian, pelatihan kader penghijauan, pelatihan tani pekarangan, dan juga pembagian benih sayuran dan bibit agroforestry kepada ratusan petani.
Hamid menyampaikan kepada para petani, apa yang saat ini dilakukan dengan pihak Banyan Tree Global Foundation dari Kota Bintan Lagoi tersebut bertujuan untuk memperbaiki usaha tani di Kawasan Bandung Utara, terutama di Desa Cikadut.
“Program ini selain untuk tujuan konservasi dengan memperbanyak tanaman agroforestry, juga bermaksud memperbaiki gizi dan meningkatkan ekonomi,” kata Hamid.
Dari rangkaian program kerjasama tersebut ada beberapa target yang dituju. Pertama, memberikan pemahamanan kepada warga tentang misi penghijauan di lahan kritis.
Pada program ini para petani mendapatkan sumber bibit tiga jenis untuk komoditi pangan yang bagus, yakni kelor, pepaya dan jeruk dekopon.
Pada tahap pertama pelaksanaan bulan April 2023 ini, Odesa sudah mulai melaksanakan membibitkan 2.600 tiga jenis pohon (kelor, pepaya, jeruk dekopon).
Jumlah ini masih akan bertambah lebih banyak pada tahap kedua yang akan dilaksanakan pada akhir April 2023.
“Pada program ini, terdapat 226 petani yang terlibat,” kata Hamid.
Tepat sasaran berkelanjutan
Sementara itu, Pembina Yayasan Odesa Indonesia yang juga pendamping ekonomi petani, Basuki Suhardiman mengatakan, masalah kemiskinan memiliki kaitan yang erat dengan problem pangan dan krisis lingkungan.
Terdapat banyak fakta semakin sulitnya petani kecil yang kesulitan mengakses kecukupan sumber gizi disebabkan oleh masalah pangan.
Menurut Basuki, problem ekonomi petani tidak cukup hanya dengan subsidi bahan pangan.
Dengan pendampingan praktik pertanian ekologis seperti ini mereka akan lebih survive dan mendapatkan manfaat berkelanjutan.
“Banyak petani yang karena lahannya sudah mengalami kerusakan ditambah oleh perubahan iklim, mengakibatkan kemiskinan semakin akut.
Jadi kalau kita rutin dan semakin banyak menyebarkan bibit-bibit tanaman pangan yang tepat seperti yang selama ini kita lakukan, keadaan kita akan membaik,” kata Basuki.[]